-Freya POV-
Sejak kejadian minggu lalu gue sama Kak Jevan semakin jauh. Gue ga tau kenapa, tapi gue merasa Kak Jevan menghindar. Jujur, gue masih belum tahu kenapa Kak Jevan semakin kulkas. Dingin.
Gue berjalan menuju ruang tamu dan mendapati susu kotak yang bertuliskan memo "Ssu bwt gnjel prut".
"Nulis aja dingin hmmm". Gumamku.
"Lo ngomong apa?"
Astaga gue ketangkep basah menggunjing.
"Eh, bukan apa-apa hehe. Kok belum berangkat Kak?"
"Ada yang ketinggalan."
"Oh gitu."
Hening.
"Kak gue berangkat bareng Kakak ya?"
"Hm. Itu diminum"
"Oh.. ini susu. Iya Kak." Jawab gue sambil menujukan susu kotaknya tapi tetep aja ngomong kaya tadi ambigu banget.
"Cepet!"
"Iya Kak, bentar"
***
Setelah sampai kampus, ternyata kampus gue rame banget."Wah, rame banget. Ada apaan ya Kak?"
"Makanya baca papan pemberitahuan."
"Emang ada bacaan apa Kak?"
"Lo liat aja sendiri."
Kak Jev melangkah menjauhiku yang masih bertanya-tanya tentang apa yang terjadi dikampus.
"Freeeee...."
"Eh... Tasya" Jawabku kaget.
"Lo kenapa?"
"Gapapa kok, cuma bingung aja."
"Why? Apa yang membuatmu bingung?"
"Kampus kok rame banget ya.."
"Astaga, lo kudet pake banget sih. Ini tuh sekarang ada pertunjukan anak FIB."
"Oh acaranya anak FIB."
"Yuk ah ke kelas, nanti habis kelas kita baru nonton. Siapa tau ketemu cogan."
"Serah lo aja Sya."
"Eh bentar deh bentar."
"Apaan Sya?"
"Gue punya kabar ter-update."
"Apaan?"
"Tau ga Kak Rio sama Kak Sarah yang cantik banget, mereka itu pacaran."
"Hah, masa sih?"
"Iya, suer deh, gue tadi malem habus ngestalk para cogan eh gataunya nemu foto mereka berdua yang aduhai mesra banget."
"Cocok sih cocok."
"Lo kenapa? Cemburu?"
"Hah, ga lah, gue ga cemburu. Gila aja gue cemburu sama mereka."
"Kirain cemburu."
"Ga sama sekali."
Tiba- tiba gue jadi inget tentang susu kotak yang tadi pagi Kak Jevan kasih. Itu sama seperti susu waktu ospek. Jangan-jangan Kak Jevan yang ngasih waktu ospek. Tapi, meragukan. Tapi, mungkin aja sih. Tapi....-
"Heh, malah bengong. Ayo kekelas Free!!!"
"Eh iya iya."
-Author POV-
Sekarang Freya sedang duduk bersama Tasya digedung pertunjukan anak FIB. Freya sangatlah bosan, sedangkan Tasya sangatlah antusias melihat berbagai pertunjukan yang ditampilkan.
"Tasya."
"Hmmm."
"Yuk ah balik."
"Lagi bagus tuh pertunjukannya. Nanti dulu Freee."
"Bagus pertunjukannya apa orangnya."
"Dua-duanya lah hehe."
"Dasar."
Freya akui bahwa memang benar anak-anak FIB memang ganteng-ganteng dan cantik-cantik. Lain dengan anak teknik atau-pun yang lain. Mungkin dikampus yang lain bukan di FIB anak-anak yang cantik dan ganteng. Tapi di kampusnya wah, anak FIB itu top pake banget untuk ukuran fisik.
"Freee" Ucap Tasya mengagetkan Freya.
"Apaan?"
"Liat deh itu."
"Kak Sarah?"
"Iya, ternyata Kak Sarah anak FIB. Pantes lah pantes."
"Iya lah pantes."
"Andai gue dulu masuk FIB aja, gue dikelilingin cogan wah betapa nikmatnya hidup."
"Gausah ngarep deh Sya."
"Kali-kali ah Freee."
"Yuk ah balik, kalo lo belum mau balik biar gue balik sendirian aja."
"Ehh jangan, yaudah deh yuk."
Tiba-tiba ketika Freya berjalan berusaha keluar dari gedung pertunjukan, tiba-tiba Freya merasakan dirinya menabrak seseorang.
"Aduh, maaf ya maaf ga sengaja." Ucap Freya sambil menunduk. Freya sama sekali ga tau kalo yang ditabraknya adalah Kak Jevan.
"Hm." Mendengar suara itu, Freya lantas mengangkat kepalanya melihat siapa yang sedang dihadapannya ini.
"Eh Kak Jevan. Maaf."
Kak Jevan langsung melangkah pergi tanpa menjawab permintaan maaf Freya.
"Heh Freeee ayo cepet katanya mau pulang."
"Iya iya yuk jalan."
Sesampainya diapartemen, Freya langsung merebahkan tubuhnya dikasur sambil memikirkan kejadian hari ini.
"Kenapa coba Kak Jev ngasih susu pagi ini?"
"Kenapa juga Kak Jev malah tambah dingin?"
"Dan Kenapa Kak Jev ke gedung pertunjukan?"
Ucap Freya mengeluarkan apa sedang dipikirkannya. Intinya Freya memikirkan Kak Jevan.
Freya semakin memikirkan hal yang tidak-tidak sampai akhirnya dia tertidur pulas dengan kondisi belum mandi dan masih memakai baju yang sama.
***
Jevan memakirkan mobilnya diparkiran apartemennya. Pikirannya kalut. Dia bingung harus bersikap bagaimana. Dia tahu kalau Freya pasti sudah memikirkan yang tidak-tidak sejak kejadian minggu lalu. Sebenarnya Jevan juga tidak tahu apa yang sebenarnya dia rasakan sekarang.
"Kemana dia?"
Gumam Jevan yang mendapati apartemennya sangat sepi. Akhirnya Jevan berjalan menuju kamar Freya. Jevan melihat Freya tertidur pulas. Sangat pulas. Wajahnya begitu tenang. Jevan tersenyum sekilas sambil membenarkan posisi Freya tidur.
"Maaf dan tidur nyenyak Freya."
----------
#haiiiiiiiiii
Lama nih ga update, sebenernya skrg gue lg uas. Tp males bgt buat bljr jadinya nulis nihhhh.
Maaf buat kalian yang nunggu cerita ini. Maaf juga kali ini semakin gajeeee.Jangan lupa comment and vote yaaa
Salam manis :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir
Teen FictionCerita pasaran yang sudah sering beredar diberanda wattpad. Tapi gue yakin beda penulis beda gregetnya juga. Jika memiliki waktu luang bacalah. Jika sedang bosan bacalah. Jika penasaran bacalah. Intinya bacalah cerita ini. Udah gitu aja. - Semoga ta...