Chapter 6

68 1 1
                                    

Pagi yang indah,
Di awali dengan senyuman dan semangat baru untuk hari ini.
Siap LDK dan siap ketemu sang pujaan hati si pangeran ku.
“Baju ganti siap, baju olahraga siap, perlengkapan menginap dan lain-lain udah, apa ya yang kurang??” kataku sambil menghitung perlengkapan Ldk di depan mata.
“Ca, ini mama bawakan bekal dan cemilan yang banyak, kamu kan suka banget ngemil”. Kata mama sambil membawa dua kantong besar berisi cemilan dan snack kesukaanku.
“Ampun deh mah, aku itu Cuma ikut Ldk satu hari satu malam besok juga pulang, dikira mau pindahan sekolah apa ya” kataku sambil menepuk keningku heran.
“siapa bilang ini semua buat kamu, ini yang satu buat menantu mama itu” sambil mencubit pinggangku.
“Mama ini ngomong apa sih, pasti semua di sangkutin sama zio, dia itu sahabatku mah” mulai bete
Mama tidak menghiraukanku yang cerewet, semua kantong itu di masukan tas ranselku, tidak heran jika aku di bilang seperti kura-kura yang kebesaran tempurung.
****
“Ca kamu mau pindahan rumah ya, kok banyak banget barang bawaanya” serontak zio mengomen ku sambil tertawa mengejekku.
“Berisik, nih bawaain tasku dulu, aku mau cari pangeranku, oh iya di dalem tas ada satu kantong buat kamu dari mama, ambil gih” kata ku sambil meninggalkan zio
“oke makasih ca” sambil teriak
Aku di balik tembok untuk mengintip sang pangeran yang berada di balik sisi tembok, kulihatwajahnya yang ganteng, rambut yang disisir rapi membuat hatiku meleleh.
“Ca....” kata rina temen osis ku
“Astaganaga...kamu ngagetin aja” terkejut
“kamu ngapain di sini, tuh semua Osis baru suruh kumpul di lapangan”
Akhirnya aku hentikan semua aktifitasku yang berhubungan dengan dia, aku fokus untuk Ldk, karena visiku aku ingin jadi Osis yang terbaik agar si pangeran suka sama aku.
Semua osis berkumpul di lapangan sebelum acara di mulai, entah kita nanti akan di mana dan ngapain aja.
“Semuanya udah berkumpul, kami dari jajaran panitia akan memberitahukan tentang lokasi Ldk kali ini, lokasi yang di buat camp kita malam ini ada di Puncak, dan semuanya udah di buatkan kelompok dan pendampingnya dari panitia, bagi yang di panggil segera menuju ke pendamping masing-masing” kata panitia yaitu Osis senior.
Aku harap-harap cemas siapa pendampingku, aku hanya berdoa si pangeranku lah yang menjadi pendampingku.setelah beberapa menit aku menunggu akhirnya namaku pun terpanggil.
“Untuk pendamping kelompok 5 yaitu Rey Surya yang beranggotakan Macca, reina, yusi, mia, tia”
Aku tidak berkedip dan tidak menyangka kalau doa ku terkabul. Aku di dampingi oleh pangeranku.
Setelah selesai pembagian kelompok, semua Osis berangkat ke puncak menggunakan bus, dalam perjalanan kita seru-seruan di bus. Setelah sekiaan jam, akhirnya kita semua tiba di tempat yang indah, sejuk dan penuh dengan pohon.
setelah sampai di camp kita mendirikan tenda dan meneruskan materi Ldk.
****
Malam pun menjelang, kita semua merayakan api  unggun yang hangat.
“Ca ini coklat panas buat kamu, kelihatanya kamu kedinginan” zio memberikan secangkir coklat panas.
“Makasih zoo”
“Gimana kelihatanya kamu bahagia, sejak tadi siang”
“Ah, kamu tau aja, tapi Rey kadang-kadang cuek ya zoo”
“itu bukanya cuek, dia kan juga ketua panitia jadi ya, bentar-bentar ninggalin kelompokmu”
“Bener juga kamu, habis ini ada jerit malam, nanti ada jelajah malam, kamu jangan pisah sama temenmu ya, ntar nyasar lho”
“Siap komandan, siapa takut”
“Kamu ini, sok berani ya”. Sambil mengacak-ngacak rambutku
****
Malam yang sunyi, gelap, dan menakutkan.
Aku beranikan diri untuk mengikuti jelajah malam kali ini.
“semua anggota nanti akan di kasih peta, agar kalian kembali ke camp ini dengan selamat, kalian harus menemukan bendera seperti bendera kelompok kalian. Jika kalian menemukanya berarti jalan kalian aman. karena dalam jelajah malam ini kami seluruh panitia akan menguji kepemimpinan kalian daan keberanian kalian, jadi jaga kekompakan kalian, di jelajah malam ini tidak ada pendamping. Paham semua” kata salah satu panitia.
Aku bersama kelompokku mendapatkan peta, dan kini kita menuju jalan yang sepi, banyak suara yang aneh-aneh tapi kita semua menghiraukanya. Senter dan secari peta inilah yang menjadi patokan.
“Mi, aku takut nih” kata reina
“Udahlah na, selagi kita bersama kita tidak akan nyasar” mia menengankan.
Kita sudah berjalan sekitar setengah jam, kini aku berada di barisan paling belakang.
“Aduh kenapa tali sepatu ini tidak bisa di ajak kompromi sih” kakiku tersandung tali sepatuku sendiri.
Akhirnya aku harus berhenti untuk mengikat tali sepatuku, aku lupa tidak memberitahu teman-teman untuk menungguku.
“Yei, siap ber...” perkataanku terpotong ketika melihat di depanku tidak ada siapapun
“Hei kalian di mana, jangan bercanda deh” kataku teriak
“Dimana sih kalian, aku tajut banget” kataku sambil berjalan entah mana arah yang benar, aku hanya bermodalan senter kecil
Aku berjalan sambil merintih.
“Auuuu......”
“itu suara apa, aku takut....” sambil diam dan duduk di kayu yang tungbang.
“Pliss toling aku” aku pun menagis
****
“Yeii... kita berhasil” kata reina.
“Selamat datang untuk kelompok lima sudah berhasil menyelesaikan penjelajahan malam ini, silahkan di cek anggotanya ada yang sakit atau gimana” kata salah satu panitia
“Loh, kelihatanya ada yang kurang deh” kata tia
“Siapa sih” kata reina
“Oh iya, macca” kata mia
“loh bukanya tadi ada di belakang kamu ya reina”
Semuanya panik terutama pendamping kelompok si Rey, semua panitia dan Anggota Osis mencari dan menyusuri perjalanan. tidak ketinggalan zio.
****
Setelah sekian jam menyusuri akhirnya salah satu dari mereka menemukanya
“Macca!!!”
Macca langsung berbalik dan memeluknya dengan erat si pria itu, dan menagis di pelukan hangatnya.

&&&&
Tebak deh siapa si Pria itu ???
Makasih udah baca-baca. Nantikan lanjutan ceritanya ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Macaroon love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang