Kata ia, "kamu harus bersabar biar disayang"
Kata ia, "enggak masalah kamu tertidur dan tidak sempat pamit aku. Yang terpenting, enggak ditinggal mati."
Kata ia, "aku selalu ada untuk menyemangatimu."
Kata ia, "tunggu aja."
Kata ia, "rindu itu berat."
Kata ia, "kamu jangan tidur dulu, ya? Aku masih mau ngobrol sama kamu."
Kata ia, "aku enggak suka gonta-ganti wanita."
Kata ia, "mau bilang "aku suka sama kamu" itu susah banget."
Kata ia, "see you."
Aku percaya semua kata ia. Pokoknya, apa saja yang diucapkan ia seolah-olah nyata. Aku enggak tahu. Tapi, aku percaya saja. Apa karena aku begitu kagum dengan ia? Jadi, semua ucapan yang dilontarkan bukan bualan? Aku percaya. Ia, ayo bilang terimakasih sama aku! Karena, aku udah percaya kata-kata dari ia.
YOU ARE READING
Tak Mengapa, Kan?
RandomTak mengapa, kan? Tak mengapa jika aku banyak berbincang dalam paragraf-paragraf yang telah kususun ini. Maka dari itu, izinkan aku untuk bercerita meski dalam diam. Hanya untuk orang-orang yang mempengaruhi hidupku. Soal percintaan; patah hati, ci...