Malam harinya, Jimin mengerang sakit. Omega itu terlihat gelisah dalam tidurnya. Matanya terpejam namun mulutnya terbuka lebar mencoba mencari oksigen sebanyak mungkin.
"Ah! Sakit!" Jimin memegangi bahu kanannya dan berguling ke kanan dan ke kiri. Ia berteriak memanggil ibunya dan terus seperti itu sampai lampu kamarnya menyala.
"Jimin?! Astaga, ada apa!?" Ibu Jimin berlari mendekati Jimin yang meraung sakit. Ia melihat kedua mata Jimin berair dan keringat membasahi kening hingga leher pemuda itu. "Jimin?! Ada apa?!"
"Ibu! Sakit!" Tubuh Jimin panas. Rasa sakit yang ia rasakan benar-benar menyiksa fisik dan batinnya. Entah kenapa hatinya seperti di remas dengan kuat dan fisiknya luar biasa nyeri. Air mata tidak terbendung dan Jimin terus menangis tanpa alasan begitu pula dengan Omeganya.
Omeganya meraung kesakitan dan bahu kanannya bersinar redup. Ibu Jimin kebingungan melihat Jimin yang terus menggeliat gelisah. "Ya ampun, Jimin! Ada apa denganmu?" Perempuan paruh baya itu bingung mau melakukan apa. Anaknya terus terusan menangis dan ketika ditanya hanya erangan kesakitan yang ia rasakan.
"Ibu! Tolong aku!"
Ibu Jimin memeriksa suhu tubuh Jimin dan sangat yakin jika anaknya tidak sedang mengalami masa heat. Perempuan itu berdiri dan berlari keluar; memanggil kepala keluarga Park untuk segera memeriksa keadaan anaknya.
Jimin menangis entah karena apa. Ia bahkan tidak tau penyebab kenapa ia bisa mengeluarkan air bening berperisa asin tersebut. Yang pasti, saat ini Jimin tidak bisa mengontrolnya untuk berhenti.
--
--Hari ini kelas Jimin kebagian jadwal olahraga. Tidak seperti biasanya, guru olahraga mereka menyuruh mereka untuk jalan santai memutari lingkungan sekitar sekolah tanpa ada pengambilan nilai.
Beberapa siswa terdengar bersorak senang, dan beberapa mulai sibuk dengan dunianya sendiri. Misalkan saja YoonGi, yang saat ini sedang berjalan di sebelah Jimin dengan kedua telinga yang disumpali earphone. Sebenarnya benda kecil berwarna hitam itu cukup mengganggu pemandangan Jimin. Karena kalau YoonGi sudah memasang earphone pada kedua telinganya, maka Omega itu tidak akan peduli terhadap keadaan sekitar.
Jimin mendengus. Ia membetulkan kerah baju olahraganya dan merapikan bajunya yang terasa kusut. Berjalan mengitari lingkungan sekitar sekolah selama kurang lebih 30 menit cukup membosankan. Terlebih jika kau dihadapkan fakta bahwa teman seperjalanan mu malah asyik dengan dunia sendiri dan disampingnya, kau mencoba mencari topik pembicaraan. Rasanya seperti kau mencoba berbicara dengan mainan anak-anak yang dipasangi batre hingga mainan itu bisa berjalan.
"YoonGi, kau tidak merasa capek?"
"Hng,"
Wajah tertekuk Jimin berikan saat YoonGi hanya membalas dengan dengungan suara yang entah kenapa terasa menjengkelkan di pendengaran Jimin.
Entahlah, tapi Jimin merasa jika hari ini ia sangat kesal sekali.
"Aku bicara padamu, bodoh!" Dengan sadis, Jimin menampar pipi kanan YoonGi yang langsung menghasilkan pekikan sakit dari sang empu. Jimin dan YoonGi saling memberikan delikan tajam yang berakhir dengan Jimin yang mempercepat langkahnya.
"Dasar anak kecil! Begitu saja ngambek!" YoonGi malah memperburuk suasana hati Jimin dengan ledekannya. Maka, Jimin semakin mempercepat langkahnya meninggalkan YoonGi yang kini ditemani Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkook, I'm your Omega!
FanfictionJimin tau betul siapa Alphanya. Jimin sangat yakin dengan orang yang memiliki tanda mate yang sama dengan tanda yang ia punya! Tapi keraguan dalam dirinya mengurungkan niatnya untuk menghampiri Jungkook, dan lebih memilih untuk menutupi kebenaran...