Sound (4)

849 42 1
                                    

"8 tahun ternyata cepat ya" kata Sakura memulai pembicaraan. Aku mengangguk dan tersenyum pada nya.

"Bagi ku sekarang, Sasuke dan Sarada adalah kebahagiaanku. Terkadang jika aku terpuruk seperti dulu, Sasuke akan ada disisi ku dan membantu ku menghadapi nya. Kamu juga membutuhkan hal seperti itu, jangan terus melihat kebelakang. Apa kamu tidak mau segera menikah?"

"Aku masih belum punya rencana tentang itu." Kata ku tersenyum.

--
Beberapa hari ini, aku tidak berbicara dengan Sakura. Dia menghindari aku dan Naruto. Aku tidak tau harus membantu dengan cara apa.

"Naruto, apa kamu tidak sakit hati?" Tanya ku pada nya. Dia mengelus rambutku dan tersenyum. Aku bingung, kenapa dia masih bisa seperti itu di saat pacar nya malah bermain dengan cowok lain.

"Seharusnya aku yang meminta maaf ke dia. Ini salah ku, dia tidak salah apa-apa" katanya pada ku.

"Kenapa kamu bisa bicara seperti itu! Jelas sekali dia melukai mu dan dihadapan mu juga. Aku tidak bisa membiarkan ini" kata ku berteriak. Aku tidak bisa melihatnya terluka, aku tidak mau.

"Kenapa kamu hal seperti ini ke aku?" Dia menggenggam tangan ku dan menatap ku. Aku tidak bisa melihat matanya. Aku terlalu takut mengatakan hal yang sebenarnya.

"Karena... kita berteman" kataku pelan. Dia melepaskan tangan ku. Aku memberanikan diri untuk menatapnya. Aku dapat melihat dia tersenyum.

--

Aku berada di depan rumah Naruto. Aku menghampiri nya. Aku yakin dia melihat ku. Air mata ku tidak dapat tertahan lagi. Aku sangat merindukan nya.

"Naruto, aku merindukan mu. Maaf selama ini menghindarimu. Aku takut jika kamu tidak memaafkan ku. Maaf aku tidak jujur, aku sangat menyukai mu. Walaupun terlambat, aku mohon maafkan aku. Ternyata aku tidak dapat mengetahui tentang mu sepenuhnya"

--

Saat pulang sekolah, aku dan Sakura berada di atap sekolah. Aku mencoba mengajak nya berbicara.

"Aku masih bingung kenapa kamu melakukan ini" kata ku pada nya.

"Aku kecewa, aku ingin mengakhirinya" spontan aku menampar wajahnya.

"Apa maksud mu menamparku?" Aku hanya diam mendengar amarahnya. Ini bukanlah diri ku yang biasa. Kenapa aku menamparnya? Bukan itu yang inginku lakukan.

Sakura mendorongku dengan kasar. "Naruto peduli dengan mu Sakura, dia sangat baik. Kenapa kamu malah memilih laki-laki lain dari pada dia?" Kata ku pelan.

"Dia tidak peduli dengan ku, dia hanya mementingkan kamu. Kenapa ia selalu membicarakan mu? Ia selalu bertanya tentang mu. Kenapa dia tidak memberikan perasaannya pada ku?" Kata nya sambil menangis. Aku tidak mengerti dengan semua ucapan nya. Apa maksud semua itu. Naruto tidak lah seperti itu. Dia pasti menyukai Sakura. Aku tau Naruto, dia akan berjuang untuk mendapatkan sesuatu dan tidak akan menyakiti siapapun.

"Aku ingin, sekali saja dia memandang ku. Walaupun aku pacarnya, kenapa dia selalu memandang mu? Apa aku salah menyukainya? Tapi untunglah ada Sasuke yang selalu menghiburku. Dia lebih baik dari pada Naruto" Sakura menarik ku kepinggir.

"Sakura! Kau..." kata ku ketakutan. Ia menarikku ke pinggir. Apa ia ingin membunuhku? Aku dapat melihat wajah Sakura yang sedang marah. Matanya merah karena menangis.

"Mungkin dengan cara ini, dia dapat memandangku walaupun ia akan memandangku sebagai musuh" Katanya pelan.

Aku memberontak, namun kekuatan kami sangat berbeda. Dia menahan ku dan mulai mencekik ku. Mungkin inilah akhir bagi ku.

"Hinata... Sakura" aku dapat mendengar suara itu. Naruto, ku mohon jangan mendekat. Aku tak mau kamu kenapa-kenapa.

"Sakura kumohon lepaskan Hinata. Maafkan aku tapi tolong lepaskan dia." Kata nya sambil menahan tangan Sakura yang ingin menjatuhkan ku.

"Tidak! Aku sangat membencinya. Kenapa harus dia!!"

Naruto terus berusaha menahan Sakura. Namun aku dapat melihat Sakura memberontak dan mendorong Naruto. Naruto pun terdorong dan tersandung sebuah pipa.

"Naruto!!!" Aku mendorong Sakura dan berteriak memanggil nama nya. Aku dapat melihat banyak darah di bawah. Kenapa harus dia? Aku tidak mempedulikan Sakura yang menangis.

Aku menurini tangga, tiba-tiba setiap kenangan kebersamaan ku dengan nya terlintas dalam pikiran ku.  'Aku mencintaimu Naruto... jangan tinggalkan ku' . Aku ingin dia mendengar kata-kataku. Aku benar-benar tidak ingin kehilangan Naruto.

'Maafkan aku, karena aku, kamu harus seperti ini. Seharusnya aku mengungkapkan nya. Aku yang bodoh. Aku tidak mau kamu kenapa-kenapa. Aku sangat takut kehilangan mu, Naruto. Teman yang selalu membantuku. Teman yang sangat baik. Teman yang selalu membuatku marah. Teman yang melindungiku. Teman yang selalu membuatku tertawa dan  juga teman yang sangat ku cintai.'

Sampai di bawah, aku menangis kencang. Semua orang menghampiri ku dengan wajah sedih dan aku pun tau maksud mereka. Naruto sudah pergi dan ini semua karena aku.

'Kamu berbohong pada ku Naruto, kamu meninggalkanku...'

--

Dirumah peristirahatan terakhirnya lah aku berada. Aku memandang nya terus. Aku berusaha tersenyum walaupun aku terus teringat kesalahan ku.

"Jika kita menangis seperti ini, Naruto tidak akan tenang. Dia ingin kamu bahagia. Dia juga sangat mencintai mu" kata Sakura memberiku semangat.

"Ini terjadi bukan hanya kesalahan mu, tapi kesalahan kita semua yang tidak jujur dengan perasaan kita masing-masing. Seharusnya aku segera mengatakan putus" aku tersenyum mendengar ucapan Sakura.

Setelah kejadian jatuhnya Naruto, aku memutuskan untuk pergi jauh. Ku pikir dengan melarikan diri, aku akan melupakan kenangan buruk itu dan juga melupakan Naruto. Tapi, yang terjadi sebaliknya. Aku semakin teringat setiap kenangan bersama dengan nya.

"Baiklah, aku tidak akan melarikan diri lagi. Aku akan berada di sini dan melihat kedepan. Naruto mungkin mengawasi ku walaupun dia tidak di sini" ucap ku sambil memandang gundukan tanah didepan ku.

'Aku selalu berdoa untuk mu. Semoga kamu tenang disana. Aku baik-baik saja disini dan akan selalu mengingatmu'

"Sakura sudah kuduga kau disini" aku menoleh ke sumber suara itu.

"Oh maaf aku terlalu lama ya Sasuke?" Kata Sakura menyambut Sasuke.

"Kalian terlihat bahagia" ucap ku sambil tersenyum.

"Kamu juga harus bahagia. Lihat kedepan, Naruto pasti menginginkan kamu bahagia"

"Dia pernah bercerita bahwa dia belum mengenal mu lebih dalam dan dia ingin lebih mengenalmu. Hanya saja cara dia salah. Heh.. dia pecundang" kata Sasuke  sambil menatap makam Naruto.

Aku tersenyum mendengar ucapan dari Sasuke. Langit sore hari memang selalu indah. Apa kah kau dapat melihatku Naruto? Apa kah kamu juga dapat mendengarku? Aku sangat merindukanmu dan akan selalu mengingatmu. Sekarang aku akan melangkah maju.

Seandainya aku dapat kembali kemasa lalu. Aku ingin mendengar kata-kata itu secara langsung. Aku seharusnya jujur pada mu. Aku juga ingin kau mendengar jawaban ku. Aku sangat mencintai mu, Naruto..

SoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang