Pandangan - 11 -

38 7 0
                                    


- ❤ -

Sekarang Adel, Ira, Rey dan Gilang sedang berada dikantin gedung IPA. Sebenarnya Gilang tidak ingin ikut dengan Rey. Gilang lebih suka menghabiskan jam istirahatnya diruang musik. apalagi menemani Rey pedekate. Tapi, apa boleh buat untuk hari ini dia telah dipaksa oleh Rey.

Awalnya meja mereka sangat berisik karena candaan Rey yang berhasil membuat Adel dan Ira tertawa sedangkan Gilang hanya tersenyum. Ira langsung saja mengomeli Gilang yang terlalu kaku dan kurang ekspresif. Sedangkan yang diomeli hanya menhendikkan bahunya saja seolah itu sudah biasa Gilang dengar. Meja mereka menjadi hening saat pesanan mereka datang.

Adel yang saat itu hanya memesan siomay dan strawberry smoties kesukaannya saja. Sedangkan, yang lain lebih memilih memesan nasi goreng. Saat itu Adel sengaja mengahbiskan makannannya dulu. Setelah makannya habis Adel minum dulu sebelum berbicara.

"Ra kemarin lo jadi kekantor?." Tanya Adel dengan pandangan tetap menuju diminumannya. Adel sempat melihat Ira mengangguk. Akhirnya, Adel melanjutkan pertanyaannya. "Pulang jam berapa?. Kok pas gue nyampek rumah waktu dianter Rey, mobil lo sudah ada digarasi?." Tanya Adel.

Seketika itu Ira yang hendak menyuapkan nasi terakhirnya kemulut langsung berhenti. Ira langsung mendongakkan kepalanya kepada Rey yang tepat berada didepannya.

Rey yang merasa Ira sedang melihatnya hanya mengangkat alisnya sambil meminum es teh manisnya yang seolah-olah bertanya "Apa?.".

Ira yang melihat respon Rey seperti itu, rasanya saat itu juga Ira ingin memukul Rey agar dia sadar bahwa sekarang Adel tau bahwa Ira telah membohonginya kemarin.

Gilang yang melihat perlakuan mereka bertiga hanya melirik sekilas dan melanjutkan kegiatannya yaitu bermain ponsel. Karena dia merasa itu bukan urusannya.

Adel yang tak kunjung mendapatkan jawabanya langsung saja ia melihat Ira dan bertanya sekali lagi. "Pulang jam berapa?. Kemarin kok pas gue baru nyampek rumah pas dianter Rey, mobil lo  sudah ada digarasi?." Rasanya Adel ingin tertawa melihat bgaimana wajah Ira yang sangat terkejut.

Ira langsung diam dalam hati ia merutuki kecerobohannya yang lupa menutup pintu garasi sambil menepuk jidatnya. Ira langsung memandang Adel sambil mengangkat jari tangannya membentuk tanda peace.

Adel langsung saja berkata "Lain kali kalo lo pingin gue pulang bareng sama Rey gausa bohong kayak kemaren. Lo juga Rey yang laki dong kalo jadi cowok. Masak gak berani ngomong langsung." Ucap Adel sambil memainkan sedotan yang ada diminumannya.

Dorr tepat sasaran!. Rey yang sedang menyedot es tehnya langsung tersedak. Hal itu langsung mendapatkan lirikan tajam dari Ira "Mampus lo Rey". Seketika itu Rey baru sadar. Jadi ini maksud Ira memandangnya tadi. "Emhh, sorry Del kalo kemarin kita bohong sama lo. Habis gue gatau harus gimana lagi. Janji deh gue gak bakal bohong lagi. Janji." Jawab Rey lantang sambil mengangkat jari kelingkingnya pinky promise.

Adel yang melihat tingkat Rey hanya terkekeh dan ia juga membalas jari kelingking Rey pinky promise.

Tautan tangan mereka terlepas saat Gilang menginterupsi bahwa bel telah berbunyi. Akhirnya mereka berpisah dan masuk ke kelas masing-masing.

.......

Dua minggu lagi Adel dan Ira akan mengikuti lomba tari. Persiapan kostum, alat-alat pendukung dan gerakan tari sudah siap tinggal memantapkan saja sebelum hari H.

Kebetulan jadwal latihan Adel dan Ira bersamaan dengan kelompok yang didamping oleh kak Dimas dan kak Karin dihari Rabu dan Minggu. Berdasarkan pengamatan Adel ada yang tidak beres antara kak Dimas dengan Ira. Setiap Adel ingin bertanya pada Ira, jawabannya tetap sama "Apaan sih Del gue gapapa sama kak Dimas kenal juga baru kemarin." Gitu tapi Adel tau bahwa Ira sedang berbohong hanya diam saja. Mungkin, Ira belum siap untuk cerita.

Love at the first sightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang