Ancaman

1.9K 183 18
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Rated M

Genre : Crime, Romance, Hurt/Comfort

Pair : NaruHina, slight NaruShion also Boruto, Himawari, and Hana :D

Warning : Typo, OOC, ColdHina, KillerHina, Karakter Hinata di sini sangat kuat, cukup sama dengan Hina di RTN, dan masih banyak yang lain.

Don't Like Don't Read! I've Warn You! :)

SEQUEL "NOT AN ORDINARY WOMAN" AND "MISS YOU"

OoOoOoOooOoO

Tubuhnya masih tegang, dengan keringat dingin yang mengucur. Hinata membulatkan maniknya kaget. "Ke..kenapa Tousan bisa ada di sini?" bertanya dengan nada bergetar, kedua manic legamnya melirik ke arah Naruto sekilas, melihat reaksi laki-laki itu.

Kenapa dia masih berdiri di sana!! Ingin Hinata berteriak dan mendorong tubuh kekar itu agak menjauh dan pergi dari tempat ini. Jika sampai Ayahnya sadar dengan keberadaan Naruto, laki-laki itu pasti senang.

Tubuh Naruto masih membelakangi Ayahnya, jangan sampai laki-laki itu menoleh dan membuat mereka bertemu mata.

"Aku tahu segalanya, anakku. Kepindahanmu ke sini dan pada hari ini juga, aku sudah mengetahuinya." Dengan seringai kecil, Hinata lebih memperhatikan Naruto. Laki-laki yang hendak membalikkan tubuhnya setelah melempar senyum tipis ke arahnya.

"Saya permisi, Hikari-"

Grep!!

Tangan Hinata reflek mengenggam pergelangan Naruto, membuat tubuh tegap yang hendak berbalik itu berhenti dan menatapnya bingung. "Ada apa Hikari-san?"

Wajah Hinata nampak pucat, berdoa saja kalau Ayahnya tidak menyembunyikan sebuah pistol di balik pakaian bergaya tradisional jepangnya. Sangat gampang bagi laki-laki itu untuk melakukan kejahatan di sini, menggunakan kepanikan orang di sekitar apartement setelah menembak Naruto, dan pergi di balik kerumunan.

"Bi..bisa bantu saya menurunkan beberapa barang di dalam apartement?"

Kedua Saphire itu mengerjap, "Tapi saya ada-" memotong kalimat Naruto.

"Tolong, Naruto-san." Hinata berbisik lirih, wanita itu hampir menangis, membuat Naruto yang melihatnya Nampak tidak tega. Raut wanita di depannya berubah drastis hanya karena kedatangan seorang laki-laki yang ia sebut Ayah.

Alisnya berkerut tanpa sadar, sampai akhirnya mengangguk, "Baiklah, saya akan membantu."

Tak urung Hinata mendesah lega dalam hati, "Masuklah dulu, Naruto-san. Nanti saya akan menyusul."

Tidak mengatakan apa-apa, Naruto mengangguk, tanpa menoleh ke belakang laki-laki itu masuk ke dalam apartement. Tanpa di ketahui Hinata, kalau Naruto tetap diam di ambang pintu, sengaja menutup pintu itu tidak full, jadi dia masih bisa melihat kondisi Iuar sana walau samar. Tidak sopan memang, tapi melihat wajah pucat wanita itu. Entah kenapa Naruto jadi tidak tenang.

.

.

.

.

.

"Untuk apa Tousan ke sini?" dengan nada datar dan dingin Hinata berjalan menghampiri Ayahnya. Laki-laki yang masih menyeringai sejak tadi.

"Siapa laki-laki itu?"

"Tidak ada urusannya denganmu!"

"Hm, dari penampilannya tadi. Rambut pirang, dengan pakaian kepolisian, Tousan sudah bisa menebak kenapa kau mengajaknya masuk ke dalam apartementmu."

Not An Ordinary MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang