Chapter 5: Realize

7.5K 731 231
                                    

Hai semua!! Terima kasih untuk vote dan comment di chapter sebelumnya. Ternyata semuanya nggak setuju kalau aku buat ff ini sad ending. Baiklah, akan aku pertimbangkan. Dan untuk sekarang, ini chapter 5nya. Selamat membaca^^


***********

Hari sudah malam. Jarum jam mulai menunjukkan pukul 9, saatnya bagi anak-anak panti untuk tidur. Dengan arahan dari Hermione dan Mrs. Allen, mereka semua menuju ke kamarnya masing-masing.

"Draco.. Maukah kau membacakan kami dongeng sebelum tidur?" tanya Katie kepada Draco saat Draco mengantarkan Katie dan teman-teman sebayanya ke kamar mereka. Draco tersenyum lalu mengangguk. Katie pun memberikan sebuah buku dongeng berjudul Cinderella.

Draco melihat cover dari buku itu. Terdapat wanita cantik bergaun biru dan seorang pangeran tampan yang tengah menunggangi kuda dibelakangnya, "Buku apa ini?" tanya Draco pada Katie.

"Itu buku dongeng tentang Cinderella. Dia adalah seorang putri yang sangat baik hati. Namun dia memiliki Ibu dan Kakak tiri yang jahat." Jelas Katie. Draco pun hanya mengangguk lalu mulai membacakan isi dari buku itu. Kata demi kata mulai dibacakan Draco. Sampai pada kata terakhir, seluruh anak-anak di kamar ini sudah tidur, kecuali Katie.

"Katie. Kenapa kau belum tidur? Aku sudah selesai membacakan cerita ini untukmu." Tanya Draco sambil mengelus rambut merah Katie. Katie hanya diam dan tidak berekspresi terhadap pertanyaan Draco.

"Draco.. Apakah kau mempunyai orang tua?" tanya Katie yang akhirnya mengeluarkan suara lucunya. Draco sedikit tersenyum mendengar pertanyaan Katie, namun kembali melunturkan senyuman itu saat melihat air mata Katie jatuh dan mengalir di pipi bulatnya.

"Hei.. Ada apa? Kenapa kau menangis?" tanya Draco yang mulai menyeka air mata Katie lalu mengecup keningnya. "Aku rindu orang tuaku, Draco" seru Katie yang mulai mengeluarkan suara seraknya. Draco tidak tahu apa yang harus diperbuatnya, maka dia pun memeluk Katie.

"Kau pernah melihat mereka sebelumnya?" tanya Draco yang dibalas gelengan oleh Katie. "Aku ingin memiliki orang tua, Draco." tambah Katie yang berhasil membuat air mata Draco jatuh. Demi Merlin! Draco Malfoy menangis. Dia tidak tahu seperti apa rasanya tidak memiliki orang tua. Dan dia juga tidak tahu bagaimana hidup di panti asuhan. Namun, dia tidak mau Katie menangis karena hal ini.

"Katie. Dengarkan aku." seru Draco yang melepas pelukannya dan menatap wajah Katie yang sudah basah karena air matanya. Draco menyeka air mata di pipi Katie lagi, "Kau tidak perlu khawatir. Kau anak yang baik, Katie. Aku yakin pasti akan ada orang tua yang datang untuk menjemputmu. Siapapun itu, mereka pasti akan menyayangimu dan menganggapmu sebagai anak mereka sendiri." Terang Draco.

"Bagaimana jika aku belum juga mendapatkan orang tua, Draco? Aku sangat menginginkan mereka." tanya Katie. Draco lagi-lagi meneteskan air matanya. Dengan segera dia pun memeluk Katie lagi dengan bibir yang terus menyentuh puncak kepala Katie. "Aku berjanji, kau akan mendapatkan orang tua. Aku berjanji padamu, Katie." Ujar Draco yang berusaha menenangkan Katie yang sudah menangis sesegukan.

"Sekarang kau harus tidur, Katie. Anak baik tidak boleh tidur larut malam." Ujar Draco yang kembali menyeka air mata Katie. Katie hanya mengangguk lalu mulai berbaring diatas ranjangnya. Draco membantu memasangkan selimut untuknya dan kemudian mengecup kening Katie lagi.

"Selamat malam, Katie." Bisik Draco seraya mematikan lampu kecil disamping tempat tidur Katie. "Selamat malam, Draco." Draco pun tersenyum lalu berbalik bermaksud untuk keluar. Namun tangan Katie menggenggamnya.

"Kau akan kembali lagi nanti, kan?" tanya Katie. Draco pun tersenyum, "Aku akan kembali lagi secepatnya." Balas Draco. Katie pun tersenyum lalu mulai memejamkan matanya. Draco yang melihatnya ikut tersenyum. Orang tua mana yang tega meninggalkan malaikat berambut merah secantik ini?

My GrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang