Karena OSIS

53 9 0
                                    

Jika air itu terus mengalir ke wadahnya, disini aku membeku.

()()()()()

"Satu tambah satu sama dengan dua, dua tambah dua sama dengan empat, empat tambah empat sama dengan....... berapa hayo doo"

Siang ini membosankan. Untung saja ada Fakhri, emang iya dia sangat menyebalkan tapi itulah yang membuatnya jadi istimewa, tapi bukan bagiku, bagi orang tuanya mungkin . Abaikan :)

"Bisa diem gak sih?! Kamu mending diem daripada ganggu aku yang lagi fokus______"

"Deketin Marsya........"

"Eh mulut kamu dijaga ya! Siapa juga yang lagi deketin dia? Ha!!! Ril, saf, kalian ajak Fakhri keluar kek! Hari ini aku lagi bener bener males, gak mood, oke"

'Pliss aku lagi gak mood banget!'
Dalam hati Aldo

Entah apa yang sedang dipikirkan dan dialami sama Aldo, dari pagi kerjaannya ngomel terus. Apa dia lagi PMS? Mungkin aja si wkwk, bercanda do, dari pagi kerjaannya cuma baca buku walau lagi jamkos, gak asik!.

Oh iya, Marsya adalah anak kelas sebelah yang tiap hari ke kelas ku cuma buat ketemu sama Aldo and say :

"Hai Aldo, selamat pagi, apa kabarnya?"

Aku tau karna dia ngomong itu tiap hari kecuali saat dia gk masuk dan Aldo gk masuk.

"Weedeeeh slow bang slow, aku juga udah bete di kelas, saf, ril, keluar kek yuk"
Jika saat ini Fakhri duduk dengan Aldo, mungkin dia sudah habis sama Aldo, mulutnya Fakhri memang macam macan yang lagi mencari kekasihnya, dan memang kenyataannya begitu. Fakhri itu lagi cari cewek untuk dideketin, tapi cewe nya pada kabur, takut dimakan katanya. Karna hari ini aku duduk sama Aldo, dan Syeril duduk sama Fakhri, jadi Fakhri agak aman wkwk.

"Aku didalem aja ya, lagi mager banget deh serius" memang bukan waktunya aku keluar, maksud ku, saat ini aku juga lagi badmood banget, gatau si kenapa tapi pokonya kaki ini serasa terpaku untuk menuju keluar dari kelas, lebih tepatnya ruang penyiksaan batin pemerintah dan tuntutan orangtua untuk anak SMA. Inilah takdir seorang murid.

"Permisi, saya mau cari murid kelas ini yang namanya Safia"
Omaygad, itu kan Arsyad, kenapa dia disini, dan..... namaku yang dipanggil? Tapi kenapa?
Dalam hati Safia

"Safia mana? Safia ada dua, yang cantik sama yang buluk noh yang lagi mojok"
Apa harus Fakhri mengejek Safia Dianti? Maksud ku, apa aku harus disamakan sama dia?
Safia yang satu lagi adalah anak kutu buku, memang dia suka dikatain si buluk sama Fakhri, karna memang kulitnya yang gelap, dan dia juga berkaca mata.
Baiklah gk baik ngomongin orang, maksudnya gak guna ngomongin dia hehe.

"Hah? Hehe yang namanya Safia Agatha yang mana?"

"Oooh Safia yang cantik toh, ni Safia"
Saat itu aku masih duduk tak percaya disamping Aldo, dan Aldo hanya dapat menatap ekspresi wajahku aku juga menatap si Aldo keheranan dengan yang baru saja terjadi.
"Dicariin saf, sama cogan tuh"
Nada Aldo bicara sangat dingin, apalagi ditambah suaranya yang berat. Jujur saja, aku merasa aneh.

"Nyari aku?" Seketika aku langsung melengah ke arah Arsyad dengan wajah kebingungan.

"Iya, kamu ikut saya sebentar bisa?"
Dia bicara denganku sambil tersenyum, sangat maniiiis, hanya saja dia memang ramah pada semua orang, gausah kepedean deh saf.
Dia masih berdiri di depan pintu, dan menunggu jawaban ku.

"Iya bisa ko"
Aku langsung keluar kelas menemuinya, dia langsung memegang tangan ku dan membawa ku entah kemana, apa ini? Seorang Arsyad sekarang sedang memegang tangan ku?

^^

"Hai Arsyad...... siapa nih?"
Aku kenal sama cewe ini, dia Raisa, cewe famous yang sering jadi trending topik karna kecantikannya. Dia itu anak orang kaya yang suka buang buang uang ke mall, memamerkan harta kekayaan yang jelas jelas bukan miliknya, tetapi milik orang tuanya.

"Eh, iya hai, engga... dia dipanggil sama Bu Rina melalui saya"

"Oooh cuma dipanggil ya sama Bu Rina, tapi ko.... pegangan gitu yaaa, cewenya juga diem aja tuh dipegang, kesenengan yaa!!."
Apa yang dia bicarakan! Nada bicaranya yang sok kegayaan sok lembut tapi nyelekit. Itu yang gk disuka kebanyakan orang dari Raisa, mulutnya yang suka blak blakan.

"Permisi ya, saya mau ke ruang guru"

Arsyad tidak memperdulikan Raisa walau sempat menyimak apa yang dikatakan oleh Raisa, apalagi dia tidak melepaskan genggamanya meski sudah disindir oleh Raisa, sungguh.

Aku hanya dapat diam dan mengikuti setiap langkah Arsyad menuju ruang guru. Aku sempat melamun untuk beberapa saat, sampai akhirnya posisi kami sekarang berada didepan ruang guru.

"Ayo masuk saf, Bu Rina ada didalem"
Dia membukakan pintu untukku, dan aku masuk diiringi oleh Arsyad dibelakang menuju meja Bu Rina.

"Permisi bu, ini Safia Agatha bu, dari kelas XI-5"

"Naah Safia sudah datang, silahkan duduk dulu"
Bu Rina yang saat aku dan Arsyad datang sedang menilai buku siswa siswi berhenti dan langsung membereskan bukunya.

"Kalau begitu saya permisi dulu ya bu"

"Loh syad, kamu disini aja dulu ya, ibu juga mau bicara sama kamu, sana kamu duduk disamping Safia"

"Oh, baik bu"
Arsyad duduk disampingku sambil agak menjauhkan bangkunya yang saling berdekatan dengan bangku yang saat ini kududuki.

"Baiklah, Assalamualaikum Safia, Arsyad, ibu kan guru kesiswaan yaaa, jadi ibu mau Safia masuk dalam organisasi OSIS"

"Apa bu? Tapi kenapa bu?"

"Kamu ini anak yang cerdas kan? Hanya saja ibu tertarik sama kamu untuk masuk organisasi OSIS agar lebih baik. Kamu mau ya"
Entah apa yang membuat Bu Rina berkata jika aku anak cerdas? Tapi aku tak merasa jika diriku cerdas.

"Hmmmm, yaudah bu, insya allah bu"

"Baiklah, terima kasih nak. Kamu Arsyad"

"Iya bu?"

"Ibu harap kamu mampu menjadi pendamping Safia, maksud nya, ibu juga ingin kamu masuk dalam organisasi OSIS juga"

"Loh, ibu sebelumnya belum pernah bicarakan ini dengan saya"

"Iyaaa. Ibu cuma lupa aja mau bilang ini sama kamu syad, kamu bersedia kan?"

"Hmmmm, yaudah bu insya allah"

Aku masih tidak mengerti apa yang membuat Bu Rina merekrutku untuk masuk organisasi OSIS. Tapi yang kupikirkan saat ini adalah, saat ini aku mempunyai hubungan dengan Arsyad dalam OSIS.
Jika kalian perhatikan, Bu Rina adalah sosok guru yang sangat asik, baik, dan pantas menjadi panutan para siswanya.

Jika kalian pikir aku sangat senang, YAAAAA aku sangat sangat senang. Namun aku tidak akan berharap pada yang tak pasti, maksudku, aku tak akan berharap menjadi teman baiknya.

Stay read for comment and vommed . Setelah part ini, akan ada beberapa tambahan cerita yang seru.

Hari ini langsung bikin 2 part, lagi seneng aja soalnya. Hehe

My Impossible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang