Dasar kau racun. Bisa mati aku dibuatnya. Jangan. Jangan dulu, Racun. Aku belum siap mati. Mati karena perasaanku tak terbalaskan. Lalu kiranya dihempas ku di lautan.
Racun pembunuh. Kau ditugasi untuk membunuh jiwa-jiwa yang tertindas pikirannya sendiri. Merasuki otak dan berekspektasi berfantasi. Padahal nyatanya? Racun itu lah yang mendominasi pikiranku saat ini. Kesal sekali.
Wahai kau racun, enyahlah. Kau semakin membunuhku. Perlahan namun pasti aku terbunuh.
Masih sedikit bernafas di kota Jogjakarta pada tahun 2016 pukul 22.27 WIB
YOU ARE READING
Tak Mengapa, Kan?
RandomTak mengapa, kan? Tak mengapa jika aku banyak berbincang dalam paragraf-paragraf yang telah kususun ini. Maka dari itu, izinkan aku untuk bercerita meski dalam diam. Hanya untuk orang-orang yang mempengaruhi hidupku. Soal percintaan; patah hati, ci...