penebusan

166 16 4
                                    

Sesosok pria berjalan dengan tergesah gesah di lorong sebuah ruangan ber cat putih gading. Derap langkahnya terdengar bergema hingga di ujung koridor lorong. Serasa hidup dan matinya akan di tentukan setelah melihat gambar yang setengah jam lalu ia dapat dari ponsel.

Keringat mulai membasahi sebagian kemeja biru laut bergarisnya. Ia bahkan tak sadar rambut pomadenya kini sudah tak beraturan letaknya. Dengan setengah berlari ia ingin segera mengakhiri ketegangan ini.

Bagai diguyur air sejuk, begitu pula perasaannya. Lega. Ia tak mungkin bisa melanjutkan hidup bila terjadi sesuatu pada gadis gendut di dalam ruangan itu. Dengan perlahan ia masuk ke dalam ruangan lalu memegang jemari gadis itu, masih tersemat cincin pemberiannya semalam.

Ia serius dengan setiap perkataannya, termasuk mempersunting gadis ini. Aldy hanya ingin menjadi anak yang meringankan beban ayahnya di kubur. Tapi, ia tak mungkin mengakui begitu saja bahwa ayahnya adalah sahabat ayah gadis ini. Lelaki yang telah menipu keluarga mereka hingga berkeadaan semenyedihkan ini.

Gelambir di pergelangan tangan Tasya mulai terlihat, tanda berat badannya turun drastis. Ia harus bertanggung jawab. Dan biarlah semua tetap menjadi rahasia. Hingga Tuhan menentukan apa ini memang takdir atau kebetulan semata.

Aldy tahu caranya salah. Tapi, ia tak bisa mengabaikan permintaan terakhir ayahnya. Untuk menikahi Tasya, mengurus keluarga mereka, tapi tetap bungkam siapa dirinya.

Ini sulit. Karena dia pasti tak akan bisa menahan laju perasaan, hanya masalah waktu dan pertahanan hatinya akan runtuh, Tasya memiliki kualitas untuk dicintai, diperjuangkan.

Aldy masih memperhatikan wajah Tasya lamat lamat, kemudian mengecup dahinya beberapa detik untuk memastikan gadis itu akan segera pulih, segera bersamanya.

Bunyi langkah kaki lain membuat Aldy menyudahi sesinya. Berjalan keluar ruangan lalu memastikan rencana melamar Tasya tiga hari lagi akan berjalan mulus. Ia harus menyelesaikan urusan ini secepat yang ia bisa.

***
Aldy melihatnya, bagaimana cara Tasya kikuk setelah kejadian di Rumah sakit waktu itu, setelah kejadian lamaran itu, Dimas melarangnya melakukan sesi challenge donat bersama Tasya.

Akhirnya, ia terduduk diam sembari mendengarkan ultimatume Ratu Donat lain. Keisya.

"Kau berhak egois untuk memperjuangkan kebahagiaanmu, berhentilah mengalah dan dapatkan Tasya" ucapnya membuat Aldy tersedak.

" baiklah keisya, mungkin cara bicaramu agak frontal, tapi bagaimana kau bisa tahu?"

"Hanya orang buta yang tak bisa melihat tatapanmu pada Tasya, kau menginginkannya, entah sebagai apa. Tapi ku rasa kau harus berjuang karena dalam pemenuhan kebutuhan rasa egois memang diperlukan, sesi kita berakhir. Pulanglah" tandas Keisya dalam satu nafas.

Aldy hanya mengangkat bahu malas, walau dengan ekspresi menolak sesinya berakhir begitu saja. Keisya memang cocok untuk pekerjaan ini. Fikir Aldy lalu berjalan menuju kasir. Membayar dan mendapat tatapan tajam Alifah setelah kejadian lamaran itu.

***

Kalau untuk bahagia harus egois, maka ini adalah hal paling benar yang akan ia lakukan, melamar Tasya. Setelah sekian hari menanggung janji untuk Ayahnya, rasanya tersiksa mengetahui misinya menikahi gadis gendut itu masih saja tertunda.

Dengan menahan bau selokan  juga gigitan nyamuk  yang menyengat, Aldy bersandar di tembok gang gang sempit perumahan kumuh, menjaga Tasya.

Walau gendut, Tasya tetap gadis yang manis, dan melewati jalan sepi ini sendirian sama saja mengundang kejahatan. Hampir setiap malam setelah selesai dengan rutinitasnya di kantor. Aldy akan menunggu gadis itu bersama nyamuk dan juga suara jangkrik yang bersahut sahutan.

Tasya melengos begitu saja, seperti biasanya, Aldy yang sudah memakai jaket dan masker mengikutinya dengan jarak 5 meter.

Aktivitas rutin itu mulai Aldy nikmati entah karena diselingi suara lirih Tasya yang bernyanyi atau sedang berbicara sendiri. Mana ada manusia yang tahan dengan kepolosan Tasya? Pasti semua akan jatuh hati, minimal tertawa saat melihat senyumnya.

Aldy kemudian berhenti di warung yang tak jauh dari rumah Tasya, pura pura memesan padahal hanya menunggu moment yang tepat untuk balik kanan setelah memastikan Tasya masuk ke dalam rumah dengan aman.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang