Part 15

503 38 2
                                    




Pesta pertunangan pun usai, Selina menunggu Alice di pintu lobby hotel yang daritadi tak kunjung juga datang, para tamu undangan juga sudah pergi meninggalkan hotel. Ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, tunggu TAS? Dimana tasnya? Astaga! Ia lupa kalau tasnya dibawa Alice, gimana caranya ia bisa pulang bahkan ponsel dan kunci mobilnya saja ada di dalam tas. Bodoh kau Selina!

Dua puluh menit berlalu, wanita ini mengelilingi setiap isi hotel ini tetapi gadis itu tak juga ditemukan. Oh, shit! Dimana Alice. Ia memutuskan kembali kebawah siapa tau dia sudah disana. Pintu lift terbuka dan siapa yang kutemukan disana.

"Radit?" Selina memundurkan satu langkahnya dari pintu lift dan sama sekali tak ingin memandang wajah pria yang sedang berada di hadapannya itu.

"Kenapa gak masuk?" Suara itu membuat pikirannya semakin buyar antara masuk atau tidak. Dan akhirnya aku memilih untuk masuk.

Suasana di dalam lift sangat canggung, ia melirik Radit yang sedang fokus menatap layar ponselnya yang entah apa yang dia liat, dia berbalik melirik wanita yang ada di sampingnya itu kontan Selina langsung membuang pandangannya yang daritadi meliriknya.

"Kok belum pulang?" Tanya Radit padaku.

"Bel--"

TINGG

Belum selesai ia berbicara pintu lift sudah terbuka, Radit keluar tanpa melihat kearahnya.

Ckk! Apa-apaan ini, kenapa dia bertanya tapi dia juga yang pergi meninggalkannya begitu saja padahal ia ingin berterima kasih telah menolongnya kemarin. Pria memang tidak pernah mengerti perasaan wanita.

Selina memutuskan mencari taksi diluar, daripada harus menunggu Alice yang entah sekarang berada dimana.

"Selinaa!" Ia menoleh ke belakang melihat siapa yang memanggil namanya itu dan ternyata orang yang memanggilnya adalah James.

"Loh, katanya mau pulang kok masih disini?" Tanya James pada Selina.

"Gimana mau pulang kunci mobil sama Handphone gue ada di dalem tas dan tas gue dibawa sama Alice." Jawabnya frustasi.

"Terus Alice nya kemana?"

"Kalo gue tau ngapain gue masih disini sih James," Selina melirik ke kanan kiri jalanan diluar sudah sangat sepi, tak ada satupun taksi yang lewat. Angin berhembus kencang membuat badannya menggigil kedinginan James mendekat kearahnya ia tersenyum kecil melihat wanita itu kedinginan dia membuka jas nya dan memberikan jas itu pada Selina.

"Biar gue yang anterin lu balik." Dia menutupi tubuh Selina dengan jas nya dan menuntunnya menuju mobilnya, sebenarnya Selina tak ingin merepotkan James tapi keadaan yang memaksanya untuk menuruti keinginannya.

Wanita itu hanya memandang ke arah luar yang sekarang sudah di turuni rintikan air hujan, pikirannya masih memikirkan kejadian hari ini. Begitu berat ia melupakan pria itu orang yang dulu sangat ia cintai, bahkan ia lupa bagaimana caranya menangis jika ia berada disampingnya. Tetapi semuanya sekarang berbeda dia sudah mempunyai kehidupannya sendiri.

Matanya mulai mengantuk ia tak bisa menahan rasa kantuknya dan akhirnya ia mulai terlelap tidur.

Hampir satu jam Selina tertidur dan James membangunkannya dari tidur nyenyaknya

"Sel, bangun udah sampe." Ucap James lembut dengan tangannya yang mengusap lembut rambut wanita itu.

"Iya Radit aku masih ngantuk." Jawabnya memegang tangan itu dan membawanya kedalam peluknya.

"Radit?"

Mendengar ucapan itu kontan Selina terlonjak kaget membuka matanya dan segera menutup mulutnya.

"Eh kita udah sampe? Hujannya deres banget sekarang. James mampir dulu yuk." Ajaknya mengalihkan pertanyaan James tadi.

"Lain kali aja Sel, gue langsung balik ajaa."

"Oh oke! Kalo gitu gue duluan, Thanks James." Ia membuka pintu dan turun dari mobil James.

"Eh tunggu, lo mau basah-basahan? Nih pake!" Perintah James sambil memberikan payung untuk Selina.

"Oh iyaaa." Ia mengambil benda itu dan turun keluar dan langsung masuk ke dalam rumahnya.

"Astagaaa! Kunci rumah juga ada di dalam tas."

Ia mencoba membuka pintu itu dan ternyata terbuka. Ia langsung masuk ke dalam dan melihat Alice sedang santai duduk di sofa sambil memakan cemilan yang ada diatas meja.

"Aliceeeee!" Teriaknya di telinga Alice hingga membuat dia kaget.

"Seee...Seee!"

"Setan? Lo mau bilang gue setan? Lice sumpah yaa kok lu tega banget sih ninggalin gue sendirian?!" Ucap Selina kesal.

"Yaampun Selina, sorry banget yaa, tadi tuh Ben anterin gue balik terus gue pikir lo udah pulang duluan dan gue baru inget kalo tas lu gue yang bawa." Jawab Alice panjang lebarrr.

"Iya gue maafin, terus sekarang mana tas gue?"

"Di kamar." Selina mengangguk mengerti dan berjalan ke arah kamarnya.

"But wait, terus gimana nasib mobil gue? lo harus tanggung jawab." Ucap Selina berbalik lagi ke arah Alice.

"Tenang aja mobil lo dijamin aman." Jawab Alice sambil mengedipkan sebelah matanya, Selina mengangkat kedua alisnya bingung. Masa bodo lah intinya mobilnya harus kembali dengan keadaan utuh.

Ia kembali melangkahkan kakinya naik ke atas menuju kamarnya dan segera membersihkan badannya.

"Sel itu jas siapa?" Teriak Alice dari bawah dan menunjuk jas yang melekat di badan Selina.

"Jas?" Astaga ia baru ingat ini jas milik James dia lupa mengembalikannya...






TO BE CONTINUED







Terima kasih kepada kalian yang sudah setia buat baca cerita aku dan maaf kalo masih ada kekurangan😊😊😊


Dan jangan lupa buat selalu
Vote dan Comment jugaaa karena itu sangat ngebantu aku bangett
🙏🙏


Loveee💘💘



My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang