Pagi sudah datang menyapa. Tapi seperti biasa, Hermione masih meringkuk diatas kasur. Setelah selesainya hubungan dirinya dengan Draco, Hermione merasa Ia tidak punya lagi tujuan untuk menyambut hari.Biasanya, pagi-pagi seperti ini, Ia akan buru-buru bangun dan bersiap karna ada yag menunggunya di lorong arah danau hitam untuk sekedar saling menyapa. Tapi sekarang, koridor itu selalu kosong.
Beberapa kali Hermione lihat kesana, tapi tidak ada apa-apa. Ia merindukan sosok jangkung yang selalu bersandar ditembok tinggi itu dengan satu tangan yang dia masukkan kedalam saku celananya untuk menyambut kedatangan Hermione.
Gadis itu merindukan sosok Draco yang diam-diam tersenyum padanya saat di dalam kelas. Dan yang paling Ia rindu adalah, duduk bersama di bawah pohon depan danau hitam. Bersamanya.. bersama Draco.
Dia sedang apa ya sekarang?
"Sampai kapan kau seperti ini?"
Hermione menoleh. Ia mendapati Ginny yang sedang berdiri di samping ranjang.
"Kalau kau tersiksa memilih Ron, kenapa kau harus memilihnya?" Tanya Ginny yang suaranya mulai meninggi. Ron memang kakaknya, tapi Ia juga tidak bisa melihat Hermione seperti ini. Lagipula, Ia tidak mau melihat Ron hidup dengan seseorang yang mencintai orang lain.
Hermione mencoba bangkit. Ia duduk dipinggir kasur seraya merapikan rambutnya.
Menghela napas sebentar, "Aku yakin suatu saat nanti aku akan kembali seperti Hermione yang dulu."
Ginny mendengus, "Jangan paksakan dirimu."
"Aku tidak mau hubungan kita semua menjadi hancur hanya karna aku memilih Draco."
Pandangan Ginny yang tadi menajam, mulai melembut. Ia duduk disamping Hermione dan menepuk pundak gadis itu sekali.
"Apapun keputusanmu akan selalu aku dukung. Tapi kumohon jangan sakiti dirimu sendiri. Kau sudah seperti kakakku sendiri. Aku yakin, Ron pun pasti akan mengerti. Harry juga. George, mom, dad. Mereka pasti mengerti tentang perasaanmu."
Hermione tersenyum kecil. "Sudahlah, Gin. Aku mau melupakan semuanya. Aku mau melupakan Draco."
Gadis itu berdiri lalu berjalan menuju kamar mandi. Ia menoleh sedikit kearah Ginny yang masih terus menatapnya.
"Karna bagaimanapun.. ini hanya sebuah.. kesalahan."
Kesalahan yang menguburku hidup-hidup. Memaksa setiap hembus napasku untuk berhenti. Apa ini balasannya? Apa sesakit ini?
***
Aula besar sangat ramai siang ini. Hermione dan Ginny datang dengan raut wajah kebingungan. Dilihatnya semua anak yang tengah berdesas-desus membicarakan sesuatu.
Hermione dan Ginny duduk di hadapan Harry dan Ron. Entah kenapa wajah kedua pemuda itu tampak tidak tertebak. Mereka berdua memandangi Hermione lekat-lekat.
"Ada apa?" Tanya Hermione. Perasaannya semakin tidak enak. Ia mengedarkan pandangannya keseisi aula besar. Tapi Ia tidak menemukan orang yang dicarinya.
Pemuda itu.. tidak ada.
"Bagaimana hasilnya, Harry?"
Harry bergeming.
"Harry katakan padaku!" Desak Hermione.
Jantungnya bergemuruh kencang. Tangannya kini mulai bergetar. Air mata pun sudah tak sanggup Ia tahan. Mengalir begitu mulus di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Heart [DRAMIONE]
Fanfic[COMPLETED] Dramione Fanfiction : Hermione Granger X Draco Malfoy Cover : by Carey_san