Penyamaran

1.8K 156 9
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Rated M

Genre : Crime, Romance, Hurt/Comfort

Pair : NaruHina, slight NaruShion also Boruto, Himawari, and Hana :D

Warning : Typo, OOC, ColdHina, KillerHina, Karakter Hinata di sini sangat kuat, cukup sama dengan Hina di RTN, dan masih banyak yang lain.

Don't Like Don't Read! I've Warn You! :)

SEQUEL "NOT AN ORDINARY WOMAN" AND "MISS YOU"

OoOoOoOooOoO

"Kaasan!" Hinata masih mengecek keadaan apartement barunya sampai konsentrasi wanita itu harus buyar karena teriakan Boruto. Ah, dia hampir melupakan kedua buah hatinya. Berbalik dan melihat pemuda kecil itu masuk ke dalam ruangan sambil memegang tangan adiknya.

"Maaf, Kaasan tadi terlalu semangat melihat ruangan ini Boruto. Ada apa?" berjalan mendekati kedua putra-putrinya, tubuhnya langsung mensejajarkan diri.

"Tadi Hima sempat jatuh, lihat." Jemari mungil Boruto tertuju ke arah lutut adiknya yang sedikit memerah, sementara sang empunya sendiri malah asyik melihat keluar dan tersenyum terus menerus.

Tumben, gadis kecil itu tidak menangis. Alis Hinata saling bertaut bingung, "Hima-nya tumben tidak menangis, apa Cuma Kaasan yang tidak dengar?" bertanya pada putranya, pemuda kecil itu menggeleng kecil.

"Hima nangis kok Kaasan, dia sempat panggil Kaasan tadi tapi eh tiba-tiba ada ehmm siapa itu hm Paman-" belum selesai bicara, perkataan Boruto di potong cepat oleh adiknya.

"Paman keren!! Kaasan tadi ada Paman keren yang gendong Hima! Wushh! Hima yang tadi jatuh langsung di gendong Paman itu terus kyahaha dia tiup-tiup lutut Hima dan kasi mantra persis seperti yang Kaasan lakukan kalau Hima sama Niisan jatuh!" berujar penuh antusias,

Hinata sempat merutuki kecerobohannya karena tidak bisa mendengar tangisan putrinya tadi. Siapapun 'Paman' yang di sebut Hima, dia harus berterima kasih. Mungkin saja kalau orang itu tidak menolong Hima tadi, bisa-bisa putrinya keburu benci dan sebal dengan apartement ini, karena sempat membuatnya terluka.

"Oh, ya? Siapa Paman keren itu, hm? Kaasan ingin bertemu dan mengucapkan terima kasih padanya karena sudah menolong putriku yang manis ini ~" menjawil hidung Hima gemas, membuat sang empunya terkikik geli.

"Ayo, Kaasan! Mungkin Pamannya masih ada di sana!" Hima tak sabar dan langsung saja menarik tangan Ibunya.

"Eit tapi tunggu sebentar, Kaasan ingin Hima dan Boruto berjanji dulu."

"Janji apa, Kaasan?" kedua buah hatinya bertanya kompak.

Hinata mengecup pipi mereka bergantian, menatap lekat dan memberikan senyuman kecil. "Berjanjilah kalian tidak akan berlari-larian seperti itu lagi, setidaknya perhatikan langkah, Kaasan tidak mau melihat kalian terluka seperti ini. Lain kali berhati-hatilah, dan untukmu Boruto. Seperti janjimu dulu, berjanjilah untuk selalu menjaga adikmu,"

Tidak perlu waktu lama bagi Boruto untuk mengartikan perkataan Ibunya. Pemuda kecil itu mengangguk cepat, berpose layaknya seoang polisi, "Aku janji, Kaasan!" berteriak dengan tegas. Jujur saja membuat Hinata bangga dan terkekeh di waktu bersamaan.

"Terima kasih sayang, nah sekarang kita temui Paman keren Hima, dan ucapkan terima kasih bersama, oke?"

"Oke!!"

.

.

.

.

Not An Ordinary MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang