Your Answer

9.6K 1.3K 99
                                    

Jimin mengetuk-ngetukan jarinya dengan gelisah di permukaan meja. Sesekali, matanya melirik pada pemuda di depannya yang asyik memainkan handphone.

Jimin menghela napas. Pipinya ia gembungkan lalu meminum es lemonnya dengan gugup.

"Jadi..," Jimin hampir tersedak begitu mendengar suara berat itu. Bibirnya berkedut ingin tersenyum begitu melihat perhatian Jungkook kini tertuju padanya. "Kau.., teman kencanku?" Jungkook bertanya ragu. Kedua mata tajamnya memperhatikan pergerakan Jimin yang terasa kaku.

"Em.." Jimin tidak tau mau memulai darimana. Tangannya naik mengusap tengkuk dan otaknya mulai merangkai kata-kata dengan sebaik mungkin. "Sebenarnya.., aku bukan teman kencanmu..," Jimin memulai dengan canggung yang hanya mendapatkan balasan berupa satu alis terangkat heran dari Jungkook.

"Aku hanya menggantikan YoonGi..,"

"Menggantikan YoonGi?" Jimin mengangguk begitu Jungkook bertanya. Jungkook nampak memasang ekspresi berpikir. Ia mendesis sebelum melanjutkan, "jadi, teman kencanku adalah YoonGi? Maksudmu Min YoonGi?"

"Y-ya.." Jimin menjawab pelan.

"Min YoonGi teman satu kelas kita?" Jungkook bertanya lagi yang langsung diangguki oleh Jimin. Ia mendesah tidak percaya dan tertawa pelan. "Aku tidak menyangka ibuku menyuruhku berkencan dengan teman satu kelasku sendiri..,"

Jimin hanya diam menyimak. Senyum kecil ia berikan kala Jungkook terkekeh di depannya.

"Jadi kau menggantikan YoonGi?" Jungkook terus bertanya seakan-akan ia tidak mempercayai perkataan Jimin. "Ya ampun!"

Jimin tidak tau mau menanggapi bagaimana. Jadi ia hanya diam mendengarkan, sementara matanya sesekali melirik leher jenjang Jungkook; dimana sebuah tanda wind circle, terlukis Indah di atas kulit seputih salju tersebut. Tanda yang menjadi ciri khas Alpha itu.

Diam-diam, Jimin mendengus. Ia mengangkat tangannya dan menyentuh bahu kanannya lalu memberikan cengkraman kecil di sana.

Jungkook menghela napas dengan nyaring, membuat Jimin kembali tersadar dari lamunannya. Sembari mengamati Jimin yang berpenampilan manis, Jungkook berkata, "karena kita sudah di sini, bagaimana kalau kita jalan-jalan?" ia bertanya, membuat Jimin mendongak dengan kedua mata yang membulat lucu.

"Jalan-jalan?"

"Ya. Anggap saja kita sedang menjalankan sesi berkencan kita..,"

Entah kenapa, Jimin merona mendengar perkataan jungkook. Sebisa mungkin ia menahan senyuman dan mengangguk setuju. Kapan lagi dia bisa jalan-jalan dengan Jungkook? Terlebih hanya mereka berdua.

"Tidak seru kalau kita tidak melakukan apa-apa. Jadi, kita mau kemana dulu?" Jungkook menawarkan dengan senyum jenakanya. Alpha itu terlihat tampan dengan senyum anak kecilnya yang lucu.

Dengan lirih, Jimin menjawab "kau saja yang menentukan," matanya berbinar mengamati es lemonnya dengan jantung berdetak senang. Jungkook tertawa pelan yang membuat Jimin merasakan beribu kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya. Ia senang mendengar suara tawa itu.

--
Mereka berdua melewati malam hari dengan penuh tawa senang. Mulai dari mengunjungi Taman bermain, mencoba semua wahana yang ada lalu berjalan-jalan di Taman bunga yang baru saja di resmikan oleh pemerintah. Tidak terasa hari semakin larut, kini keduanya memutuskan untuk beristirahat di sebuah cafe.

"Tadi itu menyenangkan sekali!" Jungkook berseru senang sembari merenggangkan semua otot-ototnya. Ia tersenyum pada Jimin, "walaupun melihat taman bunga lebih bagus dilakukan saat sore hari.."

Jimin mengangguk setuju dan mereka tertawa. Keduanya membicarakan hal-hal yang ringan, hingga es krim yang mereka pesan telah tiba.

"Tidak usah khawatir. Cafe ini buka hingga jam 1 malam," Jungkook melemparkan senyumannya begitu melihat Jimin tergesa-gesa memakan es krimnya.

Jungkook, I'm your Omega!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang