Empat

8 0 0
                                    

Suara alarm yang berdering kencang pagi ini membangunkanku. Aku kembali menutup mukaku dengan selimut.

Ting.

Suara yang berasal dari hp ku membuatku segera membukanya. Aku membuka applikasi line dan mulai membalas satu persatu pesan yang masuk.

Ari F: Pagi vir! Lo masuk kan hari ini?

Vira: Iya pagi ri, masuk kok.

Ari F: Okayy gue tunggu ya vir disekolah!

Vira: Ok.

Ari F: Ari F sent a sticker.

Aku menutup obrolan chat bersama Ari. Keputusanku untuk menjauhi Ari semakin bulat. Satu notifikasi muncul aku segera membuka pesan yang berasal dari grup.

Kentung: Kentung sent a photo.

Kentung: Itu buat yang remed PKn ya. Yang remed kerjain dikertas.

Ibab: Jokiin dong gue mager masuk.

Vira: Iya dong jokiin gue juga.

Saat aku menunggu balasan dari teman sekelasku di grup satu pesan muncul.

Firdha: Eh masuk lo

Vira: Remed PKn doang kan? Joki Shinta gue kayanya.

Firdha: Ayo kita liat bareng-bareng siapa tau ada yang remed lagi.

Vira: Mager ah. Nanti kasih tau aja di line.

Firdha: Udah buru mandi, katanya nanti siang mau ada remed lagi.

Vira: Ok.

Aku kembali memejamkan mataku mengingat kejadian semalam. Lost stars, gitar, dan Adit. Malam yang membuatku mengenal lebih dalam sosok Adit.

Malam yang membuatku sadar bahwa tiga hari dua malam membuatku tertarik pada Adit.

Malam yang mengingatnya bisa membuatku senang dan sedih secara bersamaan. Senang karena itu adalah salah satu best moment di hidupku. Sedih karena aku kembali dihempaskan oleh kenyataan bahwa kita tidak bisa sedekat itu lagi. Aku sadar bahwa tiga hari dua malam itu aku dekat dengan Adit karena terbawa suasana, mungkin.

***

Aku kembali menatap pantulan diriku di cermin. Setelah menyemprotkan parfume aku segera berangkat ke sekolah.

Saat dikelas aku melihat semua orang sibuk berkumpul dan menyalin jawaban. Aku langsung menghampiri Firdha tanpa duduk di mejaku terlebih dahulu.

"Woy fir ada remed apa?" Aku mengambil duduk diantara Firdha dan Apra. Didepanku ada Adit dan Kentung sedang mengerjakan remedial PKn.

"Gue lagi ngerjain remedial PKn nih. Banyak yang joki." Aku membulatkan mulutku.

"Oh."

"Di meja lo ada apaan vir?" Aku berdiri menghapiri mejaku dan melihat ada satu bouquet bunga berwarna ungu. Disana terdapat secarik kertas dan aku membacanya.

Bunga yang special untuk orang yang special.

Aku mengerutkan keningku. Memikirkan siapa yang memberiku bunga. Satu nama orang terlintas dibenakku. Keputusan ku untuk menjauhinya semakin bulat. Aku merasa risih diberikan ini itu dengannya.

"CIEEEE.. dari Adit tuh bunganya." Kata Kentung sambil tersenyum-senyum.

Dengan muka panik Adit membalas "Apaansih tung! Itu dari Ari dia tadi pagi nitipin ke gue."

Aku merasa sedikit kecewa melihat reaksi Adit yang tampaknya risih jika diledekin dengan aku. Tetapi aku cukup sadar diri. Aku tidak bisa mengharapkan Adit. Dia eksis, ketua eksul basket, supel, dan terlebih yang bikin aku minder adalah mantannya yanh cantik semua. Berbanding terbalik dengan aku yang membutuhkan waktu lama untuk bisa dekat dengan seseorang.

"Eh yaAllah tadi pagi gue mandi badan gue merah-merah semua." Kata Apra sambil menujukkan bekas cubitanku semalam.

"BENER PRA! Sakit badan gue." Sahut Kentung, aku segera memasang senyum tanpa dosaku.

Kelas kembali ramai saat kita membicarakan kejadian-kejadian lucu saat kita berada di Villa. Sahutan-sahutan meledek aku dan Adit kembali terdengar. Aku hanya bisa diam sambil sesekali menyubit Kentung yang ada didepanku.

***

Malam ini aku semakin membulatkan tekadku untuk menjauhi Ari. Aku merasa aku tidak tertarik dan nyaman saat berada didekat Ari. Dan susah untukku membuka hati jika dari awal aku tidak tertarik yang ada jika orang itu memberikan aku barang-barang banyak aku semakin ilfeel.

Aku membuka applikasi line ku berharap nama Adit muncul disana tetapi tidak ada tanda-tanda nama Adit akan muncul. Aku berinisiatif menyapa Adit terlebih dahulu karena aku membutuhkan seseorang yang netral untuk mendengarkan curhatku untuk menjauhi Ari.

Setelah merasa kata-katanya pas aku segera mengklik tombol send.

Vira: Tong maaf ya jd gaenak gue sm lo dicak2in.

Tak berapa lama aku menunggu terdapat balasan dari Adit.

Adit ds: Kenapa jd lo yang minta maaf vir wkwkwk.

Adit ds: Gapapa kalii gua yg gaenak sbnrnyaa.

Vira: Lonya diem aja si kan gue ngiranya lo ngambek.

Adit ds: Yee kapan gue pernah ngambekk virr.

Vira: Sering kocak. Eh btw gue mau minta pendapat lo.

Adit ds: Pendapat apa virr?

Setelah memikirkan matang-matang aku memencet tombol send.

Vira: Gue mau jauhin Ari.

Adit ds: Hah? Kenapa vir? Dia kan baik..

Vira: Gue risih dikasih bunga gitu gue ganyaman.

Adit ds: Aneh dah lo orang mah dikasih bunga seneng ya.

Vira: Iya emang tp gue risih.

Adit ds: Yaudah jauhin aja lagian juga kayanya dia kalau lo jadian sama dia dia masih baik2 juga ke semua cewek.

Vira: Nah itu juga maksud gue.

Chat antara Aku dan Adit terus berlanjut sampai akhirnya jam dua belas malam Adit tidak membalas chatku. Aku kembali memikirkan niatku menjauhi Ari sampai akhirnya aku kelelahan dan terlelap tidur.

***

Tbc.

Aneh gak sih dit? Kok aku ngerasa ganjel ya hehe. Susah nyeritain hari yang ini soalnya bingung yang mana aja yang mau diceritain(?)

Anyway semoga adit suka yaa!

-unicorn.

1428 BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang