TUJUH: Tembak?

27 1 1
                                        

Ini ceritanya langsung di skip karena kalau di ceritain detail kelamaan.
————

Tidak terasa hari ini adalah hari pembagian rapot. Semua orang tua pergi ke sekolah hanya untuk mengambil rapot.
"Ecaaa!" panggil Katra.
"Gimana rapot lo? Bagus? Gak? Ah pasti jelek jelek"ucap Katra sombong.
"Bagus tuh. Kata bunda bagus bagus" ucapku.
"Terus bundanya Eca mana?"tanya Katra.
"Udah puluang duluan" jawabku.
"Oh yaudah. Ca, ke cafe deket sekolah yuk? Mau gak?" ajak Katra.
"Ngapain?"tanyaku.
"Katanya rapot lo bagus. Gue traktir deh"jawab Katra.
"Nah gitu dong" ucapku.
"Giliran di traktir mau ikut oncom emang"

Sesampainya di cafe yang Katra bilang aku memesan ice cream kesukaanku sedangkan Katra memesan burger.
"Ca" panggil Katra.
"Hm?" ucapku sambil memakan ice cream milikku.
"Gue suka sama lo"
"Uhuk uhuk"seketika aku batuk karena perkataan Katra.
"Sorry ca gue kira reaksi lo datar" ucap Katra sambil memberiku tisu.
"Lo tuh ya kalau mau nembak orang jangan tiba tiba gitu dong!" protesku.
"Ya.. Sorry ca gue kira itu momen yang bagus hehe. Terus? Lo suka gue gak?" tanya Katra.
"Enggak" jawabku singkat.
"Tapi ca, kata anak anak sekelas lo suka sama gue dari kelas X"
"Hah? Tau apa anak anak soal perasaan gue" ucapku sedikit emosi.
"Ya jangan marah ca" ucap Katra sedikit takut.
"Gue gak marah" ucapku sambil melahap ice cream ku.
"Lo ngomong jujur aja sekarang"ucap Katra.
"Jujur soal apa?"tanyaku.
"Soal perasaan lo ca. Biar gue bisa tau dari orangnya langsung bukan dari kata anak anak"ucap Katra panjang lebar.

Aish, sebenarnya saat Katra bilang dia suka. Mulutku ingin sekali bilang kalau aku juga suka. Tapi, aku belum berani.

"Iya, gue emang su..suka sama lo"ucapku tertunduk.
"Tuh kan bener. Yaudah pacaran yuk sama gue?"ucap Katra.
"Tapi, gue takut tra. Kalo lo ninggalin gue. Kan kita bakalan punya adek kelas baru. Gue takut lo nanti berpaling"ucapku memberanikan diri.
"Tenang aja ca, gue bakalan setia sama lo kok. You are the one and only"ucap Katra tersenyum.
"Yaudah. Iya gue rela jadi cewek nya Katra"ucapku tersenyum.
"Beneran?? Oke sekerang gue bebas manggil lo sayang hahaha. Dan lo gaboleh marah. Oke sayang?"ucap Katra.
"Gausa manggil sayang bisa gak tra. Gue agak gimana gitu"ucapku.
"Iya ca"

Rasanya aku ingin pergi ke alam bebas dan teriak bahwa AKU MENJADI PACARNYA KATRAAAA!!!! Agar senua dunia tau.

Incoming call from Marco
"Heh?! Jadian kan sama Katra?!! Ngaku gak"
"Tau dari mana?"
"Katra yang cerita sendiri"
"Lo stupid atau gimana sih? Kalau Katra yang cerita sendiri ngapain lo nanya lagi ke gue"
"Yaa siapa tau dia ngaku ngaku"
"Oh"
"Yaudah masuk sekolah gue tagih pajak ke kalian berdua"
TUT
Aku mematikan telepon dari Marco. Selang beberapa detik kemudian Katra menelponku.
"Halo beb"
"Paan si tra"
"Inget, dah jadian kita"
"Oh iya lupa"
"Lupa lupa, sama pacar sendiri lupa. Hmm ca aku mau liburan ke daerah Medan gitu sama papa"
"Sejak kapan lo bisa ngomong aku?"
"Biar kaya orang pacaran beneran ca manggilnya aku kamu. Emang kelamaan jomblo sih lo"
"Enak aja. Yaudah mulai sekarang manggilnya aku kamu nih?"
"Iya sayang"
"Ewh. Eh tadi lo eh maksud aku kamu mau ke Medan?"
"Iya , katanya mau silaturahmi sama saudara papa"
"Oh yaudah hati hati ya"
"Iya. Kamu? Liburan mau kemana?"
"Gatau. Bunda katanya ngajak ke Bali"
"Oh gitu. Oke deh yaudah aku mau siap siap dulu 5 hari lagi mau berangkat"
"Kan masih lama"
"Biar barang barang nya gak kelupaan"
"Iyadeh"
"Yaudah udah dulu ya"
"Iya"

Rasanya aneh yang tadinya aku selalu memanggil Katra gue elo jadi aku kamu. Rasanya menggelikan hahaha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku dan KauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang