[9]Karenamu

265 38 19
                                    

Part sebelumnya**

Kami bercanda ria atau lebih tepatnya aku, Adhy dan Wawan karena Azra lebih banyak diam dan hanya berbicara saat ditanya dia sibuk dengan ratusan episode anime di smartphonenya. Selesai makan kami kembali ke kelas saat menaiki tangga, aku melihat banyak anak sma yang berjalan di jalan kecil disamping sekolah, tapi tunggu aku sepertinya mengenal salah satu diantara mereka dan saat anak itu berbalik aku tau dia.. Dia RIZAL!

Saat orang yang kau sayangi mulai berubah, pasti ada sesuatu! Dan kemungkinan besar perubahan itu karena dirimu sendiri!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat orang yang kau sayangi mulai berubah, pasti ada sesuatu! Dan kemungkinan besar perubahan itu karena dirimu sendiri!

Aku ingin segera berlari menghampirinya, namun Azra memegang tangganku kemudian menarikku memasuki kelas, aku duduk dan termenung mengingat apa yang barusan kulihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ingin segera berlari menghampirinya, namun Azra memegang tangganku kemudian menarikku memasuki kelas, aku duduk dan termenung mengingat apa yang barusan kulihat.

Tadi beneran Rizal kan? Kenapa dia tidak mengikuti pelajaran? Untuk apa dia berjalan bersama kumpulan anak tadi? Apakah mereka akan tawuran?

"Nggak usah dipikirin soal yang tadi, itu hal biasa kok buat Rizal." Aku menatap bingung akan perkataan Azra.

"Hal biasa, maksud kamu?"

"Dia akan bolos sekolah kalau punya masalah, dan akan ikut tawuran kayak gitu kalau masalahnya lebih besar." Azra menjelaskan.

"Kenapa kamu bisa tau banyak tentang Rizal?" Tanyaku penasaran.

"Kita berdua kan sahabat, walaupun mungkin aku aja yang ngangap dia kayak gitu soalnya dia nggak peka dan lebih banyak diam."

Ngomongin Rizal nggak peka dan lebih banyak diam, padahal dirinya juga sama.

Braakkk...

"Udah puas ngobrolnya! Kalian berdua KELUAR!" Pak Wawo guru sejarah mengebrak meja dan mengusir kami.

Aku dan Azra keluar dengan cuek walau ditatap siswa-siswi sekelas. Lagi pula walau aku sangat menyukai pelajaran sejarah yang banyak menghafal itu, namun gurunya tipe pak Wawo yang killer dan selalu merasa benar membuatku bosan. Kami berjalan keluar tanpa berbicara dan situasi canggung dapat kurasakan. Kami berjalan tak tentu arah dan tak sadar telah sampai di taman sekolah, kami duduk dan hanya diam.

My Bullies MENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang