Happy reading it guys... ! :)
***
Sinar mentari mengintip dibalik tirai kamar Kenzo yang bernuansa hitam putih layaknya seorang pria dewasa yang memiliki style diatas rata-rata.
Suhu panas dari sang surya yang baru muncul di ufuk timur membangunkan Kenzo dari mimpi indahnya bersamaan dengan alarm yang terus-menerus berdering jikalau pemiliknya tidak segera bangun dan mematikannya.
Kenzo duduk dipinggiran kasur sambil menunggu lelembut dirinya benar-benar terkumpul.
Sudah satu hari berlalu ia mengunjungi pesantren As-syifa, namun ada satu hal yang membuat Kenzo belum bisa tenang disetiap tidurnya, ia belum sempat mengunjungi Zahra karena memang hatinya belum siap untuk bertemu Zahra.
Kenzo merasa ada ruang kosong dihatinya masih menyimpan rasa sakit yang Zahra timbulkan hingga saat ini.
FLASHBACK ON
Hari demi hari berganti begitupun bulan demi bulan terlalui, Kenzo dan Zahra semakin dekat hingga keduannya memutuskan untuk bersahabat.
Kehidupan Kenzo lambat laun menjadi lebih baik karena kehadiran Zahra yang selalu membangkitkan semangat didalam diri Kenzo.
Zahra seperti air yang terus menyirami bunga layu hingga bunga itu nampak segar dan tumbuh semakin indah.
Sama seperti bunga yang terus disirami air, semangat Kenzo sudah kembali berkobar akan menghanguskan setiap rintangan dan tantangan dalam kehidupannya, layaknya api yang menghanguskan bangunan menjadi reruntuhan puing-puing tak bersisa.
Dipesantren ini juga Kenzo dapat tersenyum dan merasakan bagaimana ia merasa disayangi dan dibutuhkan.
Suara rebana yang dimainkan grup marawis bersenandung indah bersama merdunya suara seorang wanita yang kini tengah menyanyikan lagu berjudul ‘Jagalah Hati’ diatas panggung, siapa lagi kalau bukan Zahra sang pemilik suara merdu.
Hari ini adalah perayaan didirikannya pesantren As-syifa yang juga bertepatan dengan hari dilahirkannya putri pemilik pesantren megah ini, Zahra.
FLASHBACK OFF
Jika mengingat hari itu hati Kenzo seperti ditikam ranjau yang tajam, begitu menyakitkan. Goresan luka dihati sungguh tak dapat ia hilangkan begitu juga dengan rasa sakitnya.
Kebohongan besar yang dilakukan Zahra tidak akan pernah bisa ia maafkan walaupun kebohongan itu dimaksudkan untuk tujuan yang baik.
FLASHBACK ON
Dalam kebahagiaan yang Kenzo rasakan, ada kesedihan tampak diwajahnya. Bahagia karena hari ini merupakan hari bersejarah bagi Zahra dan sedih karena hari ini ia harus berpisah dari Zahra.
Senyum yang begitu kentara diwajah Zahra menandakan gadis itu sangat bahagia, tapi Kenzo tak pernah bisa melihat kebahagiaan yang terpancar diwajah Zahra. Ia hanya dapat merasakan bahwa Zahra memang bahagia dihari itu walaupun matanya buta, tapi hatinya tidak buta.
FLASHBACK OFF
Perpisahan dengan Zahra membuat luka awal dalam hidup Kenzo sebelum akhirnya luka itu benar-benar tertanam didalam hatinya hingga menjadi sebuah kebencian yang ia sendiri tidak ketahui alasannya.
Mata Kenzo secara tak sengaja melihat sebuah amplop coklat yang dulu sempat akan ia buang ke tong sampah, tapi hati kecilnya tak sanggup melakukan itu semua.
Kenzo mengambil amplop yang terselip di rak bukunya. Amplop yang telah berada di rak bukunya selama lima tahun. Amplop yang menyimpan kenangan terburuk yang mengisi kehidupannya.
Melihat amplop itu dan memegangnya membuat Kenzo teringat pada seseorang. Tiba-tiba Kenzo merasakan ada sesuatu yang meneriakinya untuk menghapus kebenciannya pada Zahra.
Seperti terhipnotis, Kenzo segera bersiap-siap dan melajukan mobilnya kesuatu tempat yang sebenarnya ingin Kenzo kunjungi setiap saat, tapi apa daya kakinya tak pernah kuasa untuk melangkah ke tempat itu.
Namun hari ini, entah mengapa ia merasa ada kekuatan yang mendorongnya untuk pergi ke tempat itu walau sebenarnya Kenzo masih belum siap.
Mungkin karena kerinduan yang ia rasakan selama bertahun-tahun pada seseorang yang akan ia kunjungi. Sesampainya Kenzo ditempat tujuan terselip perasaan bersalah dan menyesal mengerumuni hatinya.
***
Kenzo's POV
Hari ini aku berada disebuah tempat dimana tak ada seorangpun yang ingin berada disini, tapi itu tak mungkin, karena Allah telah menentukan semuanya.
Tempat dimana kelak kita merasakan kedamaian dalam tidur yang sangat panjang. Sejenak aku termenung dalam balutan kesunyian yang megheningkan.
Aku menatap nanar sebuah batu nisan yang bertuliskan Azzahra Nur Azura binti Kyai H. Umar Al-Ghifari, seorang wanita yang menjadi penyemangatku dalam menjalani kehidupan bahkan sebenarnya dialah yang sangat membutuhkan semangat dalam hidupnya.
Aku menyimpan sebucket bunga lalu mengirimkan sebait doa untuk keselamatannya dialam sana.
***
Thanks for reading my story...
See you soon in the next part :)Publish On Thursday, 23rd Of February 2017, at 07.25 PM.
Regard
The Writer
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Menuju Surga (Short Story)
SpirituellesKemana aku harus melangkah jika tak ada cahaya yang menuntunku keluar dari kegelapan... Short story.