Chapter 3

16 1 0
                                    

"Demi harumnya Symbeldmine...." matanya yang masih tak percaya tentang apa yang dilihatnya.

"Eolynda? Eummm... Aku.. ehh.."
"Kau apakan kamarmu? Dan tentunya.. Waw dirimu!" ia memperhatikan Aurum dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan sangat detail.

"i..ini... gaunku?" jawab Aurum bimbang. Eolynda hanya mengangguk mengernyit. "Lalu semua ini? Apa?" ia mengarahkan tangannya keseluruh kamar yang dipenuhi potongan kain merah dan tali, juga benang, serta jarum yang hampir ia injak sendiri.

"ini gaunku.." jawaban yang sama, Eolynda sungguh tidak paham maksudnya. "Aku sedang merombak gaun lamaku tadi...". Seketika kerutan dikening Eolynda menghilang dan berubah menjadi sebuah senyuman terkejut sekaligus bangga dibibirnya.

"benarkah?" tanyanya kecil. Aurum hanya mengangguk dengan yakin. "aku ingin lihat hasilnya..." Aurum pun kembali meng-iyakan dan menuju ruang gantinya.

Berselang beberapa waktu, Aurum pun keluar dengan gaun berlengan transparan hingga sikut dengan bentuk leher V, ditambah dengan gelang yang menyambung dengan kain transparan senada dengan warna kain lengannya tersebut. Gaun merah panjang semata kaki dengan belahan panjang disamping memperlihatkan kaki kurusnya yang terbalut celana kulit hitam. Dipadukan dengan flatshoes hitam ber-list-kan benang emas.

"Waw... Aurum. Aku masih tak percaya kau yang membuat gaun ini dengan tanganmu sendiri..." mata Eolynda terlihat berbinar melihat gaun menawan Aurum.

"Ya.. Kalau tak percaya kau bisa memakai yang itu.." Aurum menunjuk kearah gaun yang satunya.

"Kau juga membuat yang ini?"

"Akukan memadukan 2 gaun lama, ya.. ototmatis ada 2 gaun juga kan.. Nah, karena aku hanya punya satu tubuh, jadi aku berikan ini kepadamu Lynda..." Aurum menyerahkan gaun yang lain pada Eolynda dengan senyuman manis.

"Waw.. Suatu kehormatan tuan putri, aku bisa mengenakan gaun rancanganmu." ujar Eolynda sedari membungkuk.

"Ah..kau! Tak usah berlagak formal didepanku.. Sudah pakai saja itu!"

"Baik... Baiklah!..............Tuan putri" Eolynda kembali membual dan kali ini dengan tawa geli.

"Lynda! Cepat sana!" Aurum menepuk punggung Eolynda kesal, tetapi tetap tertawa karenanya. Eolynda pun langsung masuk keruang ganti Aurum.

***

"Kau ini kakakku yang bajunya selalu kotor dan usang atau putri dari negri lain?" ujar Arman dengan mata yang sedari tadi tak henti-hentinya memperhatikan Aurum dari atas kebawah sedari menunjuk tangannya.

"Kau sendiri? Kau itu adikku yang selalu aku kalahkan dalam latihan atau pangeran tampan dari negri lain?" Aurum melakukan hal yang sama. Mereka sama-sama terkejut dengan penampilan saudara mereka sendiri.

"Sudahlah! Kalian memang pangeran dan putri negri lain yang kebetulan berada dirahim permaisuriku 18 tahun yang lalu! Ayo!" Raja Fangard menarik kedua telunjuk yang saling menunjuk itu, tetapi tatapan keduanya tak kunjung sirna, masih saling tak percaya dengan mulut terbuka.

***

Suasana meriah hari Flainorington pun langsung terasa begitu terompet raksasa Faëldorg ditiupkan dengan kerasnya, dan tepat saat itu seluruh kerajaan pun bersorak riuh.

Pesta pun dimulai, Aurum dan Arman sudah berbaur dengan yang lain, memulai beberapa aktivitas favorit mereka.

"Aku akan mengalahkanmu tahun ini Aurum!"

"Teruslah bermimpi tentang itu Arman! Mimpi itu bagus untuk mengetahui kesehatanmu...." Aurum pun mulai dengan membungkuk hormat kepada Arman, begitu pula sebaliknya.

Sword Of The ArcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang