5.Nothing happen, right?

816 93 5
                                    

Ke lima namja tampan itu berjalan beriringan memasuki YG building. Pagi tadi sang manager memberitahukan jika CEO Yang, appa YG ingin bertemu mereka. Sudah bisa ditebak bukan apa yang akan ia bicarakan?

Kabar pingsannya Tae Hyun tentunya sudah sampai ke telinga pemilik YG itu. Ia selalu mengawasi semua yang dilakukan 'anak-anaknya' ,bahkan untuk hal-hal kecil sekali pun.

Setelah dipersilahkan masuk mereka duduk di sofa later L yang berada di tengah ruangan itu. Berhadapan langsung dengan namja paruh baya yang selalu mereka segani.

" ya.....aku sudah menyediakan dokter untuk kalian bukan?...
Jika kalian merasa dokter dariku tidak cukup baik maka minta uang padaku dan cari dokter yang kalian suka........" menyandarkan punggung dengan mata terpejam. CEO Yang mempunyai logat yang unik jika berbicara.

Tak ada satupun dari mereka yang berani menjawab. Bahkan mengangkat kepala pun mereka merasa takut.

" jujur saja,apa sebenarnya yang terjadi padamu Tae Hyun-ah, tak biasanya kau seperti ini....... Kau tahu bukan aku mengeluarkan banyak uang untuk album ini. Kalian tahu apa yang membuat BIGBANG bisa bertahan sampai saat ini? PROFESIONALITAS!. Jadi.......jangan sia - siakan apa yang sudah ku beri untuk kalian " membuka matanya dengan perlahan. Ia memang sering sekali membanggakan anak didiknya yang satu itu.

" nde......... " jawab Tae Hyun pelan.

Ia cukup tahu diri untuk tidak membantah atau membela diri. Prinsip di sini hanya satu . Semua yang tak berjalan sesuai rencana adalah kesalahan, dan tak ada yang namanya toleransi.

****

Mino dan Tae Hyun berjalan beriringan menuju cafetaria, sementara member yang lain sedang melakukan urusan di ruangan sang manager. Mereka memesan enam cup americano dan membawanya menuju ruangan sang manager.

" seharusnya kau memesan susu tadi, itu lebih baik untukmu sekarang" ujar Mino yang berjalan di samping Tae Hyun.

" dan membiarkan semua orang tahu kalau aku sedang hamil saat ini? "

" Tae Hyun-ah, apa kau yakin akan mempertahankannya? " Mino menghentikan langkahnya dan memandang Tae Hyun penuh tanya. Membuat Tae Hyun dengan spontan ikut berhenti dan memandangnya.

" Mino.....bisakah kita tidak membicarakan hal ini lebih lanjut? . Biarkan semuanya berjalan seperti biasa seperti saat sebelumnya, dan izinkan aku memilikinya sekarang. Jika waktunya sudah tepat, kita bicarakan hal ini lagi" Tae Hyun tampak tidak yakin dengan kalimatnya sendiri.

Mino tak lagi berkomentar, ia membawa tangannya untuk mengusap pipi mulus milik kekasihnya itu. Tersenyum dengan hangat untuk menghargai keputusan Tae Hyun. Sebenarnya ia pun menginginkan bayi itu, tapi mengingat kata-kata CEO Yang membuatnya seolah berada di antara dua pilihan tersulit dalam hidupnya. Kariernya atau sebuah nyawa yang tak berdosa, anaknya sendiri.

Tak ingin terlalu lama terjebak dalam pemikirannya sendiri, Mino segera mengalihkan tangannya untuk menggenggam tangan Tae Hyun dan kembali menuju ruangan sang manager .

****

Seorang yeoja tengah duduk di dalam sebuah bilik kamar mandi dengan tangan bergetar menggenggam ponselnya sendiri. Pandangannya kosong dan bibirnya bergetar.

" N-nam Tae Hyun......ha-hamil? Dan i-itu anaknya Mino....? " gumamnya tak percaya.

Ia adalah Han Yeon Hee, salah satu karyawan di YG entertainment. Saat ia akan melewati lorong di lantai 3 ia tak sengaja mendengar percakapan mereka dan mengetahui fakta mengejutkan itu.

Setelah Mino dan Tae Hyun meninggalkan tempat itu ia segera bergegas menuju toilet dan mengunci dirinya di dalam bilik yang sekarang ia tempati. Tubuhnya masih bergetar hebat, antara terkejut dan bingung.

Ia bisa saja langsung menyebarkan berita ini pada salah satu wartawan kenalannya atau mengunggahnya di sns. Tapi bagaimana dengan kariernya? Tidak mudah untuk bisa bekerja di YG dan belum tentu ia bisa mendapatkan pekerjaan di tempat lain.

Setelah menenangkan dirinya sejenak Yeon Hee kemudian keluar dari bilik itu, menuju westafel dan membasuh wajahnya.

" tidak ada yang terjadi Yeon Hee-ya, kau tidak pernah mendengar apapun." ujar Yeon Hee pada bayangannya sendiri di depan cermin." nde, tidak ada yang terjadi bukan?" ia meyakinkan dirinya sekali lagi sebelum menghembuskan nafasnya pelan dan keluar dari toilet itu seakan tidak ada yang terjadi sebelum ini.

****

Hai readers-nim akhirnya chapter ini terbit juga. Mian lama updatenya, maklum cuma bisa connect internet di sekolah, karena ini libur panjang jadi rada susah updatenya. Ditambah lagi laptop yang rusak, jadi susah cari inspirasinya. Oh iya, urutan ceritanya itu sebenarnya sentimental - step up - choice - baru confused - setelah itu baru chapter ini nothing happen right? Nantikan chapter selanjutnya yang akan segera terbit. Jangan lupa vote and comment yang banyak.;-);-)

PRICKEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang