BAB IV

149 7 3
                                    

Carla dan Carlos memasuki rumah mereka --yang lebih tepatnya rumah Rachel-- dengan santai. Saat mereka masuk ke dalam rumah, para pembantu yang ada di sana langsung menyambut mereka dengan hormat.

"Siang, Bi Shinta" sapa Carla pada salah satu pembantu yang ada di sana.

"Siang juga, Non Retha. Gimana sekolahnya?" balas bi Shinta dengan ramah.

"Hmm..." Carla tampak berpikir. Beberapa detik kemudian ia memasang wajah masamnya, "Ngeselin! tadi tuh ya bi, ada anak songong yang ngaku-ngaku kalau dia itu anak pemilik sekolah, padahalkan Retha gak tanya dia siapa" curhat Carla.

Bi Shinta tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sudah tahu bagaimana sifat Carla, jadi ia dapat memakluminya.
"Wah pasti ngeselin banget ya, Non" ucap bi Shinta.

"Hu'um! ditambah lagi, pas jam terakhir temen Retha ada yang kena bull--" belum selesai Carla menyelasaikan kalimatnya, Carlos sudah menyambar terlebih dahulu.

"Hah? temen lo ada yang kena bully? Rissa ya? kok bisa tuh anak kena bully? apa perlu gue datang ke kelas lo setiap saat Dek biar gue bisa jadi pahlawannya Rissa?" cerocos Carlos.

"Iiihh! Bang Leo! bisa gak satu hari aja gak ganggu percakapan Retha sama Bi Shinta?" omel Carla sambil memukul-mukuli pundak kakaknya.

"Adaw! sakit, Reth! iya dah iya, bang Leo minta maaf!" pekik Leo heboh karena merasa kesakitan.

Bi Shinta yang melihat kelakuan kakak beradik itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, seolah sudah terbiasa dengan pemandangan yang dilihatnya.

[Note]:
Bi Shinta adalah salah satu dari 20 pembantu yang dipekerjakan oleh Rachel. Di antara 20 pembantu yang lainnya, bi Shinta-lah yang paling akrab dengan Carla dan Carlos. Dia bahkan mengetahui asal usul Carla dan Carlos. Berbeda dengan pembantu yang lainnya yang hanya mengetahui kalau Carla dan Carlos dulu adalah seorang pembunuh bayaran.

"Pergi dari hadapan Retha!" bentak Carla yang mulai jengkel.

"Yah yah... ngambek deh... Retha-nya abang Leo yang paling unyu-unyu, jangan ngambek dong..." goda Carlos tapi diabaikan begitu saja oleh Carla.

"Bi Shinta! bikinin Retha susu dong" pinta Carla pada bi Shinta dengan manja-nya.

"Oke. Mau susu rasa apa, Non?" tanya bi Shinta.

"Coklat!" jawab Carla dengan semangat.

Bi Shinta tersenyum, setelah itu ia pergi ke dapur dan membuat minuman yang diinginkan oleh Carla. Sementara Carlos yang sedari tadi memperhatikan hanya merengut kesal.

"Dek, kenapa sih lo kayaknya pengen deket-deket sama bi Shinta mulu?" tanya Carlos.

Carla menatap kakaknya selama beberapa detik, setelah melakukan itu ia memutar kedua bola matanya dengan malas.
"Gak ada pertanyaan lain apa? setiap hari pertanyaannya itu mulu" balas Carla cuek.

Yups, bukan hanya sekali Carlos menanyakan pertanyaan tersebut. Pernah sekali Carla menjawab, tapi sepertinya jawaban yang diberikan oleh Carla tidak cukup bagi Carlos.

"Ah elah... cuman nanya doang gitu amat sih dek" gerutu Carlos.

Carla memilih untuk mengabaikan Carlos. Ia berjalan menuju meja makan, lalu duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Ia menunggu minuman kesukaannya yang sedang dibuat oleh Bi Shinta .

Beberapa menit telah berlalu dan Bi Shinta pun telah selesai membuat susu coklat yang diinginkan Carla.
"Ini Non, susunya" ucapnya sambil menaruh segelas susu coklat di atas meja.

[1] ACTION: [The Angel Of The Death] - VERY SLOW UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang