3. MOS Hari 1

57 4 4
                                    

Author. POV

Hari ini adalah hari pertama Alvira Prandhita Abraham untuk memulai semester awal di sekolahnya yang baru.

Dimana lagi kalau bukan, SMA Pertiwi.

TEMONday.

Sebutan itu dari Vira, sih. Hm.. Tau 'kan Temon si komedian koplak temennya Abdel? Ya, sesial kehidupan Temon itu lah hari Senin bagi Vira.

Dan kalian pasti tahu, apa yang akan dilakukan ketika hari pertama masuk sekolah. Ya, adanya MOS (Masa Orientasi Siswa). Kalau sekarang sih, MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Tapi-- mau namanya MOS, mau namanya MPLS intinya itu sama.

Semua sama-sama berkaitan dengan OSIS dan siswa baru.

Dimana terdapat hukum yang berlaku:
1. Senior selalu benar, dan
2. Jika senior salah kembali ke pasal pertama.

Halah, jaman apa sih ini tuh?

***

Alvira sengaja tidak berangkat bersama kakaknya-- Sean. Dia tidak mau menjadi sorotan seperti ketika dia SMP. Karena kakaknya yang most wanted di sekolah. Bahkan, sekolah lain pun tahu siapa Sean Fraditya Abraham.

Dan kalian tahu bagaimana rasanya menjadi adik dari seorang most wanted?
Mungkin kalian bisa gila karena ulah dari fans fanatik kakak kalian. Atau mungkin notification handphone kalian bisa jebol.

Juga, Vira ingin memiliki teman sejati yang tidak mementingkan materi karena dia cucu pemilik sekolah dan bukan karena dia adalah adik dari Sean.

***

Siswa-siswi baru sudah berkumpul di lapangan untuk upacara pembukaan MOS atau MPLS.

Mereka dengan seksama mendengarkan pidato ketua OSIS SMA Pertiwi yang terkesan, irit ngomong, dingin, dan-- cuek bebek, Eh? Sebenarnya kebanyakan murid, terutama para siswi. Bukannya mendengarkan, tetapi serius memperhatikan wajah sang keua OSIS yang terkenal ganteng itu.

Hanya satu siswi yang terlihat tidak menyimak, tetapi malah mendengarkan lagu dengan earphone yang menyumpal telinganya.

'Dasar pencitraan,' gumamnya pelan. Dan itu ditujukannya pada sang ketua OSIS yang sedang berbicara di atas mimbar.

Sean tahu jika adiknya itu sama sekali tidak mendengarkannya. Karena Vira tipikal orang yang tidak suka mendengarkan ocehan orang lain, kecuali kedua orang tuanya.

"Selamat dan sukses!"

Setelah kalimat itu, Sean langsung mengakhiri pidatonya yang benar-benar singkat. Hanya selamat, sukses, terimakasih, dan ucapan-ucapan tambahan lainnya. Lalu, Sean berjalan turun dari mimbar dan pergi entah kemana. Ya, berbeda 180 derajat jika Sean di depan umum dan di rumah.

Di rumah dia blak-blakan di umum dia-- Tahu sendiri, lah?

Tenang aja, kalo dia udah di dalam lingkup organisasi. Sean selalu profesional, kok.

***

Upacara masih belum selesai juga, dan Vira--- masih setia mendengarkan lagu-lagunya.

"Hei, kamu!! Baris nomer tiga dari selatan, urutan ke lima, rambutnya dikucir dua. MAJU!!" Ujar Fajar menggunakan mic, sambil menunjuk ke arah Vira.

LOVE & RACE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang