Part 9

5 1 0
                                    

Hallooooo!!!

Ih udah part 9 ajaa.. ga nyangka😄

Happy Reading guys!!

■■■■■

"Assalamu'alaikum" Rara memasuki rumahnya dengan lunglai. Ia sudah mulai mengantuk. Jam dinding di ruang keluarganya sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, yang berarti ia sudah telat sekitar 45 menit dari jam biasanya ia tidur.

"Wa'alaikumsalam" jawab orangtuanya serempak.

"Eh, mama sama papa udah pulang?" Tanya Rara seraya menghampiri keduanya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.

"Udah sekitar 15 menitan yang lalu. Kamu darimana Ra?" Jawab Dirga.

"Oh itu tadi aku nonton sama kak Emir."

"Lho, terus Emirnya mana?" Kini giliran Tamara yang bertanya.

"Tadi sih katanya mau naro mobil dulu, gak tau juga. Yaudah aku ke kamar yaa maa paa." Pamit Rara. Baru saja keduanya ingin menjawab, sebuah suara memekakkan telinga menginterupsi. Membuat mereka bertiga terlonjak kaget.

"Assalamu'alaikum!" Seru Emir. Suaranya menggelegar ke seluruh penjuru rumah.

"Emir, jangan teriak teriak gitu dong. Ini udah malem. Nanti yang lain pada bangun denger suara kamu yang kayak toa itu." Omel Tamara.

Sedangkan yang diomeli hanya cengengesan tidak jelas.

"Ya maap ma. Terlalu semangat buat ketemu kasur jadinya gitu." Kekeh Emir.

"Yaudah sana. Rara juga katanya mau ke kamar kan?" Tanya Dirga yang di balas anggukan mengiyakan dari Rara.

Setelah itu Rara menaiki tangga menuju kamarnya. Menyisakan Emir dengan kedua orang tuanya.

"Adik kamu kenapa itu Mir?" Tanya Dirga yang pertama kali membuka suara.

"Gak tau. Daritadi juga kayak gitu, diem aja. Kan biasanya bawel tuh. Kesambet apaan tu anak ya sampe diem anteng begitu?" Gurau Emir.

"Hush. Kamu nih kalo ngomong suka yang engga engga aja. Mungkin dia kecapekan kali." Omel Tamara.

"Yaaa bisa jadi bisa jadi. Yaudah Emir ke kamar ya ma pa. Gak sabar mau ngadain acara temu kangen sama kasur." Kekeh Emir sambil setengah berlari menuju kamarnya yang terletak persis di sebelah kamar Rara.

Kedua orang tuanya sempat membulatkan mata mendengar tuturan Emir lalu berganti dengan gelengan pelan, seolah itu adalah hal yang biasa terjadi.

"Sayang, kita ke kamar juga yuk." Ajak Dirga seraya mengedipkan sebelah matanya.

Tamara yang mendengarnya lalu bergidik ngeri dan langsung bergegas menuju kamar tanpa memedulikan Dirga yang tertawa geli melihat tingkah istrinya itu.

▪▪▪▪▪

"El kan?"

"Eh hai Al!" Sapa Rara kecil begitu melihat siapa yang menyapanya.

"Kok sendirian? Kamu gak bareng sama temen temen kamu?" Tanya anak laki-laki yang bernama Al tersebut. Ia lalu duduk di sebelah Rara, sambil menggoyang-goyangkan kedua kakinya.

"Iya nih, tadi mereka ninggalin aku ke kantin. Akhirnya tadi aku makan sendiri di kelas." Raut wajahnya berubah ketika mengingat bahwa teman-temannya tadi meninggalkannya sendiri di kelas.

"Lho, kenapa? Kok mereka ninggalin kamu kayak gitu sih?" Tanya Al penasaran, sedikit tidak terima.

"Gak tau. Tapi kata mereka, itu gara gara aku temenan sama kamu. Mereka bilang, kamu itu bahaya terus penyakitan. Terus mereka nyuruh aku buat ngejauhin kamu, tapi aku gak mau. Eh malah aku yang dijauhin. Udah ah biarin aja. Kan aku masih punya kamu." Ucap Rara kecil, terlihat tidak ingin membahas masalah itu lebih lanjut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Introvert (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang