Chapter 5

45 1 0
                                        

Suara kicau burung nan merdu
Hangatnya sang surya
Semilir angin, itulah trio pagi yang setiap hari membangunkanku.
“Ca bangun, emang ga sekolah ? teriak mama dari dapur.
Hal pertama yang aku lihat adalah Hp ku, dan ada balasan masuk dari zio
“aku bisa makan malam setelah Seleksi OSIS, soalnya ini kan juga persiapan buat seleksimu juga ca.”
Aku hanya membaca tanpa membalasnya. Seperi biasa aku siap-siap untuk aktivitasku setiap hari. Setelah selesai semua akhirnya aku berangkat kesekolah di antar mama. Dan sahabatku selalu menunggu ku di depan kelas karena aku selalu paling terakhir datangnya di antara mereka.
“Ca udah siap buat seleksi OSIS kan ?” tanya zio
“emang kapan sih seleksinya?” kataku polos
“besok ca, pengumumanya tes kan udah di tempel di mading, jadi nanti setelah tes tulis jika lolos langsung di Interview sama ketua OSIS dan pembina OSIS” zio menjelaskan dengan sabar
“Aku Siap!!!” dengan muka berseri dan penuh semangat.
Akhirnya aku bisa bertatap muka sama si pangeranku, ternyata kini yang aku inginkan jadi kenyataan. Aku bengong dan mulai berhayal
“Ca bengongnya mulai deh” kata coline mengagetkan ku
“Apaan sih, ganggu aja” kataku sinis.
Aku masuk kelas dengan hati yang riang, senyum-senyum sendiri, seperti ada bunga-bunga di sekitarku, tapi aku mulai sadar, jika aku ingin di Interview pangeranku aku harus lolos tes tulis. Hanya satu orang yang dapat membantuku. dengan semangat aku menuju orang yang pantas mengajariku.
“Zio kamu harus membantuku sampai aku jadi OSIS” kataku
“Bantu apa ca, selama itu tidak curang aku bisa bantu” kata zio
“Aku ingin kamu bantu tes tulis itu kisi-kisi soal yang mau di teskan seperti apa dan sebagainya” kata ku dengan muka melas.
Akhirnya zio pun menyetujuinya. “Oke nanti pulang sekolah di sini dulu kita belajar sebentar, soalnya aku juga ada rapat buat seleksi besok”
Sepulang sekolah akhirnya aku, coline dan zio tetap di kelas untuk belajar. Kecuali coline yang sedang menunggu pangeranya eksta musik.
“Kalian tunggu di sini ya, aku keluar sebentar, oh iya ca kamu pelajari tentang dasar kepemimpina, nih catatanku kalo kurang banyak kamu lihat di google aja” kata zio
Dengan penuh semangat, kata demi kata, kalimat demi kalimat aku pelajari dengan detail tanpa jeda. Baru kali ini yang namanya baca buku dengan hikmat. Setelah sekian lama menunggu zio. Akupun mulai bosan.
“zio kemana ya kok lama, aku ga paham sama yang ini nih” sambil menunjuk buku
“Kamu tandai aja, nanti di tanyakan zio” kata coline santai sambil main game di hpnya
“Nih buat kalian pasti kalian kelaparan” kata zio, sambil mengagetkan kita berdua
“Ya ampun zio, kamu baik hati banget, makasih ya” dengan semangat coline menarik coca-cola dan citato dari tangan zio.
“kelaparan apa doyan line” kata zio sambil menggelengkan kepala.
“Zoo, ini maksudnya gimana sih, ga mudeng nih” kata ku sambil menunjukan buku.
Zio dengan sabar menjelaskan di hadapan ku, entah kenapa dia selalu baik dan hangat kepadaku. Tapi ada yang mengganjal, setiap aku bilang kata-kata pangeran dia selalu terdiam. Aku hanya diam dan membatinya saja.
“Udah paham kan ca, aku mau ada rapat soalnya” kata zio sambil menutup buku
“Oke zoo, makasih banget ya bantuannya dan makananya” kata ku sambil tersenyum
“iya sama-sama, oh iya semangat ya buat besok, jangan lupa awali semuanya dengan berdoa” kata zio mengacak-ngacak rambutku.
****
Esok harinya
Inilah saat yang menegangkan, aku harus masuk ruang tes dengan seorang diri tanpa sahabat. Di pojok ruangan ada pancaran senyuman.
“Ca semangat, berdoa” kata zio teriak sambil menggegam tangannya
Aku hanya tersenyum padanya karena banyak orang di sekitarku.
Setelah semunya selesai, dengan muka yang melas kau keluar dan di situ aku di sambut dengan minuman dingin.
“Nih buat kamu” sambil menyodorkan coca-cola
“Makasih zoo, aku takut kalau ga lolos gimana” kata ku sedih
“Jangan gitu, kita berdoa aja” kata zio sambil menepuk pundakku.
“Aku kesana dulu ya, kamu tunggu di sini, sekitar setengah jam udah ada kok pengumumannya” kata zio sambil meninggalkanku
Setelah setengah jam aku menunggu akhirnya terdengar pengumuman dari pengeras suara
“Pengumuman, setelah tes selesai hasilnya bisa di lihat di mading sebelah selatan sekarang, dan bagi yang lolos silahkan masuk ke ruangan yang telah tertera di mading”
Aku pun akhirnya berlari menuju mading, banyak siswa yang setelah melihat mading kecewa dan ada juga yang teriak kegirangan. Aku akhirnya membiak anak-anak lain yang sedang menggerumbol di depan mading.
Aku mengurutkan tanganku mulai dari atas sampai bawah, di kertas ini belum ada namaku sama sekali, hati ku mulai kecewa dan galau, dengan sabar aku melihat kertas kedua dan mengurutkan tangan ku dari atas, di tengah-tengah akhirnya namaku tercantung di dalamnya.
“Yeii.... aku lolos”  kata ku teriak, dan semua orang di sekitarku pada meliahat ku.
Akhirnya aku dengan hati yang gembira, aku menuju tempat interview, hatiku tidak karuang karena habis ini aku berhadapan dengan pangeran hidupku. Aku masuk ruangan dengan tangan gemetar dan duduk depan wajah tampan.
“Selamat, sudah lolos tes tulis dan ini tes terakhir yaitu tes interview, hasil akan langsung di beritahukan selepas interview” kata ketua OSIS.
Setelah sederetan pertanyaan sudah aku jawab dengan tangan dan kringat dingin di hadapan ketua OSIS dan Pembina OSIS akhirnya semua terbayar dengan kalimat.
“Selamat ya dek, mulai saat ini sudah jadi OSIS, dan untuk malam minggu besok ada LDK silahkan datang dan ini surat izin orang tua” kata ketua OSIS dengan sabar. Dan mengulurkan tangan,
“Ma...Makasih kak” kata ku sambil menjabat tangannya.
Aku keluar dengan hati gembira dan berbunga-bunga. Rasanya aku tidak ingin cuci tangan karena habis bejabat tangan dengan pangeran.
“Aku harus bertemu zio, semua ini berkat dia” kataku sambil mencari-cari zio
“Woi ca” kata zio mengagetkan ku dari belakang.
Aku berbalik arah dan tersenyum lebar “ Zoo, aku lolos dan sah jadi OSIS”
“Allqamdullilah, yuk keluar, aku laper nih, sapa tau kamu mau traktir” kata zio
“Oke deh, ini simbol rasa terimakasih ku” kata ku sambil pergi berdua dengan semangat.
Ditengah perjalanan menuju mall, aku bersemangat menceritakan pengalaman ku waktu tes interview di depan pangeranku, zio hanya mendengarkan dan diam sambil menyetir mobilnya.
“Yei udah sampai” kata ku semangat
Seperti biasa aku selalu makan dengan menu andalanku.
“Ca aku ke toilet dulu ya” kata zio.
Setelah sekian menunggu khirnya pesenanku datang juga, disusul zio.
“berdoa dulu ca” kata zio
Kita berdua menikmati makanan dengan lahabnya. Seperti tidak makan satu minggu. (Lebay)
Setelah selesai makan semua, aku pun pulang di antar zio, karena sudah tetlalu malam. Di tengah perjalanan aku pun mendengarkan musik dan bernyanyi bersama zio, kita gila-gilaan dalam mobil. Setelah capek bernyanyi, zio memberikan bungkusan.
“Nih buat kamu ca” sambil memberikan bungkusan di pangkuanku
“Apa ini zoo” kata ku sambil membuka bungkusan itu
“wih.... maccaron, kamu tau aja, aku ngidam macccaron” kata ku
“kamu ada-ada saja ca” kata zio tertawa mendengar kata-kataku.
Setelah sampai di depan rumah, aku langsung keluar
“Kamu ga mampir dulu zoo” kataku
“Enggak ca, udah malam juga, aku belom sholat isyak juga, aku pulang dulu ya. Assalamualaikum” kata zio sambil siap gas
“iya zoo, makasih banget ya, Waalaikum salam” kata ku sambil melambaikan tangan.
Setelah itu aku langsung masuk rumah dan dengan wajah bahagia.
“Ca gimana lolos ga jadi Osis” kata mama kepo
“Jadi dong, sapa dulu Macca” kata ku bangga
“Tadi yang nganter zio ya, kok ga di ajak mampir sekalian” kata mama
“Dia buru-buru ma, ini surat izin buat LDK besok” sambil memperlihatkan surat izin.
Aku langsung bergegas mandi karena sudah terlalu asem badanku. Aku menyiapkan beberapa baju untuk LDK besok karena harus menginap, aku siap-siap istirahat biar besok fres di depan pangeran. Di dekat ku hp ku bergetar
“Ca, semangat buat besok, aku mau ngomong sama kamu besok, Pentig” bbm dari zio
“Ngomong aja sekarang, kenapa harus besok ??” balasku
Aku menunggu balasan dari zio seperti biasa sampai aku ketiduran karena tidak di bales.

&&&&
Makasih sudah sempetin baca. Coba tebak zio mau bilang apa pada macca??
Aku tunggu komennya  -iin-

Macaroon love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang