Apakah aku seorang pujangga? Aku hanya sebatas mencurahkan isi hatiku melalui sajak dan prosa tak beraturan, tak indah. Aku pun tak mengharap orang tahu, biarkan aku lega setelahnya.
Tetapi, apa aku mencintai seorang pujangga? Jawabannya, iya.
Ia bukan Rangga,
Tetapi ia seorang pujangga.
Terbesit dipikiranku untuk menggoreskan tinta kisah kami bersama. Namun, apalah daya ku tak sanggup merengkuh ia tuk sekedar bersua.
Namun ia nyata seorang pujangga.
Detak kanggum pada sosok ia begitu ambisius mengenai puisi atau prosa pukul lima pagi nya. Indah. Seakan semua yang ia rangkai merujuk padaku. Namun lagi, semua belum tentu benarnya.
Tetapi aku (mencintai) seorang pujangga tidak, ya?
Hanya berbuah karya sederhana; monolog tak didengar. Bukan lah pujangga seperti ia. Ah, aku jatuh cinta.
YOU ARE READING
Tak Mengapa, Kan?
RandomTak mengapa, kan? Tak mengapa jika aku banyak berbincang dalam paragraf-paragraf yang telah kususun ini. Maka dari itu, izinkan aku untuk bercerita meski dalam diam. Hanya untuk orang-orang yang mempengaruhi hidupku. Soal percintaan; patah hati, ci...