[7]Rumah Rizal

321 39 31
                                    

Part sebelumnya**

Mulai aku menceritakan kejadian tadi di grup dan mendapat banyak support dari teman-temanku. Saat aku menanyakan id line Rizal tak ada yang tau. Disaat kebingungan yang melanda aku mendapat sebuah nontifikasi yang membuat k6u cukup kaget hingga terjatuh dari tempat tidur.

"Auu... sakit"

Rizal Pratama Add you as friend.

Tidak ada cara instan mendapatkan hasil begitu juga Cinta kita, tidak dengan cara instan cinta ini akan tetap bertahan tapi dengan proses dan kerja keras yang membuatnya tetap bertahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada cara instan mendapatkan hasil begitu juga Cinta kita, tidak dengan cara instan cinta ini akan tetap bertahan tapi dengan proses dan kerja keras yang membuatnya tetap bertahan...

Karena proses tak pernah menghiyanati hasil.

"Fanya apa yang terjadi? Bunyi apa itu sayang?" Ibu Zefa bertanya dari depan pintu kamar Zefa saat mendengar suara gaduh di kamar Zefa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fanya apa yang terjadi? Bunyi apa itu sayang?" Ibu Zefa bertanya dari depan pintu kamar Zefa saat mendengar suara gaduh di kamar Zefa.

"Tidak ada apa-apa ma! Cuman buku jatuh," Zefa sedikit meningikan suaranya.

"Ya, sudah kalau begitu cepat keluar untuk makan siang!" Perintah ibu Zefa.

"Baik ma lima menit lagi Fanya keluar."

Zefa menyimpan smartphonenya, segera menganti baju dan menuju meja makan untuk makan siang.

"Makanannya enak bik." Ucap Zefa pada bik Inang pembantu yang sudah Dia anggap sebagai keluarga karena telah bersama dengannya sejak berumur tiga tahun. Bik Inang tersenyum mendengar perkataan Zefa.

"Ma, ayah kapan pulang?" Tanya Zefa pada ibunya yang sedang merajut sebuah syal.

"Hmm mungkin besok malam. Memangnya ada apa?" Tanya ibu Zefa.

"Tidak ma."

Zefa Pov

Aku kembali ke kamar dan merapikan membuka lapto berniat untuk lanjut menulis ceritaku.

Ting

Aku langsung menujuh tempatku menaruh smartphone untuk memeriksa nontifikasi.

Rizal Pratama: Ke rumahku sekarang! Alamatnya sudah ku kirim.

My Bullies MENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang