Bab 6

552 26 6
                                    

Aku butuh waktu untuk berpikir, tentang.... segalanya, tentang aku, Shahrukh, apa yang terjadi semalam, tapi yang terutama adalah tentang perasaan yang sedang berkecamuk dalam diriku

Apa yang terjadi semalam membuatku mau tidak mau harus berpikir tentang bagaimana sebenarnya perasaanku pada Shahrukh, apa arti dirinya bagiku, dan untuk itu aku perlu mengambil jarak dari dirinya, tapi baru kurang dari sehari aku jauh darinya, aku sudah sangat merindukan kehadirannya, segala sesuatu yang kulakukan mengingatkanku padanya, memasak, membersihkan rumah, bahkan duduk sendiri sambil memandang matahari terbenam mengingatkanku padanya, seperti ada sesuatu yang hilang dalam hidupku.
Aku sangat menghargai dia memberikan waktu dan jarak yang kuperlukan saat ini walaupun aku bisa merasakan bahwa dia sangat terluka oleh sikapku, aku bisa melihat kesedihan yang mendalam di wajahnya.

Dan malam ini, saat aku berbaring membelakanginya, aku harus melawan keinginan untuk berbalik dan memeluknya, sisi rasional dari kepalaku berkata bahwa ini salah, kami sudah menikah dan mempunyai keluarga masing-masing, tapi sisi lainnya berkata bahwa mencintai itu tidak salah, lagian menilai sudah selama ini tidak ada yang datang untuk mencari kami, mungkin saja keluarga kami bahkan sudah mengangap kami meninggal, batinku bergelut hebat, antara realitas dan perasaan dan membuatku semakin kalut, yang aku inginkan hanyalah meneriakkan "Aku mencintaimu" pada Shahrukh dan sepertinya hal itu lah yang kulakukan karena tiba2 saja aku merasakan bahwa Shahrukh terkejut dibelakangku, aku langsung menutupi mulutku dengan tangan, aku merasakan wajahku mulai memerah karena malu, apa yang sudah kulakukan? Tidak seharusnya aku terselip lidah seperti ini, apa yang akan Shahrukh pikirkan tentangku? Keheningan seakan menciptakan dinding tak terlihat diantara kami sebelum kemudian Shahrukh merengkuhku dan membuatku agar menghadap padanya, dia mengangkat daguku agar bisa melihat langsung ke mataku, aku melihat ke dalam matanya yang indah dan melihatnya dipenuhi oleh cinta, apakah cinta itu untukku?

Dia menarikku lembut ke dalam pelukannya dan berbisik lembut ke telingaku "Aku juga mencintaimu, sangat sangat mencintaimu". Segala kekhawatiran tentang status kami dan lain-lainnya tiba2 saja terasa tidak penting sekarang, aku berharap waktu bisa berhenti sekarang agar kami bisa selalu seperti ini, selamanya.

Setelah malam itu, hal hal yang selama ini membatasi kami perlahan lahan menghilang, kami menjalani hidup kami hanya sebagai Shahrukh dan Kajol, tanpa embel-embel lainnya.

Shahrukh:

Aku ingin malam ini menjadi malam yang spesial, aku menangkap begitu banyak ikan dan memberikannya pada Kajol untuk dibersihkan, aku tahu itu akan membuatnya sibuk sepanjang sore di dapur, sehingga aku punya waktu untuk mengatur kejutan ini.

Aku memetik banyak sekali bunga untuk menghiasi patio, aku mengeluarkan satu-satunya lilin yang kusimpan untuk kesempatan yang istimewa, dan malam ini adalah saat yang istimewa itu.

Setelah semuanya selesai, aku menjemputnya dari dapur, dia setengah mengomel sambil mengatakan bahwa ikannya belum selesai dimasak semua.

"Lupakan ikannya dulu" aku menariknya ke arah kamar dan memberikan gaunnya yang belum pernah dipakai sejak kami terdampar disini, "Mandi lah, pakai ini dan berdandanlah yang rapi"

Dia melihat gaun yang kupedang "Gaun? Ada apa ini?" tanyanya.

Aku hanya tersenyum sambil menyodorkan gaun padanya dan mendorongnya ke arah kamar mandi. Dia melihatku bingung tapi menurutiku sambil memutar matanya "Dasar aneh"

Setelah itu aku segera ke dapur untuk menyiapkan dua hidangan dari ikan yang telah dibersihkan oleh Kajol, menaruhnya di patio dan kembali untuk menunggu Kajol selesai berdandan, dia terlihat cantik sekali, aku memberikan lenganku padanya dan dia melingkarkan tangannya padaku, dia masih mengomelkan tentang ikan yang belum selesai dia kerjakan tapi kata2nya langsung berhenti saat dia melihat patio yang sudah kuhias dengan indah.

"Shahrukh, ini indah sekali" katanya dan aku memberikan karangan bunga yang kusembunyikan di balik semak "untuk kekasihku tercinta, dia tersenyum terharu dan memelukku, aku mencium dahinya mesra dan dia mencium pipiku

"Jadi, ini kencan istimewa?" Katanya tersenyum.

Aku hanya tersenyum sambil menarik kursi untuknya, kami menikmati makan malam romantis ditemani cahaya lilin kecil dan rembulan yang indah menambah efek romantis. Kami saling menyuapi, bahkan tindakan sekecil itupun terasa romantis saat ini.

Selesai makan, kami berjalan-jalan di tepi danau sambil bergandengan tangan, kemudian kami duduk di bangku panjang yang kubuat di tepi danau, aku meletakkan tanganku ke pinggangnya dan Kajol merebahkan kepalanya ke pundakku.

"Terima kasih makan malamnya, sangat romantis sekali" bisiknya sambil mengangkat kepalanya dari bahuku dan menatapku.

Aku menatap ke dalam matanya dan memegang kedua tangannya "aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang, apakah kita akan selamanya berada di sini atau tidak, tapi selama kita disini, maukah dirimu selalu bersamaku? Kita lupakan apa yang ada di luar sana dan membangun hidup kita yang baru disini, bersama?" tanyaku lembut.

Matanya berkaca-kaca, untuk sesaat keheningan melingkupi kami, Kajol seperti sedang berusaha mencari kata yang tepat untuk menjawabku dan aku bersiap untuk mendengar penolakannya saat tiba-tiba saja dia memelukku dan berbisik didadaku, "aku tidak tahu apa yang menanti kita di masa depan, tapi aku percaya padamu, aku mencintaimu dan kalau memang takdir lah yang telah membawa kita ke pulau ini, aku ingin membangun hidup yang baru di sini, bersamamu".

Aku tidak bisa mengungkapkan kegembiraanku, aku melihat padanya dan berkata, "bulan lah yang menjadi saksi kita malam ini" dan menunduk untuk mencium bibirnya lembut, bibir dan perasaan kami bersatu dalam ikatan yang tidak kasat mata dan malam itu kami memadu kasih dengan kesadaran kami sendiri, menikmati setiap detik kami bersama dan sejak saat itu, kami seperti tak terpisahkan.

Takdir telah memberikan kami kesempatan untuk memulai kehidupan yang baru di tempat ini, mungkin Tuhan berikan kami kesempatan untuk mendapatkan hidup bahagia selamanya, tapi ternyata sesuatu yang terlalu indah memang biasanya tidak bertahan lama, semua ini hanya sekedar impian, dan seperti mimpi lainnya, mimpi ini juga akan berakhir dan kami harus bangun untuk menghadapi kenyataan saat kenyataan datang mengetuk pintu rumah kami. Benar-benar mengetuk.

**************************************************************

Diluar sedang hujan deras dan kami sedang membaca salah satu buku Kajol untuk yang entah keberapakalinya, lebih tepatnya Kajol yang membacakannya untukku, aku hanya memeluknya dan menikmati betapa cantiknya dirinya saat sedang serius membaca, dia selalu terlihat cantik dalam kondisi apapun, bahkan saat dia menjerit dan melompat sambil ketakutan saat pertama kalinya dia mencoba membunuh ikan yang akan dimasaknya, dia terlihat sangat mengemaskan dan setiap kali ada makanan yang tersisa di wajahnya, aku selalu terdorong untuk menjilatnya langsung dari wajahnya, yang akhirnya dapat kulakukan sejak malam kami saling berjanji dengan bulan sebagai saksi, walaupun biasanya hal itu selalu berakhir di kamar tidur, dan aku baru menyadari bahwa mendengarkan orang yang kita cintai membacakan buku bisa terasa begitu menenangkan.

Kajol akhirnya menguap dan menutup bukunya, aku tersenyum dan mengendongnya menuju ke kamar, saat tiba-tiba kami mendengar ada yang mengetuk pintu, kami begitu terkejut hingga untuk sesaat aku hanya berdiri mematung dan Kajol menatapku bingung, kemudian suara ketukan terdengar lagi bersamaan dengan suara orang yang bertanya "ada orang di rumah?"

Aku menurunkan Kajol dan dia berdiri di belakangku saat aku menuju pintu untuk membukanya.

Orang2 tersebut ternyata adalah peneliti tanaman yang baru saja mendarat di pulau ini beberapa minggu yang lalu, mereka menemukan pesawat yang rusak dan makam yang kami buat untuk para pilot dan bodyguard dan menarik kesimpulan bahwa pasti ada korban selamat yang menguburkan para korban meninggal dan mencoba untuk mencari kami.

Mereka bilang minggu depan akan ada helikopter yang akan datang untuk mengantarkan makanan dan keperluan mereka dan kami bisa ikut bersama helikopter itu untuk kembali ke kota.

Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan mereka dan menawarkan untuk menginap di rumah kami tapi mereka menolaknya, mereka punya base camp sendiri tak jauh dari sini, mereka akan datang menjemput kami saat helikopter datang.

Bantuan yang kami nanti-nantikan akhirnya datang, tapi kami tidak merasa senang sama sekali, ini berarti dunia kecil kami hanya punya waktu satu minggu saja sebelum kami harus kembali ke kehidupan nyata, entah bagaimana kami akan dapat bersikap seperti biasa sebelum semuanya terjadi atau bagaimana kami harus hidup terpisah nanti

Ketika Takdir MenyapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang