Hasan POV
Hari ini aku berniat untuk mengembalikan buku Aisyah yang sudah lima hari ku simpan.
Aku berjalan menyusuri koridor menuju kelas Aisyah, kelas X IPA. Aku berhenti ketika melihat Aisyah duduk di depan kelasnya bersama beberapa temannya.
"Assalamualaikum" ucapku menghampiri Aisyah dan teman-temannya.
"Waalaikumsalam"
Aku tersenyum pada mereka semua. "Aisyah kan?" Tanyaku sambil menunjuk Aisyah.
Dia mengangguk, wajahnya terlihat bingung. "Kenapa kak?" Tanyanya.
"Aku mau bicara sebentar, bisa?"
"Bicara apa kak? Bisa kok" jawabnya ramah
"Tapi gak bisa disini, kita ke kantin aja. Yuk?" Ajakku.
Dia tak menjawab, beberapa temannya juga mengejeknya. Dan membuatnya tersenyum malu.
"Boleh kak" ucapnya malu-malu.
"Ayo. Eh, aku bawa Aisyah bentar ya" pamitku pada teman-temannya.
"Iya kak. Sekalian di bawa ke penghulu aja" canda salah satu temannya yang tidak ku ketahui namanya.
●●●
"Mau ngomong apa kak?" Tanya Aisyah to the point.
"Ini punya kamu kan?" Tanyaku sambil memperlihatkan buku kecil, yang memang miliknya.
Perkataanku berhasil membuat matanya membulat sempurna. Tapi seketika ekspresi nya berubah lagi.
"Iya. Kakak dapat dari mana?" Tanyanya
Aku tersenyum. "Waktu aku nabrak kamu di sini, terus kamu jatuhin bukunya" jawabku.
"Astaga, iya yah. Aku udah cari kemana-mana" jawabnya sambil mengambil buku itu
Tapi aku menjauhkan tanganku dari jangkauannya.
"Eh, gak segampang itu dong ambilnya" ucapku menaikkan sebelah alisku.
"Maksud kakak?" Tanyanya bingung.
"Ceritain kenapa kamu suka sama aku?" Tanyaku sambil tersenyum jahil.
Matanya kembali membulat, kali ini mukanya juga memerah. Lucu sekali ekspresinya.
"Kakak, kakak udah baca?" Tanyanya
Aku mengangguk. Dia berdiri dan memukul meja, agak keras. Aku kaget, kenapa dia marah?.
"Kakak gak seharusnya baca buku aku. Itu buku aku, privacy aku. Kakak gak berhak untuk baca buku aku." Ucapnya, matanya mulai berkaca-kaca.
Mampus. Bisa gawat kalau dia nangis disini, nanti orang-orang mikir kalau aku yang membuatnya nangis. Tapi, emang iya sih dia nangis karena aku. Ah, ngomong apa sih.
"Maaf, aku gak bermaksud mengganggu privacy kamu. Aku penasaran, jadi aku baca" jawabku yang juga ikut berdiri.
"Eng, enggak pa-pa kak. Aku minta maaf tadi ngebentak kakak. Maaf, aku pamit dulu" jawabnya sambil berjalan meninggalkan kantin.
Dan, bukunya di lupa lagi. Dia memang pelupa, cewek aneh. Aisyah sangat ekspresif, ekspresi nya bisa berubah dalam sejenak. Dan itu yang membuat aku suka.
●●●
Aisyah POV
Aku berjalan meninggalkan kantin, perasaanku bercampur aduk kayak nasi uduk depan sekolah yang dulu sering Zahra beli. Nasinya enak loh, aku paling suka pake sambel, uh pedas pedas gimana gitu. Lah kok sekarang bahas nasi uduk?
Oke. Kembali ke pembahasan semula. Perasaan ku campur aduk, di satu sisi aku malu karena Kak Hasan tau kalau aku suka sama dia. Disisi lain aku juga marah, karena dia mengganggu privacyku.
Dan disisi lainnya, aku senang dia mengajakku bicara, walaupun tadi aku kelepasan dan marah-marah di depannya.
Aku menghapus air mataku yang berhasil lolos. Dan segera mencuci muka. Setelah itu, aku kembali ke kelas. Untungnya kelas belum mulai.
"Ais, kak Hasan ngomong apa?" Tanya
"Dia mau ngembaliin buku pandaa--" Omonganku terputus ketika menyadari aku melupakan buku itu lagi.
"Astagaa.. Zahraa, aku lupa ambil bukunya lagi" ucapku menepuk jidatku dan segera berlari ke kantin, berharap kak Hasan masih ada disana.
●●●
"Nih bukunya" ucapnya saat aku sampai di kantin.
"He, makasih kak. Aku pa--"
"Aku mau ngomong, gak ada kata-kata pamit dulu" suaranya menginterupsi perkataanku.
Dengan senang hati dan keterpakasaan aku duduk di depannya.
"Mau ngomong apa kak?" Tanyaku
"Kamu beneran suka sama aku?"
Oh may gat. Pertanyaan Kak Hasan membuatku ingin lari ke saturnus sekarang.
Dia menaikkan sebelah alisnya. "Aku nunggu jawaban loh"
Aku mengangguk pelan, aku yakin saat ini wajahku sudah memerah karena menahan malu.
"Maaf kak" ucapku
"Kenapa minta maaf?" Tanyanya bingung
"Karena aku udah suka sama kakak. Seharusnya kan, aku gak gini" jawabku masih tertunduk.
"Gapapa. Malahan aku senang. Tapi maaf Aisyah, aku tidak tertarik dengan masalah percintaan. Jadi maaf kalau aku tidak bisa membalasnya. Aku mau fokus sama pembelajaranku" jelasnya panjang lebar.
"Ng.. eh iya kak. Gapapa" ucapku. "Aku harus pergi kak, nanti telat masuk kelas" lanjutku dan berlari pergi dari kantin.
●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Atas Sajadah
Spiritual[SELESAI] kisah cinta karena allah, di pertemukan karena allah, dipisahkan karena allah pula.