"Vir make up in gue dong." Aku yang sedang membalas chat Adit mengalihkan pandanganku menuju Firdha. Setelah mengambil semua peralatan make up ku, aku mulai bereksperimen dengan muka Firdha.
Ting.
Satu notifikasi line muncul membuatku segera membuka handphone-ku. Nama Adit ds tertera disana membuatku tidak berhenti senyum sendiri. Sejak curhat mendadak tentang Ari, chat antara Aku dan Adit terus berlanjut.
"Dari siapa sih? Liat dong." Firdha berusaha melirik hp-ku, resiko punya teman super kepo.
"Biasaa dari Ari." Padahal sudah beberapa hari aku tidak chat dengan Ari. Aku menjauhinya.
"Oohh.." Firdha menganggukan kepalanya tanda percaya dengan kata-kata ku.
Aku kembali menatap pantulan diriku dicermin. Melihat apakah ada yang kurang atau belum. Setelah merasa semuanya sudah sempurna aku segera memakai flat shoesku dan berpamitan dengan mama. Aku membuka pintu mobil Fardin dan duduk disebelah Alivia.
Hari ini aku, Firdha, Alivia, dan Fardin akan pergi ke mall untuk berbelanja, makan, dan photobox.
Jakarta siang ini tidak terlalu macet. Setelah sampai kita segera menuju restaurant yang menyajikan makanan Jepang.
"Line dari siapa sih vir?" Tanya Alivia.
Aku membaca pesan Adit sambil tersenyum. Sadar akan Alivia yang bertanya kepadaku aku menoleh "Hah kenapa lip?"
"Line an sama siapa itu sampe ga fokus?" Alivia berusaha melihat kearah hpku yang sudah aku lock.
Aku tertawa kecil "Adadeh! Kepo yaa?"
"Ih jahat banget Vira ga cerita-cerita. Cukup tau aja kita ya." Sambung Fardin.
Aku hanya membalasnya dengan tersenyum-senyum.
Setelah makan kita menuju origami untuk photobox. Saat menunggu giliran hp ku bergetar.
Video call from Adit ds.
"Ada yang bawa earphone?" Tanyaku.
"Nih vir." Fardin memberikan aku earphone.
Saat aku akan mengangkatnya panggilan terputus.
Vira: Baru juga mau diangkat udah mati.
Adit ds: Sorry kepencet virr.
Mukaku menyiratkan sedikit kekecewaan saat mengetahui bahwa panggilan tadi karena kepencet.
Adit ds: Serius mau angkat? Gue video call lagi deh nanti.
Vira: Iya, baru pinjem earphone sama Fardin.
Adit ds: Gue basket dulu ya, nanti gue video call lagi.
Vira: Okaay.
Tak lama kemudian aku masuk kedalam photobox dan mulai berphoto.
Karena bosan akhirnya kita ke foodcourt. Aku kembali chat-an dengan Adit karena ia sedang istirahat basket.
"Eh ajakin anak kelas ke Eddy dong." Kata Fardin.
"Bentar bentar gue line grup kelas." Firdha mulai membuka hpnya.
Aku kembali berkutat dengan hpku. Chat bersama Adit selalu terasa menyenangkan dan bisa membuat senyum-senyum sendiri.
Adit ds: Mau pada ke Eddy?
Vira: Iya nih nyusul dong.
Adit ds: Jam berapa? Basket gue sekarang kalau malem bisa deh.
Vira: Abis maghrib kayanya.
Adit ds: Kalau keburu gue nyusul.
Vira: Okay ditunggu.
Video call from Adit ds.
Aku kembali memasang earphone dan mengangkat panggilan masuk dari Adit. Saat aku sedang mengobrol dengan Adit, Fardin merebut hpku dan terbongkarlah bahwa aku sedang chat dengan Adit.
"OOH jadi ini yang daritadi bikin Vira senyum-senyum." Kata Fardin, aku hanya menundukkan kepalaku.
"Hallo klontong!" Firdha mendekatkan mukanya kearah hpku.
Daan selanjutnya hpku dikuasai oleh mereka bertiga.
Taklama panggilan tersebut terputus. Satu pesan masuk dari Adit mengatakan bahwa ia harus kembali bermain basket dan ia mengatakan bahwa jika sempat ia akan nyusul ke Eddy.
Video call from Adit ds.
Aku mengerutkan keningku. 'Bukannya Adit basket?' Aku mengangkat panggilan tersebut dan muncul muka Ibab yang sedang tersenyum ambigu.
Tamatlah riwayatku!
KAMU SEDANG MEMBACA
1428 Bittersweet
Non-Fiction"Sometimes, a bitter love can be so good. It's like a coffee with a rainbow mood." • based on true story •