Seperti angin yang tak terlihat tetapi diakui keberadaan nya, begitupun dengan rasa ini yang tidak terlihat tapi ku akui keberadaan nya.
____,_____,_____,_____,_____,_____,_____,
Pov Nesca
Kring . . . Kring . . .
Aku sontak terbangun dari tidurku karna mendengar suara itu yang menggelegar di sudut ruang kamarku. Aku mengucek ucek mataku agar terlihat dengan jelas dan ternyata saat ku buka mata, itu suara jam wekker yang baru ku beli kemarin. Aku mendengkus lega semoga saja aku tidak terlambat lagi untuk kesekolah.
" Nesca kamu sudah bangun belum " teriak Bundaku dari lantai bawah.
" Sudah Bun " aku teriak agar suara terdengar oleh Bunda.
Aku menyibakkan selimut dan segera beranjak ke kamar mandi.Tidak butuh waktu yang lama bagiku untuk bersiap siap.
Aku turun setengah berlari dari tangga lantai dua rumahku dan segera menuju meja makan karena sarapanku telah menantiku.
" Aku berangkat sekolah dulu ya Bun " ucapku yang sudah selesai sarapan dan mencium kening Bundaku.
" Hati hati ya sayang "
" Iya Bun "
Suara klakson mobil berbunyi, aku segera bergegas keluar rumah dan membuka pintu mobil.
Selama perjalanan menuju sekolah selalu saja hening datang didalam mobilku. Mungkin karena hanya ada aku dan pomo supirku. Hampir tiga tahun dia menjadi supirku, terkadang aku bosan dengannya, setiap kali aku bertanya atau sekedar memecahkan keheningan ini dia selalu saja diam dan juga ia hanya menjawab pertanyaan yang ku tanya tanpa ada kalimat sedikit saja untuk berbasa basi. Menurutku ia adalah orang pertama yang sangat menyebalkan bagiku.
" Non kita sudah sampai " ucapnya yang selalu saja membangunkanku dari lamunan.
" Ehh iya "
Aku segera turun dari mobilku dan berlari, aku berdoa agar pintu gerbang tidak di tutup, karna kalau di tutup aku pasti terpaksa harus memanjat pagar belakang sekolah yang terhubung dengan toilet sekolah itu.
Alhamdulilah ya Allah kau telah mengabulkan doa ku.
Gumamku yang senang akan doaku yang terkabul karna gerbang sekolah tidak dikunci, lantas aku tidak menyianyiakan kesempatan emas ini, aku segera berlari dan etss dah di depan pintu masuk sekolah ada bu Tami guru piketku dan beberapa murid yang telat lainnya. Dan tapi itu yang telat pada anak cowo semua masa aku cewe sendiri sih.
Disinilah aku yang cewe sendiri berlari keliling lapangan sebanyak lima kali. Mau ditaruk dimana nih muka mana hari ini ada dua kelas yang berolahraga dilapangan lagi. Banyak banyak sabar aja deh menghadapi cobaan yang memalukan ini.
Aku tidak sadar kalau ada banyak mata manusia yang mengarah ke arahku dengan tatapan tajam. Aku sih cuek aja, karna hanya beberapa putaran lagi bakalan selesai hukumanku ini. Aku segera mempercepat langkah kakiku dan . . .
BBRUUGGG . . .
" AAGGHHH KAKKIII GUEEE!! SIAPAA SIIHH YANGGG BUUANNGG KULLITT PIISANGG DI SINNII!!! " teriak ku yang terpeleset karna kulit pisang sialan itu.
Darah keluar mengalir dikaki sebelah kananku bagian lutut, seperti nya aku tidak kuat untuk berdiri. Para manusia yang ada di lapangan ini bukannya membawaku ke UKS ehh malah diam saja meliahatku dan mengelilingiku.
Aduh Bunda, Nesca udah kapok gak mau telat lagi.
Gumamku meringis karna menahan sakit di lututku ini.
Aku tersontak kaget karna sebuah tangan menggangkatku dan menggendongku ala bridal style. Ia membawaku ke ruang UKS dengan setengah berlari.
Saat sampai di UKS ia segera menurunkanku ditempat dimana manusia akan tertidur pulas jika sudah berada di sana.
Ia sepertinya akan meninggalkan ruangan ini, lantas aku langsung memegang tangannya tanda untuk ia agar tetap disini.
" Elo mau kemana? " tanyaku heran sambil melepaskan tangannya.
" Gue mau manggil anak PMR yang hari ini jaga di UKS " jawabnya dengan tersenyum tipis.
" Ngapain? " tanyaku lagi dengan rasa heranku yang tidak kunjung hilang.
" Loh kok ngapain sih, ya jelas jelas buat ngerawat elo lah " ketusnya yang membuatku geram.
" Gak usah, gue kan ketua PMR " ucapku yang membuatnya tertawa. Apa aku salah mengatakan bahwa aku ketua PMR walaupun aku baru dua hari menjabatnya? Dasar Cowo aneh.
" Kok elo malah ketawa sih " lanjutku.
" Ya abisnya lo lucu sih, emangnya elo bisa ngerawat diri lo sendiri " katanya yang ada sedikit benar juga sih, tapi tetap saja aku bersikeras untuk merawat diriku sendiri. Lagi pula ini kan hanya luka kecil, gak di obatin juga palingan sembuh sendiri.
Setelah itu aku bungkam, pandangan mataku hanya terarah ke kotak berwarna putih yang diletakkan di dalam lemari kaca. Ia yang tau kalau aku sedari tadi melihat itu lantas mengambil kotak berwarna putih dan memberikannya padaku.
" Ehhh elo ngapain duduk disitu?, bantuin gue donk!! " ucapku yang melihatnya sudah duduk dengan anteng di lantai, setelah memberikan kotak putih itu.
Ia yang mendengar suaraku segera bangkit dari duduknya dan menghampiriku.
" Bantuin apaan? " jawabnya polos sok ngak ngerti maksutku.
" Obatin kaki gue lah " ucapku kesal.
" Caranya gimana? " ucapnya yang menautkan ke dua alisnya.
Aduh ini manusia lahir dari mana sih, baru liat gue manusia yang kaya gitu.
Batinku dalam hati, yang ternyata di zaman seperti ini ada juga manusia yang tidak tau bagaimana caranya mengobati luka ringan ini. Aku harus banyak sabar menghadapi makhluk hidup yang kayak gini.
" nih bersihin luka gue!! " ketusku sambil memberikan kapas yang sudah ku berikan alkohol.
Dia menuruti perintahku tanpa membantahnya sedikitpun, itu sangat bagus karna daftar nama babu ku bertambah.
" AAGGHHH!! . . . Pelan pelan donk nyett!! " ucapku asal.
" Apa nyet, nama gue bukan itu kali "perotesnya yang sedari tadi pandangan matanya seperti memperhatikanku.
Ehh iya aku lupa belum memperkenalkan namanya. Makhluk hidup itu adalah Rifan Khamanaldi Ghildam, dia calon Ketua OSIS di SMA Karuna Bangsa ini. Tampangnya sih menurutku biasa biasa aja, tapi kalau menurut temanku, adek kelas, kakak kelas, dan atau bahkan para gurupun mengganggapnya bahwa manusia yang satu ini dibilang siswa paling ganteng seantero sekolahku.
Kupingku selalu saja hampir mau pecah kalau sudah mendengar namanya disebut sebut atau dipuji. Aku ngak tau kenapa bisa begitu, yang pasti dari awal ketemu dia, aku tidak suka dengannya.
____,_____,_____,_____,_____,_____,_____,
Tap sekali gambar yang berbentuk⭐bintang⭐ dibawah dan berikan komentar anda😄
Terima kasih😊
27-12-2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Hatred
Teen Fiction" Elo ngapain ikutan masuk hah? " ucapku pelan tapi masih dengan nada tegas karna aku tidak tahan dengan hembusan nafasnya yang menerpa di mukaku. " Gue mau ngecek aja sapa tau si Listha ada di dalem " ucapnya tidak masuk akal. Apa dia fikir Listha...