Wind Circle

15.2K 1.4K 112
                                    

Harusnya Jimin senang

Harusnya Jimin tersenyum bahagia

Bukan memasang senyum miris ataupun wajahnya yang menunjukkan ekspresi sedih.

"Jimin! Makan malam sudah siap!"

"Aku mengerti!"

Jimin menyahut nyaring dari dalam kamar mandi. Ia kembali menolehkan kepalanya dan memandang pantulan dirinya di cermin. Pemuda itu tersenyum miring dan tertawa pelan setelah itu.

"Kenapa?"

Ia membuka kran air dan menangkupkan tangannya; menampung air sebanyak-banyaknya lalu membasuh kasar wajahnya. Jimin terdiam sejenak sebelum memandangi bahu kanannya. Tatapan sedih ia lemparkan ketika melihat sebuah tanda disana.

Wind circle

Tiba-tiba Jimin menggosok bahu kanannya tepat pada tanda itu. Menggosoknya lagi dan lagi hingga kulit putihnya kini berwarna merah segar. Ia terus melakukannya meskipun ia merasakan penglihatannya buram karena air mata. Kedua matanya memerah, panas dan gatal. Jimin terus mengusap tanda itu meski ia tau jika hal itu sangat mustahil untuk dilakukan.

Setelah beberapa menit terus berjuang untuk menghapus tanda itu, akhirnya pemuda itu menyerah. Ia menunduk dan memukul pelan air yang terus mengalir dari kran. Bahunya bergetar dan isakan kecil terdengar menggema di dalam kamar mandi yang gelap dan dingin itu.

Jimin sangat tau tanda itu tidak akan pernah hilang dari tubuhnya, karena tanda itu adalah tanda dari mate nya. Di usianya yang menginjak 18 tahun, Jimin sudah mengetahui siapa mate nya, Jimin sudah mendapatkan tanda mate nya. Seharusnya dia memberitau keluarganya dan mendatangi sang pemilik tanda wind circle itu.

Tapi dia tidak melakukannya

Jimin tidak melakukan semua itu

Ia malah mengurung diri di kamar mandi dan terus menggosok tanda itu, berharap jika tanda itu bisa hilang hanya dengan di gosok.

"Sial.." Lagi, Jimin memukul genangan air dengan keras. Mengusap wajahnya yang banjir air mata dan menutupnya. "Kenapa harus kau?" Jimin mengusap pelan tanda itu, "aku tidak pantas untukmu..,"

------
Namanya Park Jimin. Omega berbadan mungil dengan pipinya yang tembem. Tahun ini usianya menginjak 18 tahun. Anak semata wayang dari tuan Park dan Nyonya Park.

Sebelum ini, Jimin terus terusan merasa iri dengan teman-temannya yang sudah mendapatkan tanda mate pada bagian tubuh mereka. Mereka terlihat senang dengan tanda itu, bahkan mereka tak segan bermesra-mesra di depan Jimin meski dia sudah memasang wajah tertekuk yang jelek.

Jimin itu punya hati yang baik, penyayang dan ceria. Jadi dia bisa saja memaafkan teman-temannya itu, tapi jika dia sudah benar-benar tidak mood, maka Jimin akan berubah garang dan sosok Jimin yang ini sangat menakutkan bagi teman-temannya.

Jimin sering mengeluh kepada kedua orang tuanya masalah mate. Kenapa dia belum juga mendapatkan tanda seperti teman-temannya? Jimin jadi merasa terasingkan dari teman-temannya. Dia jadi malas masuk sekolah dan enggan keluar karena merasa berbeda.

Pernah terlintas dalam pemikirannya, jika ia memiliki sosok Alpha yang tampan dan bisa melindungi dirinya. Alpha yang gagah berani yang mampu membuatnya nyaman. Alpha yang pandai dan memiliki tubuh tegap yang mampu membuatnya meleleh.

Jimin suka senyum-senyum sendiri jika sudah membayangkan Alphanya nanti. Kedua pipinya memerah malu begitu membayangkan jika dirinya berada dalam pelukan hangat Alphanya. Ia juga dapat merasakan jika Omeganya menggeru senang, dan Jimin benar-benar tidak sabar untuk mengetahui siapa pasangannya.

Jungkook, I'm your Omega!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang