P.s: K sip, ini gua lagi yg next anju, rajin2 amat mba. Gua 2 kali next cerita tb yak? Lama2 ni buku jadi Crazy Mofos Book anjer, ini yg ketiga-_-
Mulmet: mata mereka sembab semua:'
Happy reading😊
-----
Ia lelah.
Rasanya ingin pergi saja.
Namun, apa yang ia butuhkan ada disini, memberinya dukungan.
Bestfriend until he dies..
Mata mereka sembab, hanya ada satu suara diruangan ini, suara tangisan.
Mereka harusnya menguatkan, bukannya malah ikut larut dalam kesedihan. Niall bangkit dari tempat duduknya, memeluk Louis tepat dihadapannya yang masih menangis usai perform tadi.
"Stop it, lou. Gak ada yang harus ditangisin lagi, mom Jo udah tenang disana"
Louis mengeratkan pelukannya, Niall menatap Lottie yang baru datang dari luar dan menatap Nouis khawatir, raut wajahnya seakan bertanya Apa yang terjadi? Dan Niall menjawab dengan anggukan dan senyuman, menandakan mereka baik-baik saja.
Niall menepuk punggung sahabatnya itu lalu melepaskan pelukannya. Liam dan Harry menatap Louis khawatir, jika begini terus Louis akan sakit, apa lagi melihat badannya yang semakin kurus semenjak Ibunya meninggal.
Harry mengusap air matanya, lalu ide itu muncul.
"Kenapa kita gak ke club aja? Senang-senang?" Ucap Harry yang langsung di jawab anggukan oleh Niall, Lottie dan Liam.
"Ngilangin kesedihan, lumayan" Jawab Liam. Dan mereka langsung pergi kesalah satu club di London.
.
Lottie sesekali menoleh kearah Louis, sedari tadi kakaknya itu meminum Wine, dan ntah berapa gelas. Lottie faham betul sifat kakaknya yang satu ini, ia takkan berhenti jika tak di hentikan. Lottie akhirnya menghampiri Louis.
"Lou? Udah! Kamu kebanyakan minum!" Louis menggeleng, lalu meneguk kembali satu gelas.
"Louis stop! Jangan lampiasin kesedihan ke minuman-minuman gini, nanti kamu lost control!"
Louis kembali menggeleng. Matanya kembali berair.
"Haz!" Panggil Lottie, merasa dipanggil, Harry menoleh lalu menghampirinya.
"Kenapa?"
"Aku kira Lou udah diatas dosis Haz, kita pulang atau Louis semakin nekat"
Harry mengangguk mengerti, lalu memberitahu Liam dan Niall untuk segera keluar.
Setelah itu, Lottie membopoh Louis keluar, membawanya ke mobil.
Di mobil kini hanya ada mereka ber5, menenangkan Louis yang sedikit lost control.
"Semakin lo gini, semakin kita khawatir Lou" Ucap Harry.
"Lo gak seharusnya sampe gini, gua ngerti perasaan lo, tapi cukup ke kita lo lampiasin" Tambah Niall.
Lottie memeluk Louis dari samping, air matanya jatuh lagi, lagi dan lagi.
"Lo gak kasian sama Lottie? Dia khawatir Lou" Kata Liam dan mengusap pundak Louis.
"I'm sorry" Hanya itu yang bisa Louis katakan.
"Gue cuma belum terbiasa, ini terlalu mendadak"
"Gak apa apa Lou, kita ngerti" Jawab Niall.
"Yang penting, lo jangan nangis lagi, ada kita, jadi lo tenang" Ucap Harry, Louis mengangguk.
"Terima kasih untuk selalu ada untuk Lou" Ucap Lottie.
"Kami sahabatnya, bukannya itu fungsi sahabat? Selalu ada untuknya" Jawab Liam, Lottie mengangguk.
"Jangan sedih lagi my boobear" Ucap Niall, Louis tersenyum.
"Kita semua bangga, gue tau tadi pas perform lo pengen nangis banget" Ucap Harry.
"Pokonya, gua gak mau denger kabar lo nangis lagi, Lottie kalau Lou nangis lagi chat gue" Ucap Liam yang di jawab anggukan sambil senyum oleh Lottie.
"Sifat Daddy nya keluar lagi, iya deh yang mau punya anak" Ucap Niall yang menggoda Liam, lalu kepala nya di jitak.
Semuanya hanya perlu kesetiaan, dan mereka membuktikan itu, bahwa mereka selalu ada untuk satu sama lain.
-END-
Ngebacodh egen:
Lalalaaa~ iya ini super pendek, maap ya kalau apdet nya tb terus, lagi pengen aja gitu soalnya jarang nulis ff tb:vDan ya, kemarin hari sabtu kalau gasalah mereka -niall harry liam, dateng ke x factor nemenin Lou perform:') trus mereka ke club gitu. Jangan nangis terus ya My boobear:) we've always been for u:) aku tau kamu kuat💪 'that u make me strong:')'
Umm, Liam mau punya anak, jadi nanti Freddie punya adek, hehe😞
Bandung, 12 desember 2016
har-ryy
Mantannya haz#hahaha_corp
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hope
Teen FictionIni buku pertama kami, colabs with Mitha, Indira, Nia dan Zaza.