Pandangan - 9 -

45 8 0
                                    


- ❤ -

"Lama." Gerutu teman Rey yang bernama Gilang.

"Biasa habis dari gedung sebelah." Sambil menaik turunkan alisnya."Yaudah yok Lang keburu bel nih". Ingat Rey.

Memang bukan berita baru sih kalau Rey sedang dekat dengan Adel anak gedung sebelah -IPA-. Sedari tadi Gilang mencari Rey disetiap koridor gedung IPS. Ternyata dia ada di gedung sebelah "pantas saja." Pikir Gilang.

Sekarang mereka sedang menuju keruang music karena mereka berdua dipanggil oleh guru ekskul music. Entahlah untuk apa? dan akan disuruh apa?.

Rey memang memiliki wajah yang rupawan dan ramah tak salah jika ia baru saja seminggu masuk di Aksara sudah memiliki puluhan fans baik dari gedung IPS , IPA bahkan gedung SMP pun tidak mau ketinggalan dan ia sudah termasuk jajaran cogan Most wanted. Gilang adalah teman sebangku Rey. Ternyata, mereka memiliki hobi yang sama yaitu bermusik. Gilang juga termasuk jajaran cogan most wanted namun karena sikap dingin yang dimiliki Gilang maka banyak yang takut dengannya. Tapi sebenarnya Gilang anak yang asyik hanya saja dia sedikit lebih suka menyendiri.

Setelah pertemuan Rey dengan Adel di kedai berkat bantuan Ira. Sekarang Rey sudah lebih dekat dengan Adel. Bahkan Rey juga sudah mendapatkan IDLine Adel. Namun setelah pertemuan dikedai, sekarang Adel lebih suka melamun dan Rey jadi suka menerka-nerka apa yang sudah ia lakukan. Tapi kata Ira "Sudah Rey gapapa mungkin Adel lagi kangen sama mamanya." Dan fakta yang baru diketahui Rey adalah mama Adel telah meninggal dunia saat Adel masih di bangku kelas 2 SMP. Jadi Rey semakin bersemangat untuk mendekati Adel dan membuat Adel tertawa kembali.

Rey juga tidak menyangka bahwa pertemuannya dengan Adel dikedai waktu itu sudah menjadi Trending topic di Aksara dan foto yang diambil sangat pas dan bagus menurut Rey. Karena foto yang diambil saat Rey sedang mencubit pipi chubby Adel. Rey sangat berterimah kasih pada sang photographer amatir tersebut. Dan jangan lupa Rey juga ingin mencetak foto tersebut dan dipajang di kamarnya. Berlebihan memang tapi memang inginnya seperti itu.

Tok tok tok . . . .

"Masuk." Sahut seseorang yang ada didalam ruangan musik.

"Permisi pak." Ucap Rey sopan kepada pak Didit selaku guru musik di Aksara.

"Oh kalian sudah datang. Silahkan duduk dulu. Bapak akan menjelsakan kepada kalian berdua." Jelas pak Didit. Setelah melihat Rey dan Gilang telah duduk rapi pak Didit mulai menjelaskan.

"Baiklah saya sudah mendengar bahwa kamu Rey, kamu memiliki bakat bernyanyi dan bermain piano. Saya juga sudah mendengar bahwa kamu memiliki grup musik yang beranggotakan kamu dengan kakak pertamamu Mahesa. Betul?." Yang dibalas anggukan oleh Rey. "Baiklah Rey sekarang kamu saya sandingkan dengan Gilang dalam perlombaan unjuk bakat Se-jakarta untuk memperingati hari jadi Jakarta. Emmhh sekitar dua bulanan lagi dan kalian akan mewakili dari gedung IPS untuk kategori bermusik. Sudah jelas?." Tanya pak Didit diakhir penjelasan.

Rey juga sudah mendengar bahwa Gilang sudah berhasil memenangkan beberapa kali lomba bermain alat musik terutama gitar. Gilang juga pernah mewakili Aksara diajang musik kotemporer tingkat Internsional di Paris. Jadi sudah tidak diragukan lagi bagaimana kemampuan Gilang sedangkan Rey bermain musik hanya saat kak Mahesa pulang dari inggris itupun saat mereka sedang bosan dirumah. Kak Mahesa yang jago bermain gitar dan biasanya Rey yang bernyanyi.

"Sudah pak." Jawab Rey.

Sedangkan Gilang hanya bergumam "Hmm.".

"Kalian bisa atur sendiri jadwal latihan kalian. Saya hanya bertugas untuk megawasi kalian karena ini lomba unjuk bakat jadi tidak ditentukan kalian harus menampilkan apa. Jadi, kalau kalian berdua sudah menentukan jadwal latihan nanti hubungi saya." Yang dibalas hanya anggukan oleh Rey dan Gilang. "Baiklah hanya ini yang ingin saya sampaikan. Kalian boleh kembali kekelas." Ucap pak didit mengakhiri pertemuan ini.

"Baik permisi pak." Pamit Rey sopan sambil meninggalkan ruang musik yang diikuti Gilang dari belakang. Rey dan Gilang langsung kembali kekelas karena bel jam pelajaran selanjutnya sudah berbunyi.

Kelas Rey merupakan kelas IPS-A1 termasuk kelas unggulan. Kelas Rey yang mayoritas diisi oleh laki-laki terutama para cowok Most wanted Aksara. Bukan hal baru jika kelas Rey merupakan kelas para cogan dan berprestasi pula. Perempuan dikelas Rey hanya berisi 5 orang yang merupakan anggota inti cheerleader. Jadi, bisa kalian bayangkan seberapa centilnya mereka dan asal kalian tau mereka berlima merupakan geng paling hits plus sadis di Aksara. Belum ada yang mampu menaklukkan mereka kecuali cogan. Rey yang memikirkan itu hanya memutar bola matanya.

Pasalnya ketua dari geng tersebut yang bernama Gista sangat suka sekali mencari perhatian pada Rey. Rey yang sudah tau akan hal itu, hanya bisa diam dan mengganggap Gista sebagai teman sekelasnya saja. Dan berdasarkan apa yang pernah Rey dengar katanya Gista marah saat melihat mading yang berisikan berita tentang kedekatan Rey dan Adel. Jadi, Rey harus waspada siapa tau Gista macam-macam kepada Adel.

. . . . .

Kringgg . . . . kringgg. . ..

Bel pertanda berakhirnya pelajaran hari ini telah berbunyi. Rey dengan sigap membereskan semua barang-barangnya dan sudah siap untuk meninggalkan kelas. Namun, tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat tangannya dipegang oleh seorang perempuan dan siapa lagi kalau bukan Gista.

"Rey tunggu, gue pulang barengi lo yah. Mobil gue mogok." Alibinya sambil menampilkan puppy eyesnya yang bagi Rey itu sama sekali tidak menarik.

"Eh sorry Ta gue udah janjian sama temen gue." Jawab Rey sambil berusaha melepas tangannya dari tangan Gista.

"Kan lo naik mobil, gue mau kok duduk di bangku belakang. Asal bareng lo." Rayunya lagi.

Rey berusaha mencari alasan agar Gista tidak pulang bersamanya karena hari ini dia ingin mengantar Adel pulang dan semua sudah diatur oleh Ira. Jadi Rey tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Rey langsung mendapatkan ide saat melihat Gilang.

"Woy Lang sini." Panggil Rey. "Nih Gista mobilnya mogok. Pulang bareng lo aja ya, gue ada urusan." Ucap Rey kilat pada Gilang dan dia langsung berlari menuju gedung sebelah sebelum Gista menghentikannya lagi.

"Loh Rey kok gitu sih! Gue maunya sama lo bukan sama manusia es ini." Teriak Gista saat melihat Rey lari meninggalkannya dengan Gilang. Gilang saat itu hanya diam dan menaikkan satu alisnya.

"Ah bete gue! Rey kabur." Sambil menendang tong sampah sampai tumpah. "Lo ngapain disini pulang sana. Gue bisa pulang sendiri" Usir Gista pada Gilang.

Gilang hanya menghendikkan bahunya seolah mengatakan "yasudah" dan pergi meninggalkan Gista di lorong kelas. Menurut Gilang sebenarnya Gista itu cantik dan manis tapi hanya saja dia terlalu kejam dan pemaksa.

Rey langsung berlari menuju kelas Adel. Tepat saat Rey sedikit lagi sampai dikelas Adel dia melihat Adel dan Ira baru saja keluar kelas.

. . . . . . . .


Tbc

Happy reading 😆
Jgn lupa tinggalkan jejakk

Kritik dan saran sangat diterimaaa
maaf penulis baru😳

Gimana? Hehe
Vomentnya

-Sweet


Love at the first sightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang