Masa Lalu

73 6 0
                                    

Pembaca nya makin sedikit, apalagi raters nyaa, jadi sedih sedih gitu :( Tolong rate juga yaa biar gue seneng, kan kalo bikin orang seneng dapet pahala kan. Pahalanya buat kalian juga deeh
Yaudah intinya baca dan rate yaa Makasih :)

Yg diatas fotonya Safia Yuniar Agatha


Siapa sangka jika setelah upacara bendera di pagi senin yang sedari tadi sudah disinari oleh panasnya cahaya matahari, Pak Rino selaku Kepala Sekolah di sekolahku akan datang dan tentunya berpidato panjang lebar tanpa ada yang memperhatikan. Ya mungkin ada, tapi aku yakin hanya 10-15 persen yang memperhatikan dan mendengarkan.

"Hanya saja kependidikan di lingkungan sekolah kita----------" and bla bla bla"
Gaya bicara Pak Rino sudah dapat dibilang sebagai ciri khas seorang Kepala Sekolah, bertolak pinggang saat sedang berpidato.

"Eh, ni orang mau pidato apa kasih pemberitahuan gempa aceh si!"
Bagaimana Fakhri tidak mengeluh, bahkan kami semua mengeluh akan hal itu.

Dijemur dibawah teriknya matahari selama 2 jam! Baiklah sekarang sudah lewat dari 2 jam.

Tak lepas dari lamunan ku sedari  Pak Rino berpidato tak jelas, aku sempat mendapatkan hal mengejutkan yang membuat mata ku membulat dan menyeringai tanpa sebab yang pasti.

Kulihat dari sekitarnya jarak 5 meter dari tempat ku duduk dibarisan kelas XI-5, seorang cewek berkulit putih berambut hitam dan berbadan seksi, ralat deh, berbadan kurus lebih tepatnya sedang mengelus pipi seorang cowok berbadan tinggi, berambut coklat bermata indah yang tak lain tak bukan adalah.. Arsyad!
Tapi, kenapa Arsyad diam saja saat dirinya saat ini sedang diusik oleh seorang Raisa?

^^^

"Maaf, saya gk suka dengan apa yang baru saja kamu lakukan pada saya"
Sambil membuang lembut tangan Raisa yang memegang pipinya, Arsyad berdiri kemudian berpindah tempat untuk menghindari hal yang tak dia sukai.

"Arsyaaaaaad, ko kamu malah ngejauh si! Aku duduk disini yaaa, yaudah maaf kalo kamu tadi gk suka pipinya aku pegang"

Disusul oleh Raisa yang
kemudian langsung ikut duduk dan menyamai posisi duduk Arsyad. Tetapi Arsyad hanya membalas dengan senyuman tipis tapi indah ciri khasnya.

"Lama banget ya syad, Pak Rino gatau apa kalo disini anak anaknya udah pada gakuat, padahal banyak juga yang pingsan tapi dia terus aja pidatonya, kan jahat banget ya syad"

Dengan banyak bicaranya Raisa, hanya dibalas oleh anggukan pelan oleh Arsyad yang lagi fokus mendengar pidato Pak Rino.

"Arsyad iiih, dengerin dong kalo aku lagi ngomong"

"Iyaa saya denger kamu ko, tapi saya juga mau dengerin Pak Rino, kasian kan dia ngomong panjang lebar muridnya asik sendiri"
Masih dengan posisi yang sama dan tatapan yang sama yaitu mengarah ke Pak Rino, meski lawan bicara nya saat ini berada disebelah kirinya.

"Iyaiya Arsyaaaad"
Dengan logat 'alay' nya, Raisa memanjangkan nama Arsyad.

^^^

'Dasar cewek kecentilan'
"Huh"
Aku hanya dapat memutar bola mata ku setelah melihat tingkah Raisa yang menurut ku sangat tak lazim, Arsyad sudah menjauh tapi dia tetap mengikutinya. Menurut ku itu murahan.
Tapi aku berfikir lagi, karna tak hanya dia yang akan melakukan hal itu, karna fans Arsyad yang sangat banyak juga akan melakukan hal yang sama bila posisinya ada di Raisa. Lupakan lah.

Aku masih melamun walau kini pandangan ku mengarah ke Pak Rino yang masih terus mengeluarkan pidatonya.

"Hanya itu yang bisa bapak sampaikan hari ini, bapak mengharap kan siswa siswi di sekolah ini terus mengembangkan bakatnya dalam bidang apapun itu, bapak akhiri dengan wassalamualaikum wrwb"

My Impossible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang