Happy reading it guys... ! :)
***
Kenzo kembali ke kotanya setelah mengunjungi pesantren As-syifa dan menginap di rumah Kyai Umar.
Dalam perjalanan ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata-rata melewati gedung-gedung pencakar langit yang memancarkan cahaya dari lampu-lampu listrik sehingga menghiasi gemerlapnya ibu kota di langit malam.
Kegiatan yang saat ini sedang ia lakukan, membawa ingatannya pergi jauh menerawang ke tragedi yang membuatnya cukup trauma dan nyaris mengakhiri hidupnya kala itu.
FLASHBACK ON
Malam itu sekitar pukul dua lebih limabelas menit, hujan deras mengguyur ibu kota Jakarta yang barusaja menyelesaikan pesta kembang api untuk memeriahkan malam tahun baru.
Dua orang remaja laki-laki dan satu orang remaja wanita, sedang berkumpul menikmati secangkir cocktail dengan kadar alkohol relatif tinggi yang mereka pesan dari pelayan kafe, tak lupa sebuah bong shisha dengan hookah tobacoo rasa almond yang mereka nikmati bergantian dari selang yang terpasang dipinggiran bongnya.
Ketiga remaja itu bercengkrama menikmati malam yang terasa indah bagi mereka, malam yang penuh kebebasan untuk menikmati kemewahan hidup yang sesungguhnya.
Lagu Marvin Gaye milik Charlie Puth menggema indah di kafe, menari-nari bersama dengan perasaan mereka yang sangat bahagia.
Hingga jam menunjukkan pukul tiga tengah malam, hujan mulai reda tapi tetesannya masih setia membasahi bumi.
Ketiga remaja itupun melanjutkan perjalanannya menuju puncak di daerah Bogor menggunakan sebuah mobil audi yang dikemudikan oleh salah seorang dari kedua remaja laki-laki belum cukup umur tersebut.
Kenzo, begitulah ia disapa oleh kedua temannya. Jiwa muda yang ada dalam diri Kenzo, membuatnya melajukan kecepatan di atas rata-rata membelah jalanan ibu kota yang cukup sepi malam itu.
Satu jam dalam perjalanan menuju puncak, hujan yang tadinya mulai reda malah semakin deras mengguyur kota.
Glegarrr…, tiba-tiba suara petir dengan kilatnya menyambar sebuah pohon rindang dipinggir jalan raya.
Kenzo yang mengemudikan mobilpun terkejut dan dengan cepat membanting stir seketika kearah kanan menghindari pohon yang akan tumbang.
Kejadian itu membuat kedua orang teman Kenzo terbangun dari tidurnya. “KENZO … AWAS!” teriak Karin dan Alvin bersamaan dari kursi penumpang.
BRUKKK … sebuah truk pengangkut barang melaju dengan kecepatan penuh sehingga menghantam mobil audi yang dikemudikan oleh Kenzo sebelum dirinya sempat merubah arah lajunya ke jalur kiri.
FLASHBACK OFF
Selama tujuh tahun sudah Kenzo berusaha menghapus ingatan itu, tapi tak sedikitpun yang berhasil ia musnahkan karena kenangan indah maupun buruk takkan pernah bisa dilupakan kehadirannya.
Kenzo tahu betul bahwa kenangan adalah bagian dari kehidupan dan kenangan akan selalu merekam setiap moment dalam kehidupan yang tersimpan abadi didalam setiap ingatannya.
FLASHBACK ON
Kenzo merasakan cairan hangat mengalir disekitar bagian-bagian tubuh tertentu, seperti dahi, kaki dan lengannya.
Ia setengah sadar dan melihat kearah Karin yang ternyata keadaannyapun begitu memprihatinkan dengan kaki yang sepertinya robek dan mengalami patah tulang.
Sedangkan Alvin terhempas keluar dari mobil dan menghantam kerasnya lapisan aspal yang diselimuti genangan air dan darah dari tubuhnya.
Kenzo memegang keningnya yang terasa berdenyut, ia berusaha keluar dari mobilnya untuk mencari bantuan.
Dengan kesadaran yang masih tersisa, Kenzo berhasil keluar dari himpitan kedua mobil itu dan berusaha sekuat tenaga melangkah walau langkahnya sempoyongan.
Kenzo terus menyusuri pinggiran jalan raya yang disampingnya lebat akan pepohonan dan jurang, namun tak begitu dalam.
Hujan sudah tidak sederas tadi namun tetesan airnya menyentuh bagian luka disekitar tubuh Kenzo yang terasa amat menyakitkan.
Kenzo melihat sebuah gubuk dengan pencahayaan yang tak begitu terang dijarak sekitar sepuluh meter dari bawah jurang.
Iapun berusaha melangkahkan kakinya yang dirasa semakin sulit untuk digerakan. Dengan hati-hati ia berhasil melangkah walau hanya dua jengkal namun nahas dilangkah berikutnya Kenzo terperosok kedalam jurang karena tak kuat lagi menopang berat tubuhnya.
Kenzo terguling-guling dan berakhir dengan benturan keras dibagian tulang tempurung belakangnya yang mengenai batu.
Kenzo sudah tak merasakan kesakitan lagi, denyut jantungnya mulai melemah dan kesadarannyapun mulai hilang, cahaya dari sang rembulan perlahan meremang digantikan oleh kegelapan yang menjadi awal keterpurukan dalam hidupnya.
Malam itu merupakan malam terakhir Kenzo dapat melihat matahari, bulan, bintang dan keindahan alam semesta lainnya.
FLASHBACK OFF
Cukup sudah, Kenzo tak ingin terus menerus memutar ulang kejadian itu, rasa bersalah dan penyesalan terus menghantuinya.
Biarkan kedua sahabatnya itu tenang dialam sana karena Kenzo tak bisa terus menerus menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi dalam hidupnya.
Seperti apa yang pernah Zahra katakan pada Kenzo ‘kita hidup bukan untuk menyesali apa yang telah terjadi tapi untuk merenungi kesalahan dimasa lalu agar menjadi lebih baik karena kita harus belajar dari kesalahan itu sendiri.’ Kata-kata itu terus terngiang ditelinganya seolah-olah ada Zahra bersamanya didalam mobil itu.
***
Thanks for reading my story...
See you soon in the next part :)Publish On Saturday, 4th Of February 2017, at 10.02 AM.
Regard
The Writer
![](https://img.wattpad.com/cover/86846366-288-k49442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Menuju Surga (Short Story)
SpiritualKemana aku harus melangkah jika tak ada cahaya yang menuntunku keluar dari kegelapan... Short story.