Eps SPESIAL (END)

209 3 0
                                    


"Ve maafkan aku Ve, sebenarnya aku cinta sama kamu, aku ngelakuin ini karna permintaan Kinal yang terakhir, karna ia mengidap kanker stadium 3, aku gak mau membuat sisa hidup Kinal gak bahagia, sekali lagi maafin aku Ve" batin Marcel saat melihat Ve sudah mulai menjauh darinya, tanpa ia sadari air mata Marcel jatuh begitu saja.

Di tempat lain..

"woi mas, ngapain kamu disini?" Tanya seseorang yang tiba-tiba mengagetkan Dimas dari lamunanya dan langsung duduk di sebelahnya

"eh lu me, lagi diem aja sih hehe" ucap Dimas terkekeh sambil menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal itu. Ya orang itu adalah Melati sahabat sekaligus adik Dimas, saat ini mereka berada di taman belakang kampus, Dimas tengah memikirkan kejadian barusan yang menimpa dia bahwa Ve masih belum percaya akan apa yang ia beritahu.

"gimana udah kamu kasih tauin sih Ve? (Dimas mengangguk) terus terus berhasil? (Dimas menggeleng) loh kenapa?"

"Ve masih gak percaya me sama gue (Dimas menunduk) mungkin karna dia terlalu sayang kali ya sama Marcel". Melati pun dengan inisiatif langsung memeluk Dimas dari samping menenangkan sahabatnya itu, memberi kekuatan kepadanya

"(mengelus punggung Dimas) sabar ya mas nanti ada saatnya Ve akan tau yang sebenarnya"

"iya Me smoga aja ya" kemudian hening yang terdengar hanya suara jangkrik, Melati masih memeluk erat Dimas dari samping, ia merasakan apa yang Dimas rasakan saat ini, mencintai seseorang yang tidak mencintai dirinya, sama seperti halnya kisah cinta Melati yang ia mencintai Dimas namun Dimas menyayangi Melati sebagai seorang adik tidak lebih. *hhmm mungkin karma kamu mas haha*

"Dimas!" teriak seseorang dari arah belakang mereka, membuat keduanya sontak kaget lalu keduanya melihat ke arah sumber suara, Melati melepaskan pelukannya terlebih dahulu, Dimas pun langsung berjalan menghampiri orang itu, Melati masih tetap berada di bangku taman itu hanya melihat dari jarak jauh

"Ve? Ada apa?"

BUUGGHH

Ve pun langsung menumbrukan tubuhnya ke tubuh Dimas memeluk Dimas sangat erat membuat Melati kaget melihat kejadian itu begitu pun Dimas ia hanya melototkan matanya tak percaya, dengan isak tangis yang di buat Ve membuat Dimas terlihat kebingungan dan penuh pertanyaan di dalam otaknya, ada apa gerangan dengan bidadarinya ini.

"ka-kamu kenapa Ve?" ucapan Dimas pun terbata-bata karna saat ini detak jantungnya sedang tidak bekerja seperti biasanya, saat ini jantung Dimas begitu berdebar, seperti ada yang bermain marcing band di dalamnya, dengan hati-hati ia membalas pelukan Ve lalu mengusap kepala belakang Ve

"maafin aku mas maafin aku hiks.. hiks... " ucap Ve menangis dalam dekapan Dimas

"gak ada yang salah Ve, kenapa kamu minta maaf?"

" aku salah Dimas, aku udah salah menilai kamu, aku udah nyia-nyiain ketulusan cinta kamu, aku lebih memilih...(melepas pelukan dan menutup mulut Ve dengan jarinya) sssttt udah ya, disini tuh gak ada yang salah, kamu gak salah sama sekali Ve, aku udah maafin kamu sebelum kamu meminta maaf (memberi senyuman termanisnya)" Ve pun kembali memeluk erat Dimas kali ini sangat erat membuat Dimas tersenyum mendapat perlakuan seperti itu dari wanita yang ia sukai.

Melati? Yup tentu saja sakit melihat cowok yang ia suka sedang berpelukan di hadapannya dengan sahabatnya sendiri, tapi perasaan itu ia tepis karna ia sekarang menganggap Dimas hanyalah seorang kakak gak lebih, kalau pun lebih ia rasa itu tidak mungkin karna Dimas hanya menganggap dirinya seorang adik. Sekarang ini Melati hanya tersenyum bahagia melihat kakak angkatnya itu bisa tersenyum lagi.

Dimas pun melepas pelukan Ve dan menyuruh Ve duduk di bangku taman itu yang sudah ada Melati disana.

"cie udah baikan nih ceritanya? Cie" goda Melati menyenggol lengan kiri Ve dengan menaik-turunkan alisnya

Kataomoi, Finally (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang