Aku mulai terbiasa ketika ia menghilang. Tak ada kabar. Aku mengerti kesibukannya.
Aku tidak lah mau merengek, menuntutnya untuk selalu ada. Di sampingku. 24 jam. Aku tahu, ia sibuk.Bagaikan sang ibu yang membiarkan anaknya bermain di luar rumah, pasti anak itu tahu kemana dia akan pulang. Selama anak itu tahu arah kepergiannya, tak tersesat dan ingat waktu anak harus pulang.
Sama sepertiku terhadap ia. Aku bak ibu yang menunggu setia anaknya untuk pulang. Membebaskan anak kemana pun anak mau, anak pasti pulang. Iya, ia pasti pulang.
Tepat pada pukul 22.00 WIB, seperti katamu, kala itu.
Aku kan selalu menunggu, dengan tenang, di sini, sendiri. Harap-harap ia datang tepat waktu.
Jangan terlalu sibuk. Ingat kesehatan yang utama. Dan, ingat aku yang selalu menunggumu untuk pulang. Sekedar merebahkan badan atau meminum kopi bersama.
YOU ARE READING
Tak Mengapa, Kan?
RandomTak mengapa, kan? Tak mengapa jika aku banyak berbincang dalam paragraf-paragraf yang telah kususun ini. Maka dari itu, izinkan aku untuk bercerita meski dalam diam. Hanya untuk orang-orang yang mempengaruhi hidupku. Soal percintaan; patah hati, ci...