Hari ini Freya sedang berjalan-jalan disebuah mall yang tidak jauh dari apartemennya. Freya berjalan sendirian seperti orang kebingungan. Freya memang sudah hampir beberapa bulan di kota ini, namun Freya baru beberapa kali pergi ke mall itupun bersama Tasya.
Freya berniat untuk membeli sesuatu untuk Jevan. Freya tau hari ulang tahun Jevan masih lama, tapi entah kenapa Freya ingin membelikan sesuatu untuk Jevan.
Sejujurnya Freya tidak tau barang apa yang disukai oleh Jevan. Oleh karena itu, Freya berniat mengelilingi mall untuk mendapatkan barang yang menurutnya bagus.
"Hai" Ucap seseorang dari belakang Freya.
"Oh, hai"
"Adel kan?"
"Rangga?"
"Iya, gue Rangga. Lo ngapain disini?"
"Gue lagi nyari sesuatu Ngga, lo sendiri?"
"Gue? Biasalah jalan-jalan. Lo sendirian?"
"Ya begitulah."
"Mau gue temenin?"
"Asal ga ngrepotin lo aja sih."
"Santai aja kali. Ngomong-ngomong gue baru tau lo sekarang dikota ini."
"Gue kuliah disini Ngga."
"Ohya? Kok gue baru tau ya."
"Lo kudet."
Setelah berjam-jam Freya bersama Rangga mengelilingi mall, akhirnya berhenti disebuah etalase-etalase jam yang begitu beragam.
"Ini bukan jam buat cewe Del."
"Iya gue juga tau itu hmm."
"Jadi lo mau beli jam tangan cowo?"
"Iya Ranggaaaa..."
"Buat cowo lo ya?"
"Bukan-bukan, ngaco lo."
"Terus?"
"Temen lah Ngga."
"Ah masa?"
"Serah apa kata lo deh."
"Iya iya hmmm, gue saranin yang ini nih, bagus." Ucap Rangga sambil menunjuk sebuah jam tangan yang memang bagus, terlihat maco gitu.
"Wah, iya Ngga, saran lo bagus."
"Rangga gitu hehe."
"Makasih Rangga."
"Sama-sama Sayang."
"Ngaco lo ngomongnya."
"Hahahahaaa...."
Tiba-tiba terdengar bunyi pesan masuk dari ponsel milik Freya. Freya pun langsung membuka ponselnya. Terlihat sebuah pesan dari Jevan.
Kulkas J : lo dmn?
Lagi dimall Kak...
Kulkas J : gw tunggu didepan 10mnt
Hah? Oh oke Kak
"Siapa?"
"Kak Jevan"
"Jevan?"
"Oh anak temennya Mama, aku tinggal sama dia sekarang."
"Gila, jadi lo tinggal bareng cowo?"
"Lebay lo, biasa aja kok."
"Gue kan kaget Adellia sayang."
"Gausah ngaco deh Rangga. Kedepan yuk, dia bilang mau jemput gue 10 menit lagi."
"Yaudah yuk, ngomong-ngomong lo tinggal dimana? Kali aja gue pen main gitu."
"Apartemen deket sini kok, nanti gue line deh alamatnya."
"Oke deh gue tunggu."
Setelah beberapa menit menunggu akhirnya terdengar suara klakson mobil milik Jevan. Jevan yang melihat Freya sedang bersama lelaki yang tidak ia kenal pun langsung memberi isyarat agar Freya segera masuk ke mobil.
"Duluan Rangga, makasih banyak ya."
"Iya-iya, hati-hati. Bilangin Jevan tuh biar jagain lo."
"Apaan deh lo, bye."
Akhirnya Freya berjalan meninggalkan Rangga menuju mobil Jevan. Setelah masuk didalam mobil, Jevan pun langsung menjalankan mobilnya menuju apartemennya.
"Habis ngapain?"
"Nyari sesuatu Kak."
"Kencan hm?"
"Hah? Engga-engga kencan Kak."
Astaga, Freya langsung kaget mendapat pertanyaan dari Jevan. Freya takut jika Jevan menyimpulkan bahwa Freya tadi kencan dengan Rangga. Freya ingin menjelaskan, tapi itu sama saja membongkar keinginan dirinya memberikan jam tangan untuk Jevan. Freya bingung. Sangat bingung.
Sesampainya diapartemen, suasananya masih canggung. Freya masih sibuk dengan pikirannya begitupun juga dengan Jevan.
---------
Pagi-pagi sekali Freya sudah bersiap berangkat ke kampus. Freya sengaja karna pagi ini Freya akan memberikan jam tangan yang kemarin sudah Freya beli untuk Jevan. Karna Freya bukan seorang yang berani akhirnya Freya memutuskan untuk meninggalkan jam tangan tersebut dimeja makan bersama sebuah memo kecil yang berwarna kuning. Freya suka warna kuning.
"Semoga suka ya Kak Jevan, hihi." Gumam Freya.
Akhirnya Freya pun bergegas berangkat ke kampus sebelum Jevan bangun.
Disisi lain, Jevan terbangun dari tidur nyenyaknya. Jevan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya. Setelah siap Jevan pun keluar dari kamarnya untuk makan dan melihat atau menyapa atau berharap disapa oleh Freya.
"Dimana tuh anak?" Gumamnya.
Jevan tidak menemukan Freya dimana pun, Jevan cukup khawatir dengan hal itu. Akhirnya Jevan berjalan menuju meja makan. Jevan ingin tau apa yang ada dimeja makan, karna dari tadi Jevan mencium bau nasi goreng. Dan Jevan pun menemukan sebuah kotak berwarna kuning, disampingnya ada sebuah memo berwarna kuning juga yang bertuliskan,
Kemarin aku nyari sesuatu buat Kakak
Suer deh bukan kencan
Semoga Kakak suka
Hihi :)-Freya
Tanpa paksaan akhirnya Jevan pun tersenyum manis membaca memo yang dituliskan Freya. Kemudian Jevan membuka kotak berwarna kuning tersebut. Jevan tau, Freya pasti bingung akan membelikan barang apa untuk dirinya. Tapi Freya pintar, karna Jevan suka jam tangan. Apalagi jam tangan dari Freya. Tak henti-hentinya Jevan terus menerus tersenyum.
"Makasih Freya, 143." Ucap Jevan sambil tersenyum bahagia.
---------------
Hai....
Wafer update lagi nih. Gatau kenapa pengin nulis terus rasanyaaaaa.....
Wafer lg banyak ide nih heheheee
Jangan lupa coment and vote buat yg bacaaaSalam manis,
Waferly
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir
Teen FictionCerita pasaran yang sudah sering beredar diberanda wattpad. Tapi gue yakin beda penulis beda gregetnya juga. Jika memiliki waktu luang bacalah. Jika sedang bosan bacalah. Jika penasaran bacalah. Intinya bacalah cerita ini. Udah gitu aja. - Semoga ta...