Hasan POV
Mungkin aku terlalu berharap, mungkin dia sudah tak memiliki perasaan apapun padaku lagi.
Aku memang bodoh, aku tidak mengungkapkan perasaanku, malahan aku membuatnya menjauh. Di hari terakhir disini, aku ingin jujur dengan perasaanku.
Tapi dia tidak ingin bertemu, harapanku hilang sudah, tak ada lagi Aisyah yang akan menulis di buku catatannya tentang diriku.
Tak ada lagi Aisyah yang memperhatikan ku. Sekarang aku akan pergi, pergi menjauh darinya.
●●●
Beberapa hari sebelum keberangkatan aku ke singapore aku dikejutkan lagi dengan berita yang duka.
Ya, aku menderita leukemia. Aku baru tau saat aku sering mimisan, dan demam tinggi.
Dan, disinilah aku sekarang, di salah satu rumah sakit ternama di jakarta. Aku harus di rawat inap, dan mungkin keberangkatan ku di tunda beberapa minggu.
"Hasan, makan dulu nak" ucap ibuku sambil menyuapi makanan ala rumah sakit.
"Enggak lapar mah" tolakku halus.
"Masih mikirin cewek kamu?"
"Hasan ga punya cewek mah. Udah deh, aku mau tidur"
"Gapunya? Yaudah, kamu jangan nyesel ya nanti"
Entah kenapa perkataan mama membuat harapan aku kembali lagi. Aku mengambil ponsel ku lalu mengirim pesan untuk Aisyah.
Hasan : Aisyah? Aku mau ketemu sama kamu, bisa?
Beberapa menit berlalu, tidak ada balasan dari Aisyah.
Aku masih menunggu, menunggu balasan pesan dari Aisyah. Akhirnya bunyi notifikasi terdengar tanda ada pesan masuk.
Aisyah : Maaf kak, aku disuruh aisyah balas pesan kakak. Katanya dia gak bisa ketemu kakak.
Hasan : Oh gitu ya, yaudah. Salam buat dia.
Harapanku runtuh lagi, pertahanan yang ku bangun tadi runtuh hanya karena satu pesan.
Dari pada galau begini, lebih baik aku tidur saja.
●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Atas Sajadah
Espiritual[SELESAI] kisah cinta karena allah, di pertemukan karena allah, dipisahkan karena allah pula.