Ia tersenyum, sudah lama rasanya tak mengunjungi kota ini, kota yang penuh dengan kenangan. Tangan kirinya meraba tembok tua sembil terus berjalan, ia rindu kota ini, jika di pikir-pikir sudah hampir 10 tahun ia tak kembali kesini, dan tentu sudah banyak berubah, baik bagunannya maupun fasilitas kota. Dulu, rumahnya berada di 23 jump street, Hudson City. Kota tua di negara inggris bagian barat itu kini nampak semakin cerah dengan banyak nya taman. Ali, cowok itu meneruskan perjalanan nya, mengingat sebagian kecil memorinya saat berada di kota ini, kenangan yang mungkin tak kan pernah ia lupakan.
Jika ditanya apa yang membuatnya semakin rindu kota ini, jawabannya adalah Prilly. Gadis masa kecil Ali yang menurutnya sangat menggemaskan, penurut dan sedikit bossy. Bulan kemarin mereka bertemu di New york, Ali yang saat itu sedang dalam proyeknya dan Prilly yang saat itu sedang berlibur dengan kekasihnya. Ah, sudah lah, mungkin Prilly memang tidak ditakdirkan untuknya. Jika boleh jujur, Ali sudah menyukainya sejak umur mereka 13 tahun, lalu apa yang kau tahu tentang cinta monyet? Hanya perasaan suka, namun tidak dengan Ali.
Dan mungkin, Ia akan flashback dengan masa-masa itu, masa-masa kemarin di New york, ia sempat berjalan-jalan dengan Prilly walau hanya 2 hari.
---
Mereka terdiam, tak ada yg memulai percakapan duluan dan di lift ini hanya mereka berdua.
"G-gimana sekarang?"
Prilly mengerjap, lalu menoleh kesebelah -badannya, bukan menatap mata, sebisa mungkin Prilly menghindari itu, ntah lah.
"Gimana apanya?"
2 detik setelahnya Ali mendesah pelan, selama mereka berteman belum pernah sekalipun terjebak dalam situasi seperti ini.
"Ya, keadaan kamu"
"Baik"
Ali menghela nafas panjang, oke ini baru pemanasan.
"Taxi!"
Sesegera mungkin Ali kembali mengambil tangan Prilly yang melambai memanggil taxi, Prilly mengerinyit seolah bertanya kenapa.
"A-aku bawa mobil"
Prilly menagguk, sedikit aneh dengan sikap Ali, namun ia abaikan.
"Mau kemana?"
"Central park aja deh"
Ali mengangguk, lalu mereka menaiki mobil. Setelah memakai set-belt, Ali menyimpan ponsel pintarnya di dashboard dan membuka waze.
Hening, selama perjalan tak ada yang bersuara kecuali radio yang sengaja Ali nyalakan.
"Li"
"Ya?"
Prilly mendesah. Padahal, sudah ada ribuan kata yang ingin ia sampaikan pada Ali sebagai pengganti kata rindu. Oh ayolah! Apakah lelaki disampingnya kini tidak tahu betapa ia rindu kini?
"Sekarang kerja dimana?"
"Di salah satu perusahaan otomotif di Irlandia, Kamu?"
"Aku penulis, kamu gak lupa sama cita-cita aku kan?"
Ali terkekeh. "Gak lah, bagus berarti"
"Soal penulis, aku ada idola, dia itu misterius gitu, tapi di buku itu selalu ada tulisan 'Alexa' " Ucap Ali antusias, sepaling tidak ia bisa bertanya pada Prilly.
"O ya? Aku gak begitu tau sih, hehe"
"A-aku kangen, Pril"
"Aku juga" Ali tersenyum sembari fokus menyetir.
"Prilly aku dulu gak banyak berubah ternyata" Prilly mengangguk.
"Kamu juga, gak banyak berubah"
Mereka banyak mengobrol sepanjang perjalanan, dan Ali menyukai itu.
Dan mereka kini sampai di Central park, manhattan. Dan memilih berbaring di hamparan rumput musim semi, di bawah pohon rindang.
"Dulu juga kita sering gini ya Pril" Ali memulai percakapan, dan Prilly mengangguk menyetujui.
"Kalo di inget-inget banyak juga yang udah kita lewatin bareng-bareng" Ali mengangguk.
"Dan sekarang, aku cuma bisa menyimpan rasa rindu akan itu semua"
"Kita tumbuh dewasa, Li. And life must go on, kamu teman terbaik sepanjang masa Li" Ucap Prilly melirik Ali yang saat itu sedang menatap ke atas -ke dedaunan yg terkena angin sepoi sore.
"Dan kamu cinta pertama terbaik sepanjang masa Pril"
Prilly refleks menolehkan kepala lagi pada Ali, yang kini tengah menatap nya juga.
"M-maksud kamu?"
"Kamu orang pintar Pril, aku yakin kamu faham"
"Maaf"
"Gak ada yang perlu disesali Pril, aku sayang kamu"
"Teman baik, aku pun menyayangi mu" Tambah Prilly yang membuat Ali tersenyum.
---
Dan itu mungkin bagian terbaik dalam hidupnya. Tak ada pelukan selamat tinggal, namun hanya ada secarik kertas bertuliskan:
'Rencana aku akan menghadiri acara di Irlandia, hope i meet you again, buddy! Bay the way, penulis yang kamu idolakan itu aku, Prilly alexya. x'
Dan saat itu, Ali tak pernah berhenti berharap, untuk selalu merasa dekat dengan gadis masa lalunya itu.
-END-
Bacotan author:
Aku tahu ini apa banget, ngaur pula): saking gaada idenya.
Btw, ini lagunya pacar gua, Niall horan❤ dengerin ya, enak banget ples baper): (gaada lagu nya soalnya wetpet udh g didukung oleh sc) hari ini MV nya keluar! Cek di yucup yaw😽Bandung, 24 nov 2016
har-ryy
Calon pendamping Niall di Altar#hahaha_corp

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hope
Teen FictionIni buku pertama kami, colabs with Mitha, Indira, Nia dan Zaza.