"Woi ngapain disini? Sendirian aja, awas loh ntar kesambet." cowok itu duduk di sebelah Wendy.
"Pengen aja disini, lo sendiri ngapain?"
"Nyariin lo. Lo ada lupa sesuatu gitu gak sih?" Wendy mengerutkan keningnya.
"Apaan? Gak ada deh perasaan." jawab Wendy dengan datarnya.
"Kemaren lo lupa bayar sotonya anjir, jadi Seulgi yang bayar dua mangkok. Abis lo pergi langsung pulang ke rumah pula."
Cowok itu adalah Mingyu. Meskipun gak bisa dikatakan sebagai sahabat karena mereka gak begitu dekat.
Wendy juga nerima-nerima aja Mingyu ada di dekatnya. Selama hal itu gak merugikan masing-masing pihak. Contohnya, Mingyu bisa jadi teman curhatnya. Sekaligus ngasih solusi, walaupun gak semua solusi yang dia kasih bisa dipakai sama Wendy.
"Mending lo baikan gih sama Suga. Gak kangen sama dia?" Wendy menghela napasnya. Dia menganggukkan kepalanya pelan. Dia bener-bener pengen baikan sama Suga, tapi rasa gengsi yang ada di dalam dirinya itu gak mampu dia kalahkan.
"Gak usah mikirin gengsi, kalo mikirin gengsi mulu kapan baikannya. Kalo gak ada yang mulai duluan, gini aja terus hubungan lo sampe Jimin tinggi."
Tumben otaknya Mingyu bener, tapi kenapa mesti bawa-bawa Jimin.
"Tadi malem gue liat mobilnya dia di depan rumah gue."
Semalam Wendy sempat mengintip keluar rumah dan melihat mobil Suga yang berhenti di depan rumahnya. Dia sampe berkali-kali ngeliat handphone-nya buat mastiin si Suga hubungin dia atau gak, ternyata gak. Mobilnya melaju setelah 2 jam lamanya terparkir di depan rumah Wendy. Dia jadi bingung, Suga mata-matain dia gitu?
×××
Suga berdiam diri di depan balkon kamarnya, sambil menatap langit biru yang cerah. Hari ini dia gak berangkat ke kampus karena gak ada jadwal.
"Ga, makan dulu. Dari pagi belum makan kamu." kata mamanya yang sudah ada di samping Suga. Suga mengangguk, dia masih saja menatap langit cerah.
"Min Yoongi kesayangan mama, jangan galau mulu ah. Kaya anak perawan aja, tambah cantik tau rasa."
Suga menghela napas. Dia kadang bingung sama mamanya yang kadang gak jelas. Ketularan siapa sih? Satu-satunya jawaban ya si Wendy, mamanya paling deket sama siapa lagi selain Wendy.
"Suga cowok tulen ma." dia memamerkan lengannya yang ya gitu-gitu aja.
"Yaudah kalo cowok tulen buktiin." mamanya menarik Suga agar segera makan. Sejak kejadian dia marahan sama Wendy dia jadi lupa makan, yang diinget Wendy mulu sampe kenyang.
Suga hanya mengaduk-aduk makanan yang ada di piringnya, dia gak nafsu makan. Mamanya tuh sampe ngomel-ngomel gak karuan. Dia udah gak kuat dengerin kalo mamanya ngomel, rasanya pengen kabur aja dari rumah.
"Happy birthday Suga... happy birthday Suga... happy birthday happy birthday... happy birthday Mine Yoongi."
Suga mengerjapkan matanya berkali-kali, dia gak percaya sama apa yang di depannya. Son Seungwan a.k.a Wendy yang merupakan cewek yang dia cintai datang ke rumah dia.
Suga tertawa pahit. "Anjir Wendy ah, gue gak ulang tahun bego." masih sempet aja ngatain.
"Eh-- emang iya? Loh bukannya kamu ultah hari ini?"
Suga jadi geregetan juga sama pacarnya itu. Begonya gak pernah hilang. Kirain kejadian dia marah kemaren itu bisa ngilangin begonya.
"Aku kan ultah 5 bulan lagiiii." rasanya Suga pengen ngecakar-cakar muka Wendy yang datarnya gak ketolongan.
"Heehehehe." Wendy terkekeh. "Canda, aku inget kok ultah kamu."
"Terus ini ngapain bawa-bawa kue ginian?" Suga menunjuk-nunjuk kue yang dibawa Wendy, sambil dimakan juga cream-nya.
"Surprise?"
"Jadi kamu gak marah lagi?" selidik Suga. Wendy diam untuk beberapa saat, memikirkan jawaban yang akan diberikan.
"Aku masih marah... tapi-- aku mau minta maaf." Wendy menunduk.
Senyum Suga merekah. "Artinya kamu gak marah lagi dong?"
"Aku masih marah!" Wendy menaikkan nada bicaranya. Dia kesal. Mamanya Suga cuma ngeliatin mereka.
"Tapi aku gak mau minta maaf." Suga memalingkan wajahnya. Dia menyilangkan tangannya.
"ADUH DUH DUH-- Ma sakit...." Suga mendapatkan jeweran dari mamanya. Dia cuma bisa meringis kesakitan. Wendy terkekeh.
"Baikan gih sama Wendy. Kalo gak baikan, mama gak anggap kamu anak mama." mata Suga langsung membesar, walaupun gak besar-besar banget karena mata dia kan sipit.
"Iya ma... lepasin dulu ni." Suga menunjuk ke arah tangan mamanya yang masih menjewer telinganya. Akhirnya mamanya ngelepasin. Dia langsung mengelus-elus telinganya.
"Wen..." yang dipanggil pun langsung melihat Suga. "Aku minta maaf, sebenernya kita selama ini salah paham."
Wendy mengangguk tanda mengerti. Dia tersenyum. "Jadi Jennie itu siapa kamu?"
"Dia bukan siapa-siapa aku. Cuma temen." Wendy menatapnya penuh selidik. "Sumpah!" Suga menunjukkan dua jarinya membentuk huruf V.
"Ehm... jangan ulangin lagi ya, walaupun dia cuma temen. Kamu harus bisa jaga jarak. Karena kita juga berawal dari cuma temen." Wendy tersenyum lagi. Tapi senyuman kali ini berbeda. Suga gak bisa menebak, senyuman apa itu.
Suga menghela napasnya. Dia bener-bener bersyukur memiliki kekasih seperti Wendy. Gak tau pasti alasannya apa, tapi dia bener-bener bersyukur.
"Janji deh. Aku bakalan jaga jarak." Suga mengambil tangan kanan Wendy, lalu dia menautkan jari kelingkingnya dengan Wendy.
"Ih sok romantis..." Wendy jadi geli sendiri Suga begitu.
×××
akhirnya mereka baikan :)))
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoongi; WENGA ✔
Fanfiction"Kalo mau lewat sini, lo mesti kasih id line lo ke gue" - SUGA #1 IN SHORT STORY [161008] - [170109] #711 FANFICTION Copyright 2016, choco-kim