[ b o n u s c h a p * ]

4.7K 456 13
                                    

Wendy terus tersenyum saat menyiapkan makan siang untuk Suga. Nggak, Suga nggak pulang. Melainkan Wendy yang akan berkunjung ke kantornya.

Dia mulai menaruh nasi, dan beberapa lauk-pauk yang dimasaknya tadi ke dalam rantang.

Semoga enak!

Masakan Wendy memang jadi favorit Suga. Andaikan ia nggak bekerja untuk waktu yang lama, ia akan terus makan bersama istrinya.

Setelah dirasa cukup, barulah Wendy menutup rantang yang akan dibawa itu. Rencananya dia mau memberikan surprise. Sudah lama juga dia nggak ke kantor Suga.

Dengan pakaian sederhana yang digunakannya, dress berwarna soft pink, flatshoes hitam yang menghiasi kakinya, dan rambutnya yang digerai membuatnya menjadi terlihat makin cantik.

Wendy mengambil handphone-nya. Dia menelepon taksi untuk mengantarnya ke kantor suaminya.

×××

Suga mengacak-acak rambutnya kesal. Pekerjaannya makin hari makin banyak. Ia jarang pulang tepat waktu, selalu terlambat. Ia jadi merasa bersalah sama Wendy.

Sering kali ia nggak memakan masakan Wendy. Karena pulang terlalu larut malam, dan tubuhnya sudah merasa lelah.

TOK TOK!!

Bunyi ketukan pintu menyadarkan Suga dari lamunannya. Setelah teriakan 'masuk' dari Suga, orang yang mengetuk pintu itu pun masuk.

Dia memberikan beberapa berkas yang harus ditandatangani oleh Suga. "Nanti malam bapak ada acara makan malam."

Suga hanya mengangguk. Malam ini dia nggak makan masakan istrinya, lagi.

"Makan malam dengan siapa?" tanya Suga ke sekretarisnya itu.

"Dengan Bapak Kim Namjoon." Suga mengangguk. Sekretarisnya itu segera membungkukkan badan lalu keluar dari ruangan.

"Kalau sama Namjoon, berarti gue bisa bawa Wendy. Sekalian reuni deh." gumam Suga.

×××


"Terimakasih, Pak." ucap Wendy sambil memberikan beberapa lembar uang untuk membayar taksi yang ditumpanginya itu.

Wendy turun dari taksi, dengan menenteng rantang. Ia memasuki kantor Suga, semua orang menunduk setiap melihatnya.

"Nona, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya seseorang yang berdiri di belakang meja informasi.

"Tuan Min ada?" tanyanya.

"Ada, tuan sedang di ruangannya. Apa perlu saya antar?" Wendy menggeleng, lalu tersenyum ramah ke orang itu.

Dia berjalan menuju elevator dengan wajah yang sangat bahagia. Melangkahkan kaki satu persatu, dengan nyanyian yang keluar dari mulutnya.

TOK TOK!

Wendy membuka pintu pelan. Dia melihat Suga yang kelihatan frustasi. Mengacak-acak rambutnya, memegangi kepalanya sambil melihat beberapa berkas yang ada di depannya.

Wendy tersenyum, dia melangkah mendekati Suga. "Hello." Wendy melambaikan tangannya di depan wajah Suga.

Suga mendongak, wajahnya pun berubah menjadi cerah. Inilah yang dia butuhkan saat ini, istrinya.

"Kok kesini?" tanya Suga.

"Nggak boleh? Yaudah aku balik." Wendy membalikkan badannya. Suga menahan tangan Wendy.

"Yeee ngambekan. Ibu hamil, sensitif amat sih," ucap Suga. Dia menarik Wendy agar mereka lebih dekat. Diusapnya perut Wendy.

"Kamu nggak boleh kaya mama kamu ya... Ngambekan, nggak boleh gitu." Suga menaruh telinganya di perut Wendy. "Katanya, iya Dad... aku nggak bakal kaya mama, kaya daddy aja jadi ganteng, terus jadi pahlawan di keluarga kita nanti."

Wendy hanya terkekeh mendengar ucapan Suga. "Makan yuk, lama nggak makan bareng."

Mereka duduk di sofa yang tersedia di ruangan Suga. "Nanti malam mau ikut nggak makan malam bareng Namjoon?"

"Namjoon?"

"Ah... Rapmon" Wendy kurang hafal nama asli dari teman-temannya Suga.

"Boleh... A-ah... Gaaaa"

"Eh kenapaaa?" Suga panik melihat Wendy yang memegangi perutnya.

"Gue mau lahiran nih kayanya... Woi Ga! Jangan melamun, setdah!"

"Iyaaa, aduh mesti gimana aku?"

"Gendong lah... Bawa ke bawah"

Akhirnya Suga menggendong Wendy. "Berat yaaang"

"Nggak usah protes. Mau brojol ini"




×××





Suga tetap memegangi tangan Wendy, dan membelai rambutnya. Wendy sudah melahirkan. Anak mereka selamat.

"Ibu, silahkan disusui anaknya" kata suster sembari memberikan anaknya ke pelukan Wendy.

"Min Suga"

"Lah, itukan nama kamu. Lagian ni cewek anaknya"

"Nama aku Min Yoongi, bukan Suga"

"Nggak mau, jangan kasih Min Suga. Ntar jadi mirip kamu"

tubir aja kalian berdua. kesel sendiri

"Namanya anak ya miriplah Wen...."

"Stephany Min"

"Gimana tulisannya?"

Wendy mengetikkan ejaan namanya di handphone.

"Susaahhh"

"Ihh biar adil... aku kan pernah tinggal di Kanada. Biar ada bule-bulenya gitu, lagian marganya kan dari kamu"

"Tetep susah"

Bodo amat, masalah nama doang elah.

Gue males lanjutinnya. Mereka tubir masalah nama anak.

Kasih rekomen nama anak mereka siapa._. biar gak ribut di rumah sakit. Kasian pasien lainnya. hm


©©©©


kali ini bener-bener end wkwk
maaf kalo gak memuaskan

jangan dihapus dari library....
ntar malem atau kapan dah, gue mau upload cerita baru WenGa lagiiii🎉

makasih sudah ngikutin cerita ga berfaedah ini sampe akhir.... terharuuu
apalagi yg suka komen dan vote, makasihhh bangettt😘😘
kalian silent readers juga makasih

Yoongi; WENGA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang