Akhirnya pernikahan dilaksanakan sebulan setelah lamaran resmi. Suasana haru menyelimuti prosesi sakral tersebut.
"Saya nikahkan Fahizal Rachman dengan Rizki Yuliana dengan mas kawin seperangkat alat shalat dibayar tunai."
"Saya terima nikahnya Rizki Yuliana dengan maskawin tersebut." Ketika Ijal mengucapkan janji suci, jantung Nana berdegup tak menentu, kembang kempis dadanya. Begitu juga dengan Ijal.
"Sah?"
"Sah!" Suara para hadirin membuat Nana dan Ijal tak bisa menahan selaput bening yang menetes deras membanjiri pipi mereka.
"Alhamdulillah! Al-Fatihah!"
Akhirnya mereka sudah halal. Dan apa yang mereka harapkan sudah terpenuhi. Sudah tidak ada tembok besar yang membatasi mereka berdua.
"Selamat ya Na!" Nisa berlari dan langsung memeluk Nana. Air matanya menetes setetes demi setetes, ia tak kuasa menahan haru.
"Lho kok lo nangis sih?" Tanya Nana.
"Gue terharu Na. Gila! Kalian udah halal aja. Apa nggak kecepeten? Baru 19 tahun lho." Tanya Nisa.
"Insha Allah enggak Na, lebih cepat lebih baik."
"Selamat ya bro! Wedyan udah halal aja lo!" Nursandika memeluk Ijal.
"Cewek tuh butuh kepastian bro, jadi jangan cuma ngomong doang." Ijal merangkul seorang wanita yang sudah halal baginya.
"Gue tunggu ya undangan dari kalian." Nana menggoda kedua Sahabatnya itu.
Satu tahun kemudian..
Ijal dan Nana sedang bersiap-siap pergi ke acara walimahan.
"Sayang cepetan dong nanti telat nih."
"Iya bentar lagi pake jilbab." mereka berangkat menaiki motor ninja yang baru saja mereka dapat dari hadiah pernikahan yang diberikan oleh atasan Ijal. Ijal bekerja di sebuah perusahaan besar di jakarta.
.
"Akhirnya lo nikah juga!" Kata Ijal pada Nursandika.
Ijal dan Nana tidak menyangka Nursandika akan menikah dengan Nisa.
"Wah makasih ya kalian berdua udah dateng." Nisa bercipika-cipiki dengan Nana.
"Berdua? Berempat kali." Nana mengelus-elus perutnya.
"Berempat? Kamu..." Nana hanya mengaggukkan kepalanya.
"Waahh.. Selamat ya.." Nisa turut senang dan memeluk Nana.
"Berarti di perut istri lo ada 2 bayi dong." Tanya Nursandika pada Ijal.
Ijal hanya menganggukkan kepalanya dan tak lupa dengan senyum manisnya.
"Besok kalo udah lahir kasih gue satu ya?" Canda Nisa.
"Enak aja, bikin sendiri dong." Mereka bertiga tertawa dengan perkataan Nana.
Seperti para calon ibu lainnya, Nana juga merasakan yang namanya ngidam.
"Sayang, aku pengen rujak deh. Tapi yang buat kamu sendiri. Mau ya? Ini anakmu lho yang pengen." Nana ingin sekali dengan rujak buatan Ijal, karena dia belum pernah merasakan rujak buatan Ijal.
"Tuh bini lo ngidam tuh, turutin gih! Lo nggak mau kan kalo anak lo ngileran?" Goda Nursandika.
"Iya bentar ya sayang, kan lagi nggak di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Idolaku Pacar Halalku [COMPLETED]
Romance#909 dalam romance 14/05. Seorang wanita belia yang berhasil merenggut cinta sang pujaan hati.