Part 6

51 10 0
                                    

Hallo! Ada note. Dibaca yaaa!

Happy Reading😘

■■■

"Intan tungguin doonngg. Lo mah kalo lari cheetah aja kalah." Seru Rara ngos-ngosan.

Ini adalah pelajaran olah raga pertama mereka sebagai murid baru. Pak Dadan -guru olahraga- meminta mereka untuk lari mengelilingi lapangan sebanyak 8 putaran sebagai pembukaan awal semester.

Bagi Rara, 2 putaran saja sudah membuatnya semaput lalu bagaimana dengan 8? Beginilah jadinya. Ia tertinggal jauh dengan teman temannya. Untung saja Intan bersedia memelankan kecepatan larinya demi menunggu Rara yang tertinggal.

"Ayo dong Raaaa... Semangat! Masa kalah si sama yang badannya gede. Tuh liat si Resta, gitu gitu dia udah puteran ke enam loohh, ini dia lagi nuntasin yang ke 7. Lah lo yang badannya kurus kayak gitu masa kalah sama dia? Ayo dong semangat!" Ucap Intan menyemangati.

Ia bingung dengan sahabatnya. Padahal badannya kecil, tapi disuruh lari 8 putaran dengan hanya membawa diri saja sudah seperti membawa beban berpuluhan kilo beratnya.

"Ya beda Ntan. Dia semangat lari karena emang mau kurus kali jadinya gitu. Lah apa daya gue yang udah kurus kayak gini. Mau jadi tengkorak, yang tinggal tulang-tulangnya doang?" Balas Rara setengah ngelantur.

"Ih apaansi Ra, ga jelas banget. Udah deh, mending lo lanjut lari lagi daripada diomelin sama pak Dadan." Balas Intan sewot.

Rara kambuh. Jika ia sudah lelah, ucapannya akan ngelantur kemana mana. Intan sudah sangat terbiasa dengan sifat Rara yang satu itu.

"Lagian lo lari lama banget sih. Sama siput juga lo kalah kali." Ucap Intan lagi.

Rara memilih untuk diam dan terus berlari. Dalam hati pun ia juga bingung kenapa jika sudah berurusan dengan lari, ia akan sangat mudah lelah.

Rara terus berlari, yang ada di dalam pikirannya adalah membuat Intan berhenti mengoceh dengan mempercepat laju larinya. Ia sudah yakin seratus persen bahwa sekarang wajahnya sudah memerah seperti babi. Tetapi, ia sudah tidak peduli.

Bahkan suara berisik yang baru saja memasuki lapangan tidak dipedulikan olehnya. Yang ia pikirkan hanya lari, lari, dan lari.

Bruk!

"Aw. Woi kalo jalan liat liat dong, udah tau ada yang lagi lari disini." Omel Rara pelan yang ternyata masih bisa terdengar oleh lawan bicaranya.

Ia langsung mengangkat pandangannya dan mendapati seorang cewek berparas cantik-ralat sangat cantik-berdiri di hadapannya dengan kedua tangan terlipat di depan dada dan seragam cheerleader melekat sempurna di tubuhnya yang ramping sedang menatap Rara dari ujung kepala sampai ujung kaki. Di belakangnya berdiri dua orang cewek yang sepertinya se-geng, tengah melakukan hal yang sama dengan kepala geng nya.

"Apaan sih lo! Heh denger ya, gue emang dari tadi di sini. Lo nya aja yang lari udah kayak orang kesetanan." Ucapnya sewot.

Rara ingin membalasnya, tetapi tidak jadi karena terpotong dengan suara heboh Intan.

"Raa! Astaga, lo gak papa? Makanya kalo udah capek tuh bilang. Lo kebiasaan sih malah dipaksain. Gini kan jadinya." Omel Intan sambil membantu Rara berdiri, mencoba mengabaikan senior di hadapannya.

Intan lalu ijin kepada pak Dadan untuk membawa Rara ke UKS yang langsung disetujui olehnya.

Intan mengenalnya. Ia adalah Cherry Lunata, si Primadona sekolah sekaligus ketua cheerleader. Satu satunya cewek yang tidak pernah berhenti mengejar Emir. Ya, Emir, kakak dari sahabatnya. Jangan tanya darimana Intan mendapatkan informasi tersebut, ia kan ratunya gosip.

Introvert (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang