Eps 7

39 2 0
                                    

Dimas pun hanya mengangguk kemudian duduk di sofa depan tv diikuti oleh Melati yang duduk di sampingnya. Seketika suasana hening yang terdengar hanya suara mainan yang dimainkan oleh Anin, tiba-tiba bel rumah Dimas pun berbunyi segera ia beranjak dari duduknya dan membukakan pintunya

"adi??" Dimas heran ada apa gerangan Adi kerumahnya.

"hehe hai mas" hanya kekehan gak jelas yang Adi lontarkan setelah pintunya di buka oleh Dimas

"ngapain lu kemari?"

"mau ketemu Anin hehe" Adi menggaruk kepala belakangya yang tak gatal itu

"hadeehhh -_- (mengusap wajah kasar) yaudah masuk masuk" Dimas mempersilahkan Adi masuk dan duduk di ruang tamu, sedangkan Dimas memanggil adiknya itu di ruang keluarga. Tak lama kemudian Anin datang menghampiri Adi di ruang tamu

"loh kak Adi? Tumben kesini sendiri? Ada apa?" Tanya Anin penuh kebigungan, seperti yang Anin ketahui kalau teman kakaknya ini kalau kerumah gak pernah sendirian selalu ramai-ramai kali ini malah seorang diri

"pengen ketemu kamu nin, kangen hehe" ucap Adi terkekeh gak jelas sambil menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal

"oh kan bisa bilang ntar kita ketemuan aja di luar"

"kan aku gak punya kontak kamu nin" ucap Adi dengan wajah datarnya

"oh iya Anin lupa hehe" sambil menepuk jidatnya sendiri

Setelah lama ia bercakap-cakap akhirnya Adi memutuskan untuk mengajak Anin jalan-jalan keluar berdua, dan itu disetujui oleh Anin tapi tidak oleh kakaknya

Di ruang keluarga..

"kak plis ya Anin boleh jalan-jalan sama kak Adi?" ucap Anin memohon sambil glendotan di tangan kakanya

"mau kemana sih lagian? Udah mau sore lho ini dek"

"sebentar kak, yayaya?" Anin pun langsung memasang wajah lucunya sebagai senjata ampuhnya

"aduuhh jangan masang muka kyk gitu kek dek (menagkup wajah Anin) iya tapi sebentar ya sebelum adzan maghrib udah pulang lho"

"yeeaayyy siap bos, makasih kak.. muah" ucap Anin kegirangan sambil mencium pipi kakanya itu lalu berjalan keruang tamu menghampiri Adi, dan tanpa Anin sadari dari tadi Dimas mengikutinya dari belakang

"awas lu kalo lu apa-apain ade gua.. bogem nih" ucap Dimas mengepal kedua tangannya dan memajukan kemuka Adi

"siap abang ipar haha"

"abang ipar? Emang udah gua restuin lu bedua.. Anin gak boleh pacaran masih kecil!"

"ish kakak!" Anin yang mendengar itu langsung mencubit lengan kakaknya

"yaudah bang ipar kita pamit dulu ya.. dadaahh" ucap Adi mencium punggung tangan Dimas diikuti oleh Anin lalu ngacir keluar, Dimas pun hanya geleng-geleng kepala dan masuk kembali menuju ruang keluarga.

Hari sudah semakin sore, cuaca sudah gelap namun Anin belum kunjung datang, padahal janjinya sebelum adzan maghrib sudah pulang tetapi adzan maghrib sudah berkumandang dari tadi adiknya belum kunjung datang, Melati sudah pulang dari beberapa jam yang lalu, Dimas pun mulai mengkhawatirkan adiknya, ia mencoba menelpon, SMS, namun tak diangkat dan gak di balas juga, Dimas mulai mondar-mandir sana sini di depan rumahnya menunggu kepulangan adik bungsunya itu. Setelah lama ia mundar-mandir terlihat sebuah sepeda motor terhenti di depan rumahnya langsung saja ia hampiri ke gerbang rumahnya

"heh! Lu bawa kemana ade gua, jam segini baru pulang?!" ucap Dimas memarahi Adi yang baru sampe di depan rumahnya

"ish kakak orang baru sampe, udah di marahin aja" ucap Anin cemberut

Kataomoi, Finally (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang