3

15 2 0
                                    

Isabelle POV

"Sebenarnya , aku bukan lah ibumu , Isabelle"ucap Dandelion.

"Apa??! Ibu pasti bercanda"ucapku. Itu adalah hal tergila yang pernah kudengar.

"Tidak Isabelle , itu benar"ucapnya

Flashback ON

Oekk...oekk..oekk..

Terdengar suara tangisan bayi di tengah hutan. Seorang gadis datang menghampiri arah suara.

Ternyata..itu adalah sebuah keranjang dan isinya adalah..bayi perempuan.

"Astaga! Manusia ??! Siapa yang menelantarkannya begini ? Kasian sekali"ucap si gadis. Gadis itu menggendong bayi itu tersebut.

"Hmm..baiklah , ayo kamu ikut aku saja..hmm..namamu siapa ya enaknya..hmm..Shadilly.. Isabelle..Moniq..ahhh..Isabelle Moniq Shadilly. Ahh ya..bagus!"ucap si gadis itu lalu menaruh bayi tersebut kembali ke dalam keranjangnya dan si gadis mengangkat keranjangnya dan pergi.

Masuk ke dalam air terjun..tapi..

Si bayi tidak bisa masuk kedalam, karena yang bisa masuk hanyalah para para makhluk yang berbeda , yang jelas bukan manusia biasa.

"Ehhmm..tidak ada cara lain , aku harus pergi ke gua penyihir"si gadis itu langsung menteleport dirinya ke gua penyihir. Ya benar , gadis itu Penyihir.

Di dalam gua itu terdapat sebuah muara air suci. Si gadis itu merapalkan beberapa mantra , membeset tangannya sedikit dengan pisau kecil yang selalu dia bawa kemana mana , menuangkan darahnya ke dalam muara air tersebut lalu melakukan hal yang sama pada Isabelle dan terakhir mencelupkan Isabelle kedalam air dan..ya , Isabelle kini mempunyai darah penyihir.

Dia bisa masuk ke dalam air terjun yang merupakan tempat tinggalnya saat itu.

Flashback OFF

"Dan ya , gadis itu adalah aku"ucap Dandelion.

"HAH ??! Apa ??!! Tunggu ! Jadi kau bukan ibuku dan aku ini adalah manusia ? Itu sebabnya aku tidak punya sayap dan warna rambut kita juga berbeda ??!"pertanyaan-pertanyaan mulai bermunculan diotakku sekaligus jawaban- jawaban dari pertanyaanku yang dulu.

"Yaa..tapi secara tidak langsung kita berhubungan darah , mengingat darah kita bercampur dan ya kau penyihir tapi bukan kelas yang terlalu kuat dan kau sudah bisa menggunakkannya , di saat tengah malam kemarin , begitu kau berumur 17 tahun kau bisa menggunakkan kekuatanmu , aku memantrainya agar kau bisa menggunakkannya pada saat umur 17 dan hanya melakukan hal baik"jelas Dandelion.

"Apa ??!! Ini semua benar benar anehh..aku mengalami banyak hal di hari ini , aku pasti sedang bermimpi..tolong cubit aku Jup"kataku.

"Baiklah"

"Ouchh.."aku menggosok tanganku. Cubitan Jupiter berbekas sedikit di tanganku.

"Maaf.."ucap Jupiter.

"Sembuhkan dirimu !"perintah Dandelion.

"Apa ?"tanyaku.

"Yang harus kau lakukan adalah fokus pada kekuatanmu , kau bisa menyembuhkan dirimu sendiri"ujar Dandelion.

"Kau bukan ibuku , lagian ini hanya cubitan kecil , sebentar lagi juga hilang." ucapku.

"Ya, kau benar ! Aku bukan ibumu , tapi biar kuingatkan bahwa kita mempunyai hubungan darah. Dan.."

Srett..

Dandelion membeset tanganku dengan pisau kecilnya.

"Arrgh.. What the ??! Apa yang kau lakukan ?"aku berusaha menghentikan darah dari tanganku yang terus mengalir begitu saja.

The Blue MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang