Chapter 7 : Red Eyes

410 29 0
                                    

Minato berjalan di hutan dengan teman-teman sekelasnya. Sinar matahari menerobos dedaunan. Membentuk garis-garis cahaya indah hingga ke tanah. Hari itu kepala sekolah mengajar mereka tentang hewan-hewan sihir langka. Mereka akan melihat phoenix dan burung hantu putih. Burung-burung itu terbilang langka di sana.

"Aww."

Minato tersandung sesuatu. Ia terjatuh ke tanah.

"Apa ini ? Akar tidak mungkin setipis ini. Rasanya seperti tali. Ah iya tali cokelat itu," pikir Minato.

Ia melihat tali cokelat melintang di antara dua pohon yang dilewatinya.

"Kau tidak apa ?"

Fugaku bertanya pada Minato.

"Tidak apa-apa. Hanya tersandung tali."

Minato kembali berdiri. Ia membersihkan seragamnya yang terkena tanah.

"Tali ? Tidak ada tali di sini."

Fugaku mencari tali di sekitar situ. Namun ia tidak melihat apa-apa.

"Fugaku tidak melihatnya ? Ini aneh."

Minato menyentuh tali itu sekali lagi. Warnanya cokelat seperti tanah, namun tali ini sedikit lebih muda. Dan tali itu sedikit lebih mengkilap.

*SREK SREK SREK*

"Fugaku, kau dengar itu ?"

Minato berhenti bergerak. Ia mendengar sesuatu. Tapi dari mana ? Ia melihat sekelilingnya. Tidak ada hewan yang terlihat melintas. Angin juga tidak ada.

"Tidak. Mungkin itu hanya perasaanmu saja."

Fugaku terlihat bingung dengan perilaku Minato. Perilaku Minato tidak biasa baginya, sangat berbeda.

"Ada apa dengannya ? Tersandung tali tak ada tali, mendengar suara yang aku tak dengar," pikir Fugaku.

"Ya sudah ayo jalan lagi."

Fugaku berjalan duluan di depan Minato. Minato mengikuti sahabatnya itu. Namun, ia mengangkat kakinya sedikit lebih tinggi. Ia tidak mau tersandung lagi.

"Hmm, aku berhasil."

Mata merah mengamati Minato dari balik semak-semak.

*KRING KRING KRING*

"Ah."

Kushina terbangun dari tidurnya. Bunyi bel itu mengejutkannya, sehingga ia sedikit tersentak.

"Mimpi macam apa tadi ?"

Kushina membereskan buku ke dalam tasnya. Kelas siang hari sudah selesai. Saatnya bertemu dengan Minato.

Kushina berjalan sambil memikirkan mimpinya yang aneh. Bagaimana Minato dan Fugaku bisa ada dalam mimpinya ? Ini aneh, ia baru bertemu dengan Minato beberapa hari dan dengan Fugaku baru berapa menit.

"Mungkin aku terlalu khawatir tentang Minato,"pikir Kushina.

Gadis berambut merah itu segera memburu langkahnya. Ia ingin bertemu pria berambut kuning itu lagi. Pria yang membuatnya merasa lebih bahagia.

"Kushina, bagaimana kelas terakhirmu ?"

Minato bertanya pada gadis itu, sesaat setelah gadis itu sampai.

"Lumayan. Aku tidak terlalu bisa menyalin benda ke dalam gambar tiga dimensi."

"Ooh itu. Kau harus—"

Kushina tenggelam dalam pikirannya. Gadis itu diselimuti oleh keraguan. Penjelasan Minato seperti angin lalu. Ia tidak mendengar satu patah katapun.

Forgotten PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang