2 - Itou Sougo

478 40 6
                                    

Kau mengedarkan direksimu menyapu sudut sudut jangkauan pandang. Mencari sebuah entitas yang kau yakini berjanji berdiri di sini, begitu kau menginjakkan kaki kembali.

Kau seret kopermu, mulai menjelajahi stasiun demi sesorang yang kau tunggu. Seharusnya, bukankah dia yang menunggumu? Kau bahkan sudah membayangkan sosoknya yang melambai-lambai ceria dengan suara yang belum menyentuh pubertas. Lalu kau akan menghampirinya dengan senyuman dan basa-basi lama tak jumpa. Tapi nyatanya, sosok yang kau tunggu tak terlihat juga.

Bagus.

Itu point plus yang membuat mood-mu bertambah buruk. Kau sudah kesal karena waktu pulang diundur akibat kesalahan jadwal dari tempat lomba. Dan sekarang yang menjemputmu tak nampak batang hidupnya ataupun hawanya.

Heck. Kau ingin berteriak murka.

Lelah menggeret koper ke sana kemari, kau putuskan untuk berhenti mencari. Lalu menyerah duduk di kursi yang ada. Sampai matamu mendengar suara kereta. Sampai matamu menangkap sebuah eksistensi.

Dia.

Di sana. Menatap kagum pada lokomotif yang melaju kencang. Binar matanya penuh sukacita. Tak lupa memotret sang kereta. Seolah-olah kereta di hadapannya adalah objek paling menakjubkan yang membuatnya secara legal melupakan segala tujuan aslinya.

Dia. Yang kau nantikan dan yang kau cari sedari tadi.

RUPA-RUPANYA DI SANA ASYIK MESRA DENGAN KERETA, YA?

Dengan langkah penuh tekanan, kau membawa hawa mematikan, menepuk pundak seorang lelaki muda dan berucap tak suka.

"Jadi kau asyik dengan kereta dan membuatku menunggu dan lelah mencari? Bukankah kau berjanji akan menungguku? Bukannya menelantarkanku? Padahal aku sudah merin-" Kata-kata itu keluar dari mulutmu. Kesal dan penuh ketidakterimaan.

"Selamat siang, Nona." Dan lelaki itu berbalik, tersenyum sopan lantas melanjutkan ucapan. Baru saja kau hendak membuka mulut lagi, ia mendahului dengan suara khas yang sedari tadi iramanya kaudengar di dalam kereta,"The next station is Shibuya. Pastikan tidak ada barang yang tertinggal sebelum Anda meninggalkan kereta. Selamat datang kembali, Nona."

Ia menatapmu seakan ia tak bersalah apa-apa setelah lebih memilih salah fokus pada kereta daripada mencarimu. Tapi berkat senyum cerah dan kata-kata yang meluncur cepat dari bibirnya, mau tak mau hatimu melunak. "Dan itulah yang paling kurindukan darimu, Sougo."

"Silakan menikmati perjalanan anda selama berada di kereta, Nona. Saya masinis satu gerbong merangkap tour guide anda selama perjalanan menuju Shibuya." Sougo dengan lihai berkata bak seorang masinis handal. Dan kau terkikik geli, seakan lupa tadi kau kesal dan marah padanya.

Kau akan naik kereta lagi, kereta berjalan dengan Sougo sebagai masinis. Tidakkah kau bahagia? Ya. Kau terlalu bahagia.

Setelah kembali ke rumah dan meletakkan koper, membersihkan diri dan berganti pakaian, kau cepat-cepat menuju ruang tamu di mana Sougo senantiasa menunggu. Sougo masih mengutarakan kata-kata yang sama tentang tour guide dan semacamnya, membuatmu terkekeh geli.

"Ayolah, Sougo. Aku tidak lupa jalan di sini. Aku hanya pergi dua minggu. Hahaha." Sougo tersenyum sopan bak profesional. Menunjuk-nunjuk tempat menarik di Shibuya. Sesekali, Sougo berkata agar kau berpegangan erat ketika terjadi guncangan. Padahal kenyataannya kalian hanya saling memadu langkah di jalan perkotaan ini.

Tapi-

Bruk.

"Aw!" Seperti sekarang.


Kitto, Mata Aeru KaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang