Part 14 - Merelakan dirinya

1.1K 62 5
                                    

"JAMES?"

Bagaimana Selina bisa lupa dengan pria itu, dia adalah teman masa kecilnya James Nathaniel si pemilik mata hazel terindah yang pernah wanita itu lihat. James pindah ke Amerika saat umur mereka berdua masih Empat belas tahun. Postur badannya yang tinggi dan memiliki dada yang bidang, bahkan tercetak jelas badannya yang sixpack di balik jas hitamnya.

"Hei Sweety," Dia memeluk Selina erat dan tunggu wangi parfumnya tidak berubah sama sekali, ia sangat menyukai wangi ini dari dulu.

"Wangi lo gak berubah," Ujar Selina masih memeluk James erat.

"Kan lu dulu yang nyuruh gue gak boleh pake parfum lain, jadi sampe sekarang pun gue masih pake ini parfum sebagai obat rindu gue ke lo." James tersenyum menggodanya, ia ingat dengan kata-kata itu bagaimana bisa James masih menuruti perintahnya sampai detik ini.

"Kok lu bisa disini James?" Tanya Selina melepas pelukannya.

"Biasa rekan bisnis." Sahutnya.

"Rekan bisnis? Siapa?" Tanyaku menatap mata lelaki itu serius menunggu jawaban dari bibirnya.

"Raditya,"

DAMN! Dunia ini memang sempit bahkan teman kecilnya saja juga mengenal Radit. Ya, memang ia akui siapa yang tak mengenal Raditya David Abraham salah satu Bussiness Man muda terkenal di seluruh Asia.

"Lo sendiri ngapain disini?" James balik bertanya padanya dan menatapnya serius.

"Gue karyawan di Merc Company, perusahaannya Radit." James mengangguk mengerti, Alice yang daritadi di cuekin mulai bosan dan pergi entah kemana.

"Mau kemana Lice?" Alice hanya menengok dan melanjutkan langkahnya Selina hanya menggeleng melihat Alice yang kesal melihatnya yang asyik hanya mengobrol dengan James sedangkan dia dicuekin.

"Teman lo?" Tanya James yang membuatnya kembali menatapnya.

"Ah, iyaa kita sahabat dari SMA dan satu kerjaan lagi."

"Cantik, tapi masih cantikan lo sih." Goda James padanya yang membuat pipinya blushing.

"Lo sama siapa kesini?" Tanya Selina mengalihkan pembicaraan.

"Tadi sama temen tapi tau tuh anak sekarang kemana. Tenang Sel temen gua cowok kok dan gue juga masih single." James pria paling bisa menggodanya terus dan dia orang paling pengertian yang pernah aku kenal. Tapi ia masih menganggapnya hanya teman kecilnya saja tidak lebih dia terlalu baik untuknya walau tampangnya yang sangat tampan membuat siapapun wanita yang melihatnya terpesona hanya dengan kedipan sebelah matanya.

*****

Alice berjalan menjauh dari Selina dan teman lamanya itu ia memegangi gaunnya yang membuat dirinya susah berjalan.

"Selina malah ngacangin gue, sedih banget, gue tau tuh orang ganteng tapi gak nyuekin gue juga kali, udah nih gaun ribet banget." Oceh Alice masih terus berjalan yang gak tau tujuannya mau kemana.

"Ehhh" Alice kehilangan keseimbangan karena gaunnya dan high heels nya yang ngebuat dia susah berjalan.

"Argh!" High heels yang di pakainya patah, dia ngelirik ke kanan kiri untungnya tempatnya sekarang lagi sepi gak ada orang yang ngeliatnya jatuh, kalo ada mau taro dimana mukanya. Hal paling memalukan baginya jika ada yang melihatnya! Tapi tunggu, tangan siapa nih. Alice mendongak ke atas ngeliat siapa pemilik tangan itu.

"Be--Ben?" Alice nundukin kepalanya malu tangannya nutupin mukanya, percuma juga sih cowok itu juga udah tau kalo Alice yang ada di depannya.

"Tangan gue yang diidamkan semua kaum hawa di diemin sama cewek jomblo kaya lu." Alice balik ngeliat muka Ben sinis dia nyingkirin tangan Ben dari depan mukanya dan langsung berdiri.

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang